ASMAUL HUSNA (7-8) MAHA PEMELIHARA, MAHA PERKASA

Tak terhitung kerugian yang diderita seseorang dan mungkin saja diri pribadi saudaraku, para pembaca yang budiman yang juga sering mengalami hal yang sama yaitu kerugian baik yang sifatnya moral (nama baik, kepercayaan, jabatan dan lain sebagainya) demikian juga yang sifatnya material (kehilangan: sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya),   disebabkan hilangnya, paling tidak kurangnya  “sifat peduli, sifat memelihara, dan sifat percaya akan kemampuan diri” dalam hakiki kesadaran pribadi yang bersangkutan.

Sungguh membawa buah yang sangat menguntungkan jika pribadi kita dapat memiliki dan memelihara serta memanfaatkan dengan sebaik-baiknya “sifat peduli, sifat memelihara, dan sifat percaya akan kemampuan diri” sehingga mulai dari milik kita (apa yang diamanahkan Allah pada kita)  yang  nilainya kecil (misalnya sandal jepit), menengah dan yang besar (misalnya perusahaan) sekalipun, akan dapat tahan lama dan berdaya guna yang tinggi dalam menyejahterahkan umat paling tidak pemiliknya karena terpedulikan, terpelihara secara terus-menerus.

Bukan hanya milik  (apa yang diamanahkan Allah pada kita) yang jadi tahan dan produktif, tetapi jiwa dan raga kita pun insya Allah akan sehat dan profesional serta jadi produktif sebagai buah dari adanya kepedulian, pemeliharaan yang sesempurnanya dan secara intensif dan efektik terus-menerus.

Baik milik  (apa yang diamanahkan Allah pada kita) demikian jiwa dan raga kita mesti maju, meningkat serta indah, gagah perkasa sebagai buah yang tinggi dari pengamalan kandungan Al Muhaimin (Yang Maha Memelihara) dan Al ‘Aziz (Yang Maha Perkasa), untuk lebih jelasnya periksa pada firman-Nya:
“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (Q.S. Al Hasyr (59): 23).

Dalam pengamalan Al Muhaimin dan Al ‘Aziz yakni Maha Memelihara dan Yang Maha Perkasa, maka terlebih dahulu persediaan  keilmuan yang memadai disemua atau pada berbagai aspek sehingga disaat mengetahui ada kerusakan, maka segera mengambil tindakan sebagai aksi peduli dan kemampuan yang positif, tidak perlu menunggu perintah, koordinasi dari pihak lain, sehingga betul-betul nampak yang sikap efesien dan efektif dalam mengambil tindakan terhadap semua hal yang membutuhkan segera perawatan dan mungkin pertolongan.

Wajar jika setiap pribadi senantiasa mengoreksi jiwa sadarnya dan mempertanyakan apa yang dilakukan saat melihat atau mengetahui adanya:

  1. Bangkai anjing, kucing, kambing dan sebagainya di jalan?
  2. Minyak oli yang tumpah di jalan?
  3. Pipa air yang pecah sehingga jalan jadi becek/licin dan lain sebagainya?
  4. Pohon yang merusak di jalan?
  5. Pasir, kerikil bahan bangunan yang tumpah di jalan? 
  6. Orang yang mengadakan pendekatan zina, misalnya berdua-duaan ditempat tertutup dari penglihatan   umum dan lain sebagainya padahal itu bukan muhrimya, atau bahkan sudah berzina?
  7. Pakaian kita rusak, butuh jahitan misalnya?
  8. Kendaraan kita yang membutuhkan perbaikan?
  9. Rumah/tempat tinggal kita rusak dan  membutuhkan perbaikan?
  10. Suami, isteri, anak atau anggota keluarga yang membutuhkan pertolongan?
  11. Jasmani yang membutuhkan pengobatan?
  12. Dan masih banyak contoh yang lain yang semuanya sangat membutuhkan aksi peduli dan kemampuan dari pribadi kita di tengah-tengah hidup dan kehidupan yang semakin sibuk dan kacau dewasa ini.
Sekali lagi apa yang dilakukan saat melihat atau mengetahui adanya hal tersebut di atas?

Dengan semangat pemeliharaan dan keperkasaan dalam kesadaran sebagai hamba dan khalifah Allah Swt. Kita tingkatkan secara terus menerus watak dan keyakinan takwa pada-Nya sepanjang hayat sadar dalam hidup dan kehidupan dengan melancarkan kerja sama dalam kebaikan dan menjauhi kerjasama dalam kedurhakaan.

...”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Q.S. Al Maidah (5). 2).

Semoga.

Komentar