MARHABAN YA RAMADHAN

Dengan ibadah puasa yang memadai, yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Muhammad Saw. terwujudlah umat yang dapat disebut sebagai umat yang bertakwa, umat sempurna, dalam kepribadiannya senantiasa tercermin kesempurnaan, kebaikan yang membawa rahmatan lil’alamiin, hal tersebut diterangkan Allah Swt. Dalam firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S. Al Baqarah (2): 183).

Waktu berpuasa dimulai sejak terbitnya fajar dan seseorang dibolehkan makan dan lainnya sampai terbit fajar, sifat fajar yang berkaitan dengan masuknya waktu berpuasa serta masuknya waktu shalat subuh dan sebagainya.

1824. (H. Marfu’) Hadits riwayat Adi bin Hatim Radhiyallahu'anhu: ia berkata: Ketika turun ayat: Sehingga nyata bagimu benang yang putih dari benang yang hitam, yaitu fajar, maka Adi bin Hatim berkata kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam: Wahai Rasulullah, sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang berwarna hitam di bawah bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu malam dan waktu siang hari. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya bantalmu itu sangat lebar. Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan putihnya (terangnya) siang pada saat fajar.

Dan Apakah orang yang sudah mati [502] kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Al An’am (6): 122). [502] Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya yakni orang-orang kafir dan sebagainya.
Dengan ibadah puasa semakin kita kokohkan kepribadian sebagai mukmin, muttaqin yang penuh komitmen dalam segala tingkatan hidup dan kehidupan.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Q.S. Al Anfaal (8): 2). [594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya. [595] yang dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.
Dengan ibadah puasa semakin kita kokohkan, kita isi peluang yang banyak untuk mempersiapkan bekal ke surga dan menghilangkan hal-hal yang hanya menjadi bahan pendorong ke neraka sehingga setan bagi kita tak berdaya untuk mempengaruhi.
Shahih Muslim 1793. (H. Marfu’) Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu: ia berkata: Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Apabila tiba bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu.
Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan berharap pahala (ridha) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (H.R. Bukhari).
Semoga.

Komentar