Wajarnya setiap pribadi berkeinginan yang tinggi untuk memiliki kuasa dan keagungan yang besar, sehingga pribadinya, keluarganya dan masyarakat serta bangsanya menjadi kuasa dan memiliki keagungan yang dapat membahagiakan baik di dunia terlebih kelak di akhirat atas ridha dari Al Jabbaar (Maha Kusa) dan Al Mutakabbir (Maha miliki Keagungan).
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui. (Q.S. Al Baqarah (2): 115).
[83] maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah, ia senantiasa berada pada kawasan/ciptaan Allah Swt.
Keinginan tersebut tidak dapat dengan hanya mimpi/cita-cita disertai doa yang panjang, sekalipun dengan mengundang puluhan ribu atau bahkan jutaan orang untuk sama-sama menyuarakan doa di tempat tertentu (mesjid, lapangan dan bahkan yang lebih luas lagi). Keinginan tersebut harus diwujudkan dalam usaha nyata, karya yang dimulai dari pembentukan watak, kejiwaan yang positif, pelatihan, perkaderan yang senantiasa mendasar pada Al Qur’an dan Al Hadits yang dicontohkan langsung oleh baginda Muhammad Saw. dan semuanya secara teknis dilaksana sesuai ketentuan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta seni yang benar.
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik[1249] dan amal yang saleh dinaikkan-Nya[1250]. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. dan rencana jahat mereka akan hancur. (Q.S. Faathir (35): 10).
[1249] Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid Yaitu laa ilaa ha illallaah; dan ada pula yang mengatakan zikir kepada Allah, semua Perkataan yang baik yang diucapkan karena Allah. [1250] Maksudnya ialah bahwa Perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.
Kekuasaan dan keagungan yang hakiki, bukanlah yang dipamer-pamerkan oleh yang bersangkutan baik oknum demikian lembaga melalui pameran atau yang semacamnya di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat dan umat pada umumnya membutuhkan manfaat langsung, mereka bukan butuh janji, berita dan pajangan. Namun kekuasaan dan keagungan yang hakiki adalah yang diakui secara tulus oleh masyarakat yang telah dan atau sedang menggunakan atau menikmati buah kekuasaan dan keagungan tersebut. Masyarakat mendambakan ketenangan dan kedamaian hidup dan kehidupan, masyarakat benci kedzaliman, kedustaan, janji tanpa bukti. Masyarakat butuh/perlu dibawah pimpinan seorang yang penuh amanah dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya disemua lapisan kemasyarakatan dan pemerintahan.
“Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab”. (Q.S. Az Zuhruf (43): 44).
Atas kemajuan tehnologi yang semakin mudah merekayasa pemberitaan, bahkan gambarpun dapat saja dimodel, dibentuk sesuai dengan kehendak pemesan, foto seseorang dapat saja dibentuk sebagaimana kehendak yang membutuhkan, alat kantor seperti computer, mesin penghitung uang direkayasa (untuk pembobolan Bank dan lain sebagainya), maka dengan kemajuan tersebut banyak oknum yang menggunakan secara salah/bathil, dzalim bahkan terjauh dari perintah Al Jabbaar dan Al Mutakabbir yang Maha Kuasa dan Maha Agung, tetapi yakinlah lambat atau cepat akibat buruknya akan kembali kepada yang melakukannya. Bagi yang terkena dampak perlakuan kedzaliman dari para pengikhianat tersebut bersabarlah dan jika dapat dikembalikan di dunia ini, tetapi yakinlah bahwa buah dari itu semua pasti kembali kepada yang bersangkutan masing-masing.
Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu[1261]. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (Q.S. Faathir (35): 43).
[1261] Yang dimaksud dengan sunnah orang-orang yang terdahulu ialah turunnya siksa kepada orang-orang yang mendustakan rasul/orang-orang pengkhianat.
Dengan kondisi yang mengacaukan seperti itu maka semakin sangat diperlukan dalam hidup ini kemampuan mengenal dan menggunakan media tehnologi walaupun dengan secara sederhana, tetapi yang pokok adalah dapat mengenal jika ada oknum yang melakukan kesalahan atau bahkan kejahatan dengan mempergunakan media tehnik tersebut dan hal itupun sangat membutuhkan perhatian yang sunguh-sungguh bagi yang menginginkan kekuasaan dan keagungan secara hakiki sebagai hamba dan khalifah dari Al Jabbaar dan Al Mutakabbir, firman-Nya.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”... (Q.S. Al Baqarah (2): 286).
Tegas dan terang benderang bahwa ternyata dalam hidup dibawa kuasa dan keagungan Al Jabbaar dan Al Mutakabbir, maka yang sangat penting adalah amal ibadah yang jalan secara terus-menerus sesuai kemampuan yang dimiliki bagi tiap pribadi pada semua waktu dan tempat dimana mereka hidup dengan akal yang sadar sebagai orang yang telah dewasa menurut ukuran syariat Al Jabbaar dan Al Mutakabbir.
“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (Q.S. Al Hasyr (59): 23).
Insya Allah atas keridhaan Al Jabbaar dan Al Mutakabbir melalui amal ibadah yang benar dan ditunaikan secara terus-menerus, maka pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa, negara kitapun dicurahi kekuasaan dan keagungan yang hakiki yang dapat membahagiakan dunia terlebih kelak di akhirat.
Semoga.
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui. (Q.S. Al Baqarah (2): 115).
[83] maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah, ia senantiasa berada pada kawasan/ciptaan Allah Swt.
Keinginan tersebut tidak dapat dengan hanya mimpi/cita-cita disertai doa yang panjang, sekalipun dengan mengundang puluhan ribu atau bahkan jutaan orang untuk sama-sama menyuarakan doa di tempat tertentu (mesjid, lapangan dan bahkan yang lebih luas lagi). Keinginan tersebut harus diwujudkan dalam usaha nyata, karya yang dimulai dari pembentukan watak, kejiwaan yang positif, pelatihan, perkaderan yang senantiasa mendasar pada Al Qur’an dan Al Hadits yang dicontohkan langsung oleh baginda Muhammad Saw. dan semuanya secara teknis dilaksana sesuai ketentuan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta seni yang benar.
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik[1249] dan amal yang saleh dinaikkan-Nya[1250]. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. dan rencana jahat mereka akan hancur. (Q.S. Faathir (35): 10).
[1249] Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid Yaitu laa ilaa ha illallaah; dan ada pula yang mengatakan zikir kepada Allah, semua Perkataan yang baik yang diucapkan karena Allah. [1250] Maksudnya ialah bahwa Perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.
Kekuasaan dan keagungan yang hakiki, bukanlah yang dipamer-pamerkan oleh yang bersangkutan baik oknum demikian lembaga melalui pameran atau yang semacamnya di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat dan umat pada umumnya membutuhkan manfaat langsung, mereka bukan butuh janji, berita dan pajangan. Namun kekuasaan dan keagungan yang hakiki adalah yang diakui secara tulus oleh masyarakat yang telah dan atau sedang menggunakan atau menikmati buah kekuasaan dan keagungan tersebut. Masyarakat mendambakan ketenangan dan kedamaian hidup dan kehidupan, masyarakat benci kedzaliman, kedustaan, janji tanpa bukti. Masyarakat butuh/perlu dibawah pimpinan seorang yang penuh amanah dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya disemua lapisan kemasyarakatan dan pemerintahan.
“Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab”. (Q.S. Az Zuhruf (43): 44).
Atas kemajuan tehnologi yang semakin mudah merekayasa pemberitaan, bahkan gambarpun dapat saja dimodel, dibentuk sesuai dengan kehendak pemesan, foto seseorang dapat saja dibentuk sebagaimana kehendak yang membutuhkan, alat kantor seperti computer, mesin penghitung uang direkayasa (untuk pembobolan Bank dan lain sebagainya), maka dengan kemajuan tersebut banyak oknum yang menggunakan secara salah/bathil, dzalim bahkan terjauh dari perintah Al Jabbaar dan Al Mutakabbir yang Maha Kuasa dan Maha Agung, tetapi yakinlah lambat atau cepat akibat buruknya akan kembali kepada yang melakukannya. Bagi yang terkena dampak perlakuan kedzaliman dari para pengikhianat tersebut bersabarlah dan jika dapat dikembalikan di dunia ini, tetapi yakinlah bahwa buah dari itu semua pasti kembali kepada yang bersangkutan masing-masing.
Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu[1261]. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (Q.S. Faathir (35): 43).
[1261] Yang dimaksud dengan sunnah orang-orang yang terdahulu ialah turunnya siksa kepada orang-orang yang mendustakan rasul/orang-orang pengkhianat.
Dengan kondisi yang mengacaukan seperti itu maka semakin sangat diperlukan dalam hidup ini kemampuan mengenal dan menggunakan media tehnologi walaupun dengan secara sederhana, tetapi yang pokok adalah dapat mengenal jika ada oknum yang melakukan kesalahan atau bahkan kejahatan dengan mempergunakan media tehnik tersebut dan hal itupun sangat membutuhkan perhatian yang sunguh-sungguh bagi yang menginginkan kekuasaan dan keagungan secara hakiki sebagai hamba dan khalifah dari Al Jabbaar dan Al Mutakabbir, firman-Nya.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”... (Q.S. Al Baqarah (2): 286).
Tegas dan terang benderang bahwa ternyata dalam hidup dibawa kuasa dan keagungan Al Jabbaar dan Al Mutakabbir, maka yang sangat penting adalah amal ibadah yang jalan secara terus-menerus sesuai kemampuan yang dimiliki bagi tiap pribadi pada semua waktu dan tempat dimana mereka hidup dengan akal yang sadar sebagai orang yang telah dewasa menurut ukuran syariat Al Jabbaar dan Al Mutakabbir.
“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan”. (Q.S. Al Hasyr (59): 23).
Insya Allah atas keridhaan Al Jabbaar dan Al Mutakabbir melalui amal ibadah yang benar dan ditunaikan secara terus-menerus, maka pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa, negara kitapun dicurahi kekuasaan dan keagungan yang hakiki yang dapat membahagiakan dunia terlebih kelak di akhirat.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar