(Ceramah Prof. Dr.H. M. Siri Dangnga, MS)
Editor: Sawaty Lambe
A. Pernikahan Adalah Fitrah Kemanusiaan
Agama Islam adalah agama fithrah, dan manusia
diciptakan Allah cocok dengan fitrah
ini, Allah Swt. menyuruh manusia
menghadapkan wajah ke agama fithrah (agama Islam bersumber Al Qur’an dan Al Hadits, dalam pengamalannya meniru
apa yang dicontohkan Muhammad Saw.) agar tidak terjadi
penyelewengan dan penyimpangan. Sehingga manusia berjalan di atas fithrahnya.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS Ar Ruum 30:30).
Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu
Islam menganjurkan untuk nikah, karena nikah merupakan jalan hidup yang suci dalam kelanjutan keturunan. Bila jalan hidup yang suci ini tidak dipenuhi dengan cara yang sah yaitu pernikahan, maka ia akan mencari jalan-jalan syetan yang menjerumuskan
ke lembah kekhinaan, kesesatan.
كُنْتُ أَمْشِي مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بِمِنًى فَلَقِيَهُ عُثْمَانُ فَقَامَ مَعَهُ يُحَدِّثُهُ فَقَالَ لَهُ عُثْمَانُ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَلَا نُزَوِّجُكَ جَارِيَةً شَابَّةً لَعَلَّهَا تُذَكِّرُكَ بَعْضَ مَا مَضَى مِنْ زَمَانِكَ قَالَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ لَئِنْ قُلْتَ ذَاكَ لَقَدْ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Hadis
riwayat Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu : ia berkata:Dari Alqamah ia
berkata: Aku sedang berjalan bersama Abdullah di Mina lalu ia bertemu dengan
Usman yang segera bangkit dan mengajaknya bica Radhiyallahu 'anhu Usman berkata
kepada Abdullah: Wahai Abu Abdurrahman, inginkah kamu kami nikahkan dengan
seorang perempuan yang masih belia? Mungkin ia dapat mengingatkan kembali masa
lalumu yang indah. Abdullah menjawab: Kalau kamu telah mengatakan seperti itu,
maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: Wahai kaum pemuda!
Barang siapa di antara kamu sekalian sudah mampu memberi nafkah, maka hendaklah
ia menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat menahan pandangan mata
dan melindungi kemaluan (alat kelamin). Dan barang siapa yang belum mampu, maka
hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penawar bagi nafsu.
1)
Islam Menganjurkan
Nikah, Islam menjadikan ikatan
pernikahan yang sah berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai satu-satunya
sarana untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang sangat asasi, dan sarana
untuk membina keluarga yang Islami. Penghargaan Islam terhadap ikatan pernikahan
besar sekali, sampai-sampai ikatan itu ditetapkan dan diperintahkan oleh Allah untuk dibantu dalam usaha melancarkan
penyelenggaraannya. Pernikahan jangan dibatalkan hanya karena kemiskinan atau
kekurangan harta yang bersangkutan.
Dan nikahkanlah
orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (bernikah)
dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah
Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS.An-Nuur (24):32).
[1035] Hendaklah
laki-laki yang belum nikah atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu
agar mereka dapat nikah.
2) Islam tidak menyukai membujang, Rasulullah Saw. memerintahkan untuk
menikah dan melarang keras kepada orang yang tidak mau menikah. Anas bin Malik R.A. berkata : Rasulullah Saw. memerintahkan kami
untuk nikah dan melarang kami membujang dengan larangan yang keras.
رَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ التَّبَتُّلَ وَلَوْ أَذِنَ لَهُ لَاخْتَصَيْنَا
Hadis riwayat Sa'ad bin Abu Waqqash:
Rasulullah Saw. melarang Usman bin Mazh'un hidup mengurung diri untuk beribadah
dan menjauhi wanita (istri) dan seandainya beliau mengizinkan, niscaya kami
akan mengebiri diri.
Hidup membujang: merugikan diri dan merusak kelangsungan hidup
yang fitriah, yang hakiki, bahkan menggambarkan hidup yang egois, dan melepas
tanggung jawab sosial.
Jadi orang yang enggan menikah baik itu laki-laki atau perempuan, maka
mereka itu sebenarnya tergolong orang yang menyengsarakan diri dalam hidup. Mereka itu
kurang menikmati kebahagiaan hidup, baik
kesenangan bersifat seksual maupun spiritual.
Mungkin mereka kaya, namun mereka miskin dari karunia Allah.
Islam menolak sistem ke-rahib-an karena sistem tersebut bertentangan dengan
fitrah kemanusiaan, dan bahkan sikap itu berarti melawan sunnah dan kodrat
Allah yang telah ditetapkan bagi makhluknya. Sikap enggan membina rumah tangga
karena takut miskin adalah sikap orang jahiliah. Karena pastinya rezeki seseorang sudah diatur oleh Allah, manusia sisa bertugas berbuat sesuai dengan kemampuan
yang mereka miliki dengan semaksimalnya, firman-Nya:
Sesungguhnya
Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya. (Q.S. Al Isra’ (17): 30).
B.
Nasihat Pernikahan
Nasihat
pernikahan biasanya didapat di
kantor urusan agama ketika hendak menikah. Memang dibutuhkan nasihat pernikahan sebagai alat mengarungi bahtera rumah tangga.
Dan banyak pula pasangan yang telah menikah
bertahun-tahun justru lebih membutuhkan nasihat ini. Karenanya, tak heran jika
kemudian muncul sebuah profesi untuk penasihat pernikahan yang memang sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan
keluarga, rumah tangga muslim.
Dan
tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
(Q.S. Adz dzariyaat (51): 55).
Beberapa
Nasihat Membina Rumah Tangga Muslim:
1)
Sebelum Menikah, luruskan
niat. Niat nikah adalah suci, untuk menenteramkan
jiwa, merencanakan keturunan, anak, cucu, menjalankan
perintah Allah. Ketika mencari pasangan, renungkanlah bahwa
kita bukan hanya mencari seorang istri atau suami, tetapi juga mencari pribadi ibu atau ayah yang baik bagi anak-anak dan cucu kita.
Dalam semua amalan harus
komitmen dengan niat ikhlas karena
mencari keridhaan Allah, bukan karena kepentingan-kepentingan duniawi sesaat.
Niat adalah landasan pertama dan utama suatu tindakan, tulus niat, kesadaran kita karena
mencari keridaan Allah, firman-Nya:
Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang
lurus. (Q.S. Al Bayyinah (98): 5). [1595] berarti jauh dari syirik
(mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Insya Allah
kesadaran jiwa tersebut yang disebut niat
dalam syariat Islam sebagaimana hadits:
1128. Diriwayatkan dari
Umar bin Khattab R.A. katanya: Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya setiap
amalan itu bergantung kepada niat. Sesungguhnya setiap orang itu akan mendapat
sesuatu mengikut/sesuai niatnya. Siapa yang berhijrah karena Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang berhijrah
untuk mendapatkan dunia, dia akan mendapatkannya atau karena seorang perempuan
yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu mengikut apa yang diniatkannya
2)
Saat Ikrar Menikah, penghulu
hanyalah pencatat yang mengesahkan pernikahan kita, tetapi Malaikat petugas Allah mencatat
dan mengangkat janji pernikahan dari kita untuk berbuat baik selalu pada
pasangan hidup kita. Sebagai
laki-laki tak hanya meminta restu dan persetujuan ayah, wali si gadis, tetapi juga meminta persetujuan dan
keberkahan dari Allah.
17. (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat
amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di
sebelah kiri. 18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. (Q.S. Qaaf (50): 17-18).
3) Awal
Pernikahan, bersabarlah pada pasangan, dan mungkin pada keluarga pasangan, mungkin
banyak hal yang kurang disukai.
Mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengenalnya lebih dalam. Ingat,
dia (isteri, suami) bukan teman biasa, ia teman hidup yang akan menemani sepanjang hidup,
dalam suka maupun duka. Nikmati dan bersyukur pada saat berbahagia.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahiim (14): 7).
4)
Ketika Marah, pernikahan
tak mungkin lepas dari konflik, karena lembaga pernikahan adalah perhimpunan
dua manusia yang berbeda. Yang menjadi soal bukanlah konfliknya, akan tetapi
bagaimana mengatasinya. Jika suami sedang marah, maka istri harus menahan diri.
Demikian pula sebaliknya. Api bertemu api akan menghancurkan segalanya, tetapi
api bertemu air akan melunak, menjaga apa yang telah dibangun bersama dengan
susah payah, penuh pengorbanan.
Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan
perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. (Q.S. Asy Syuura (42): 37).
5) Saat
Senang, ingat-ingat selalu untuk bersyukur, berterima
kasih kepada Allah. Jangan
sampai rasa senang melenakan kita atau salah satu dari keduanya. Tak sedikit
rumah tangga yang kandas justru karena ada kelapangan harta sehingga si suami
atau istri lupa daratan dan mengkhianati kerja sama yang telah mereka
bangun.
Kemudian kamu pasti akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia
itu). (Q.S. At Takaatsur (102):
8).
6)
Saat Sulit, jalan pernikahan tentu tidak bertabur bunga
selalu. Pasti ada saat di mana cinta kita diuji. Mungkin dengan kekurangan
harta atau bahkan kekurangan cinta.Tetap saja bersatu hati, saling
berpegangan, saling menguatkan.
Kurang harta bukan alasan menjadikan biduk, rumah tangga oleng, bukankah banyak pernikahan
yang hancur karena terlalu banyak berlimpah harta? Tetaplah bersabar dan
berusaha dengan maksimal kesanggupan yang dimiliki.
Cinta,
seperti juga alam semesta,
memiliki sifat nisbi, berubah-ubah. Jadi pupuklah cinta kepada pasangan. Pasangan suami istri yang tetap romantis
walaupun bertahun-tahun, dengan tambahan anak-anak dan cucu-cucu pula, itu luar biasa, dan harus dibina terus-menerus.
Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
(Q.S. At Tahrim (66): 6).
7)
Ada Cinta yang Lain, adalah
wajar bila ditengah samudra yang demikian luas, pasangan pernah menyimpan hati
pada orang yang sangat menarik. Yang menjadi tak wajar adalah jika Anda berusaha
menikmati rasa itu dan menurutinya.
Perbaiki
cinta pada pasangan anda sekarang. Syukuri
yang ada, hidup tak akan selamanya. Mendidik keluarga dan anak-anak jauh lebih
penting dari perasaan yang nyaris melenakan itu. Anak-anak adalah investasi masa depan, dunia dan
setelahnya.
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, (Q.S. Asy Syu’araa’ (26): 214).
8)
Ketika Mendidik Anak, pahami anda yang
paling bertanggung-jawab untuk mendidiknya. Anak Anda adalah manusia lain yang
hidup di masa dan tempat yang berbeda dengan Anda, karenanya bijaklah dalam
bersikap padanya. Berdoalah pada Allah
atas keselamatan dan kelanjutannya.
Ya Tuhanku, Jadikanlah
aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami,
perkenankanlah doaku. (Q.S.
Ibrahim (14): 40).
Pilihlah perlakuan yang sebaik-baiknya. Bukan
berarti tak pernah marah, tetapi tegaslah, karena sekali lagi Anda mendidik
anak agar tumbuh menjadi manusia yang mandiri dan kuat menghadapi kehidupan,
bukan memanjakannya dan menjadikannya lemah tak berdaya.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (Q.S. An Nisaa (4): 9).
Dari beberapa nasihat sederhana ini, sebagai kesimpulan kebahagiaan bukanlah dari
seberapa banyak yang Anda punya, tetapi seberapa besar rasa syukur pada Allah tentang apa yang Anda punyai. Jadi, bersyukurlah.
C. SEMBILAN NASIHAT PERNIKAHAN
Tidak
seorang pun berharap pernikahannya akan hancur berantakan. Suami maupun istri
tentu menginginkan kebahagiaan dalam rumah tangga. Berikut ini sembilan nasihat
untuk mencapai kebahagiaan pernikahan.
1.
Jangan
pernah terlintas dalam benak anda untuk bercerai.
Perceraian bukanlah pilihan terbaik untuk menyelesaikan masalah, bahkan hal itu membuahkan penyesalan yang mendalam.
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, (Q.S. Ali
Imran (3): 103).
2.
Jangan
membandingkan pasangan anda dengan orang lain.
Setiap orang berbeda dan diciptakan dengan keunikan tersendiri.
Pernikahan anda pun unik, dan kebahagiaan dalam pernikahan anda akan datang
dengan cara yang unik pula.
Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Ar Ruum (30): 21).
3.
Ampunilah
pasangan anda.
Anda dan pasangan bukanlah orang yang sempurna. Oleh karena itu,
berikanlah pengampunan ketika pasangan anda melakukan kesalahan. Jangan biarkan
kebencian dan kepahitan terhadap pasangan tumbuh di dalam hati anda.
Dan
(bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji,
dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. (Q.S.
Asy Syuura (42): 37).
4.
Berhentilah
mengkritik pasangan. Kasih tidak mengenal kritik yang menjatuhkan. Kasih juga tidak
berusaha mencari kekurangan pasangan. Gantilah kritik dengan pujian, maka anda akan
melihat respons yang berbeda dari pasangan anda.
34. Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
35. Sifat-sifat
yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang
besar. (Q.S. Fushshilat (41): 34-35).
5.
Kembangkan
komunikasi yang baik dengan pasangan.
Tidak
sedikit rumah tangga yang hancur karena tidak adanya komunikasi yang baik.
Belajarlah untuk mendengarkan
pasangan sebagaimana anda juga ingin didengarkan. Berilah tanggapan positif
atas apa yang ia bicarakan, tawarkan pertolongan dan berikan saran.
Maka berbicaralah kamu berdua (Musa A.S. dan Harun A.S.) kepadanya (Firaun) dengan
kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Q.S. Thaahaa (20): 44).
6. Jangan cari di luar rumah atau di dalam diri
orang lain apa yang tidak anda dapatkan dalam pasangan anda. Bina terus kerja sama yang baik dan takwa. Jika isteri
anda bukan seorang pendengar yang baik, misalnya, jangan mencari wanita lain
yang dapat dijadikan teman bicara seperti yang anda inginkan. Ini merupakan
celah bagi masuknya orang ketiga ke dalam pernikahan anda.
... Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya. (Q.S. Al Maaidah (5): 2).
7.
Percayalah
pada pasangan anda, meskipun ia pernah melakukan kesalahan. Kepercayaan
merupakan salah satu fondasi bagi sebuah pernikahan yang kokoh. Tanpa
kepercayaan, pernikahan tidak akan langgeng. Periksa (Q.S. Asy Syuura (42): 37).
8.
Setiap saat lakukanlah
sesuatu yang dapat menyenangkan atau membahagiakan pasangan anda. Hal-hal yang
sederhana sekalipun dapat mengesankan hatinya.
Dan
Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At Taubah (9): 105).
9.
Bersyukurlah
kepada Tuhan atas hal-hal baik yang dimiliki pasangan Anda. Tuliskanlah
kelebihan-kelebihannya, sehingga anda dapat melihat bahwa hal-hal positif di
dalam diri pasangan anda ternyata dapat menutupi kelemahan-kelemahannya. Periksa (Q.S. Ibrahiim
(14): 7).
D.
Ciri-Ciri Rumah
Tangga yang Sakinah:
1.
Anggota
keluarga rajin beribadah.
2.
Anak-anak
terarah dan terbimbing pendidikannya.
3.
Anggota
keluarga sehat jasmani dan rohani.
4.
Rezki cukup
membiayai kehidupan keluarga (sandang, papan, pangan dan pendidikan),
senantiasa mendapat rezki yang berkah (manfaatnya banyak).
5.
Situasi rumah
tangga, rukun dan damai, aman dan tentram yang mendapat limpahan rahmat dari Allah Swt. Senantiasa
berdoa: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
6.
Senantiasa berusaha untuk terwujudnya
rumah adalah tempat yang penuh kenikmatan.
803 Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A. katanya:
Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: Tempat yang berada di antara rumahku dan
mimbarku adalah di antara taman-taman Syurga. Mimbarku berada berhampiran
dengan telagaku.
Semoga.
Dapat dibaca pada www.sawatyl.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar