Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, maka penting adanya komitmen yang merupakan sumber dari tingkat keterlibatan kepada dasar-dasar hidup Islami sebagai berikut:
1. Komitmen dalam Amal dan Jihad Fi Sabilillah
Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, tidak lain adalah ikhtiar perjuangan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yakni umat yang rela bertuhankan Allah Swt. semata dan rela menjalankan hidupnya dengan berpedoman pokok pada syariat Islam serta rela menjalankan hidupnya dengan mengikuti apa yang dari dan dicontohkan Muhammad Saw. Mereka bahagia dunia dan terlebih kelak di akhirat.
Barang siapa ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Wajib baginya surga (H.R. Muslim).
Hidup sebagai muslim, muslimah itu, harus dilakukan dengan penuh komitmen, kesungguhan, tidak asal-asalan, tidak seadanya. Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, merupakan jalan fi sabilillah, maka dikerahkan segala kemampuan berupa pikiran, tenaga, harta, relasi, jaringan, dan anugerah Allah lainnya, itulah jihad bagi muslim, muslimah dalam hidup dan kehidupannya. Insya Allah lebih memberikan manfaat yang besar jika jihad tidak diartikan sekedar berperang berhadap-hadapan dengan kaum kafirin, atau para musuh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, di samping pentingnya jihad, juga tidak dapat dipisahkan dengan sabar, yakni sikap mampu, tahan dalam merasakan dan menghadapi segala macam hal yang merusak kehidupan sebagai muslim, muslimah, merusak alam lingkungan yang telah diciptakan Allah dengan sebenar-benarnya. Musuh tersebut bergerak dengan segala kekuatannya dan siasatnya dengan sangat cepat dalam berbagai bidang kehidupan misalnya: politik, perekonomian, pendidikan, teknologi, seni dan budaya. Hidup sebagai muslim, muslimah, walaupun pribadi sisa sendirian (sisa Allah sebagai saksi), maka janganlah/tidak boleh musuh itu, melunturkan ketahanan dan jihad untuk hidup sebagai muslim, muslimah.
Dalam Al-Qur’an sangat terang pengajaran tentang jihad dan sabar sebagai berikut:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Q.S. Ali Imran (3) : 142).
Pribadi hidup sebagai muslim, muslimah, wajib sabar, tahan dalam komitmen jihadnya sebagaimana firman-Nya:
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (Q.S. Al Fath (48): 28).
2. Komitmen dalam Konsisten Berkhidmat.
Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, itu tidak ringan karena selain banyak masalah dan tantangan, yang juga semuanya membutuhkan pengorbanan baik harta demikian jiwa, di sinilah muslim, muslimah, lebih-lebih yang berstatus cendekiawan, ulama, tokoh masyarakat dan pemerintah harus memiliki konsistensi dalam berkhidmat sebagai muslim, muslimah. Harus konsistensi antara lisan dan perbuatan, teori dan tindakan, keputusan dan kegiatan/pelaksanaan.
1. Komitmen dalam Amal dan Jihad Fi Sabilillah
Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, tidak lain adalah ikhtiar perjuangan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yakni umat yang rela bertuhankan Allah Swt. semata dan rela menjalankan hidupnya dengan berpedoman pokok pada syariat Islam serta rela menjalankan hidupnya dengan mengikuti apa yang dari dan dicontohkan Muhammad Saw. Mereka bahagia dunia dan terlebih kelak di akhirat.
Barang siapa ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Wajib baginya surga (H.R. Muslim).
Hidup sebagai muslim, muslimah itu, harus dilakukan dengan penuh komitmen, kesungguhan, tidak asal-asalan, tidak seadanya. Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, merupakan jalan fi sabilillah, maka dikerahkan segala kemampuan berupa pikiran, tenaga, harta, relasi, jaringan, dan anugerah Allah lainnya, itulah jihad bagi muslim, muslimah dalam hidup dan kehidupannya. Insya Allah lebih memberikan manfaat yang besar jika jihad tidak diartikan sekedar berperang berhadap-hadapan dengan kaum kafirin, atau para musuh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, di samping pentingnya jihad, juga tidak dapat dipisahkan dengan sabar, yakni sikap mampu, tahan dalam merasakan dan menghadapi segala macam hal yang merusak kehidupan sebagai muslim, muslimah, merusak alam lingkungan yang telah diciptakan Allah dengan sebenar-benarnya. Musuh tersebut bergerak dengan segala kekuatannya dan siasatnya dengan sangat cepat dalam berbagai bidang kehidupan misalnya: politik, perekonomian, pendidikan, teknologi, seni dan budaya. Hidup sebagai muslim, muslimah, walaupun pribadi sisa sendirian (sisa Allah sebagai saksi), maka janganlah/tidak boleh musuh itu, melunturkan ketahanan dan jihad untuk hidup sebagai muslim, muslimah.
Dalam Al-Qur’an sangat terang pengajaran tentang jihad dan sabar sebagai berikut:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Q.S. Ali Imran (3) : 142).
Pribadi hidup sebagai muslim, muslimah, wajib sabar, tahan dalam komitmen jihadnya sebagaimana firman-Nya:
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (Q.S. Al Fath (48): 28).
2. Komitmen dalam Konsisten Berkhidmat.
Dalam hidup sebagai muslim, muslimah, itu tidak ringan karena selain banyak masalah dan tantangan, yang juga semuanya membutuhkan pengorbanan baik harta demikian jiwa, di sinilah muslim, muslimah, lebih-lebih yang berstatus cendekiawan, ulama, tokoh masyarakat dan pemerintah harus memiliki konsistensi dalam berkhidmat sebagai muslim, muslimah. Harus konsistensi antara lisan dan perbuatan, teori dan tindakan, keputusan dan kegiatan/pelaksanaan.
Dalam hidup sebagai muslim, muslimah tidak benar hanya bil-lisan, tetapi juga bil-hal dan harus penuh jiwa pengabdian yang dijiwai pengkhidmatan. Hanya dengan pengkhidmatan yang penuh/utuh, maka muslim, muslimah akan tumbuh dan maju seiring dengan kemajuan peradaban dunia yang sangat pesat dalam pertumbuhannya.
Muslim, muslimah yakin bahwa Allah tidak suka pada hamba-Nya yang tidak konsisten berkhidmat sebagaimana firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (Q.S. Ash Shaff (61): 2-3).
Bahkan dengan terang/jelas Allah Swt. menegur langsung kepada oknum yang bersikap “menyuruh” orang lain mengerjakan kebaikan sedang dirinya sendiri tidak melaksanakannya, firman-Nya:
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? (Q.S. Al Baqarah (2): 44).
Muslim, muslimah tidak mau/wajar diberi gelar sebagai orang yang tidak berpikir, orang yang tidak waras/gila.
Semoga.
Muslim, muslimah yakin bahwa Allah tidak suka pada hamba-Nya yang tidak konsisten berkhidmat sebagaimana firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (Q.S. Ash Shaff (61): 2-3).
Bahkan dengan terang/jelas Allah Swt. menegur langsung kepada oknum yang bersikap “menyuruh” orang lain mengerjakan kebaikan sedang dirinya sendiri tidak melaksanakannya, firman-Nya:
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? (Q.S. Al Baqarah (2): 44).
Muslim, muslimah tidak mau/wajar diberi gelar sebagai orang yang tidak berpikir, orang yang tidak waras/gila.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar