IKHLAS DALAM BERAMAL

Insya Allah jika pribadi telah memiliki keikhlasan berarti hal tersebut sudah merupakan modal yang sangat menguntungkan dunia dan akhirat, dengan keikhlasan akan terbentuklah ketakwaan yang sempurna, yang mendapat jaminan akan dimuliakan oleh Allah Swt.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus [1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Q.S. Al Bayyinah (98): 5). [1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Sesungguhnya orang munafik itu sangat jauh dari keikhlasan dan kelihatannya mereka, munafikin itu seakan tidak sadar bahwa sesungguhnya mereka dalam pekerjaannya hanyalah menipu dirinya sendiri.

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka [364]. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya’ [365] (dengan shalat) dihadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali [366]. (Q.S. An Nisaa (4): 142). [364] Maksudnya: Allah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagaimana melayani para mukmin. Padahal Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu. [365] Riya’ ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat. [366] Maksudnya: mereka shalat hanyalah sekali-sekali saja, yaitu bila mereka berada di hadapan orang.
Para munafikin itu sering melakukan sesuatu yang sesungguhnya adalah sia-sia yang sungguh hanyalah merugikan dirinya, tanpa ia sadari. Semua yang ia lakukan adalah hal yang bertentangan denga ajaran Islam.

103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" 104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Q.S. Al Kahfi (18): 103 – 104).

Dengan keikhlasan pribadi akan senantiasa tekun dalam beramal, bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, keluarganya dan masyarakatnya. Mereka bekerja dengan kesadaran sebagai realisasi ibadahnya terhadap Allah Swt. Dalam menjalankan tugas mereka mereka sesungguhnya tidak dibutuhkan pengawasan, mereka akan senantisa bekerja dengan penuh kesungguhan karena mencari ridha Allah Swt.

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At Taubah (9): 105).

Para muhlisin, orang-orang ikhlas dalam segala amalannya senantiasa mengambil contoh dari apa yang ia ketahui dari Muhammad Saw.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al Ahzab (33): 21).

Amirul mukminin, Umar bin khaththab "Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya". Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits.

1114. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: Allah akan memberi jaminan kepada orang-orang yang keluar (berjuang) di jalan-Nya. Sesungguhnya orang yang keluar untuk berjihad hanya karena iman dan ikhlas kepada Allah, maka Allahlah yang akan memberi jaminan untuk memasukkannya ke dalam surga atau akan mengembalikannya semula ke rumah, beliau juga keluar dengan memperoleh pahala atau harta rampasan. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya. Pada setiap bagian tubuh yang terluka di jalan Allah akan diperlihatkan oleh-Nya pada hari kiamat. Ketika beliau terluka warna darah dan baunya adalah seperti minyak kasturi. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, jika peperangan itu memang tidak berat bagi kaum muslimin, tentunya aku tidak akan meninggalkan pasukan yang turut berperang pada jalan Allah tetapi aku sendiri tidak mampu memberikan kendaraan kepada mereka dan keadaan mereka sendiri juga seperti diriku yang tidak mampu. Mereka sendiri sebenarnya masih merasa keberatan dan tidak dapat berangkat bersamaku. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya. Sesungguhnya aku lebih suka seandainya aku berperang di jalan Allah lalu terbunuh, lalu aku dihidupkan kemudian berperang lagi dan terbunuh, kemudian aku dihidupkan dan berperang lagi dan akhirnya terbunuh lagi.
Semoga.

Komentar