NILAI IBADAH QURBAN PADA HARI TASYRIK

Pada setiap 10 sampai 13 Dzulhijah seluruh umat Islam di dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Sehari sebelumnya, 9 Dzulhijah  jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai ihram putih sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah, tidak ada keistimewaan  antar satu bangsa dengan bangsa, antara masyarakat biasa dengan masyarakat yang kaya, yang pejabat dan lain sebagainya kecuali takwa kepada Allah Swt. (periksa firman Allah Q.S. Al-Hujaraat (49): 13).

Umat yang sedang di Mekah melakukan qurban mungkin dengan unta, domba dan yang di tanah air Indonesia tentu yang diqurban kemungkinan besar adalah antara lain: Kerbau, Sapi, kambing dengan ketentuan minimalnya seekor kambing untuk seorang muslim atau muslimah dan seekor Kerbau/Sapi untuk 7 (tujuh) muslim atau muslimah, sangat jelas yang ada di Arab Saudi, secara material nilai kuantitasnya mesti jauh lebih besar dibanding yang ada di tanah air, tetapi secara hakikat maka baik yang di Arab saudi demikian yang ditanah air sama-sama menghasilkan nilai maksimal yaitu ketakwaan kepada Allah Swt. yang diberi jaminan mendapatkan kemuliaan dunia dan akhirat, dan yang terpokok ibadah qurban tersebut ditunaikan dengan ketulusan yang mendalam semata-mata karena penyerahan diri terhadap Allah Swt. sebagaimana yang dikisahkan dalam peristiwa Qurban yang dilakukan Nabi Ibrahim As. dan anaknya Nabi Ismail  As. ( periksa Q.S. Ash Shaafaat (37) : 102)

Kepada Allah Swt. kita senantiasa  memohon kiranya kita diberi kelonggaran dalam nikmat rejeki sehingga ada yang dapat di tunaikan dalam bentuk ibadah tersebut untuk kita bagi-bagikan kepada saudara-saudara kita yang mendorong tumbuh suburnya nilai persaudaraan dan persatuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. demikian juga kiranya Allah Swt. memberikan nikmat Iman, Islam dan takwa yang sesungguhnya

(Periksa Q.S. Ali Imran (3): 102) sehingga kita dapat semakin lebih baik dalam mengamalkan ihsan dalam sikap keseharian kita akhirnya  dapatlah kiranya pribadi kita ,keluarga kita, masyarakat kita, dan bahkan bangsa kita dapat dikategorikan bertakwa yang sungguh-sungguh sesuai tuntunan Qur'an dan Hadits maka semuanya senantiasa diliputi kemuliaan dunia dan akhirat.

Kiranya kita selaku muslim-muslimah tidak ada yang melewatkan kesempatan tanpa mengisinya dengan ibadah tersebut yang didorong oleh ketakwaan kita masing-masing, sebab jika kita lewatkan kemungkinan besar kita terjebak menjadi mubazzir.

Semoga

Komentar