HALAL BI HALAL, 1434 H. 2013 M


Dengan suasana Idul Fitri 1434 H./2013 M. muslim, sungguh-sungguh menelaah kembali beberapa hal pokok hidup dan kehidupan sebagai berikut:

  1.      Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian, kembali ke asal kejadian fitrah. Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu fithrah, berarti suci. Kelahiran seorang manusia, dalam pandangan Islam, tidak dibebani dosa apapun, tidak ada dosa turunan. Fitrah dasar manusia yakni: aqidah meng-Esa-kan Allah Swt. diikrarkan oleh semua umat manusia termasuk yang dikandung oleh wanita yang tidak melalui pernikahan sebagaimana syariat Islam. Jadi pada dasarnya umat manusia itu pada awal kejadiannya dalam kandungan ibunya ia telah berikrar secara tauhid, meng-Esa-kan Allah Swt. Dengan fitrah itu, sungguh tidak wajar jika seorang yang sudah dewasa telah kesampaian ajaran Islam yang berdasar qur’an dan hadits serta pikiran yang berdasar Qur’an dan Hadits,  mereka sudah paham, mengerti lantas mereka masih mengingkari ajaran Islam itu.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (١٧٢)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Q.S. Al ‘Araaf (7): 172).


Rasulullah Saw. bersabda yang maknanya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah suci bersih, tidak membawa dosa yang kadang orang sebut dosa turunan, setiap anak berkembang sesuai dengan didikan dari lingkungannya, lebih khusus pengaruh dari kedua orang tuanya. Demikian muslim, mementingkan pendidikan lebih awal, bahkan sepanjang hayat sadarnya, yang cocok ajaran Islam berdasarkan Qur’an dan Hadits sehingga fitrah kesucian tidak tertimbun oleh ajakan setan, thaghuth.


1551. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah R.A. katanya: Rasulullah Saw. bersabda: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah yaitu suci bersih. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Sebagaimana seekor ternak yang melahirkan anaknya (dengan sempurna kejadian dan anggotanya), adakah kamu menganggap hidung, telinga dan lain-lain anggotanya terpotong?

2.      Dengan semangat Idul Fitri muslim, menjunjung tinggi kesadaran sebagai satu asal keturunan, yakni dari Adam A.S. yang diperkembangbiakkan dalam berbagai ragam suku bangsa oleh Allah Swt. sesuai kehendak-Nya yang pada dasarnya untuk kebaikan hidup dunia dan akhirat.
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٢١٣)
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al Baqarah (2): 213).

3.  Dengan semangat Idul Fitri muslim menyadari, sesungguhnya Islam mengajarkan agar memelihara  persaudaraan dan kebaikan serta kerja sama dengan sesama: keluaraga, tetangga maupun anggota masyarakat lainnya masing-masing dengan memelihara kebajikan dan kehormatan baik dengan sesama muslim maupun dengan non-muslim, (Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu). Dalam hubungan ketetanggaan bahkan Islam memberikan perhatian standar sampai ke area, lokasi 40 rumah yang dikategorikan sebagai tetangga yang harus dipelihara hak-haknya, saling memaafkan jika ada sesuatu yang khilaf dan lain sebagainya.
 وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢)
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al Maidah (5): 2).

4.      Hidup manusia tidak luput dari dosa, kesalahan. Karena itu, perlu upaya mengembalikan pada kondisi sebagaimana asalnya. Itulah makna Idul Fitri, dosa yang paling sering dilakukan manusia adalah kesalahan terhadap sesamanya. Seorang memiliki rasa permusuhan, pertikaian, dan lain sebagainya. Idul Fitri merupakan waktu strategis untuk saling memaafkan, baik secara individu maupun kelompok, disinilah nilai efesien, hemat, jika dilakanakan halal bi halal sehingga satu sama lain saling ketemu dan saling memberikan maaf atas berbagai kesalahan yang mungkin pernah terjadi.
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (١٣٥)أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (١٣٦)
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
135.  Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
136. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Q.S. Ali Imran (3): 134 – 136).
[229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.

5.            Ibadah saling memaafkan ini lebih populer disebut halal bi halal. Kebiasaan ini terjadi di tanah air, dan telah menjadi tradisi di negara-negara rumpun melayu. Ini adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang. Dalam pengertian yang lebih luas, halal bi halal adalah acara saling maaf-memaafkan pada hari lebaran. Lebaran merupakan suatu pesta kemenangan umat Islam yang selama bulan Ramadhan telah berhasil membentuk, mewujudkan pribadi takwa yang sempurna. Dalam konteks sempit, pesta kemenangan lebaran ini diperuntukkan bagi umat Islam yang telah berpuasa, dan mereka yang dengan dilandasi iman, semakin meningkatkan saling memaafkan, saling menolong, membimbing dan lain sebagainya demi lebih terjaganya kekuatan takwa sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebanarnya, bahagia dunia dan akhirat.
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٧١)
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At Taubah (9): 71).

6.            Dari ayat ini, selain berisi ajakan untuk saling menolong, halal bi halal juga dapat diartikan sebagai hubungan antar manusia untuk saling berinteraksi sesuai ajaran Islam. Muslim  berkewajiban untuk melakukan sesuatu apa pun yang baik dan menyenangkan, menurut Islam. Lebih luas lagi, berhalal bi halal, semestinya tidak semata-mata dengan memaafkan yang biasanya hanya melalui lisan atau kartu ucapan selamat, tetapi harus diikuti perbuatan yang baik dan menyenangkan, menyelamatkan bagi orang lain, bahkan lingkungan alam semesta pada umumnya. Dengan suasana Idul Fitri muslim, senantiasa: berpikir, berbuat, berkarya untuk terwujudnya keselamatan yang hakiki ditengah-tengah masyarakat dan alam semesta pada umumnya.


Al Bayan no. 25: Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin al-As R.A. katanya: Seseorang telah bertanya pada Rasulullah Saw. Apakah sifat orang Islam yang paling baik? Rasulullah Saw. bersabda: Seseorang yang menyelamatkan orang-orang Islam dengan lidah (ucapannya) dan tangannya (kekuasaan, perbuatannya).
Semoga.

Komentar