MENGHIDUPKAN QIYAMUL LAIL

Shalat tahajjud/shalat malam menempati kedudukan yang sangat penting setelah menunaikan/mendirikan shalat wajib lima kali sehari semalam, waktunya sampai menjelang terbit fajar (subuh).
Bulughul Maram No.: 393 Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Shalat yang paling utama setelah shalat fadlu ialah shalat malam." Dikeluarkan oleh Muslim.
Bulughul Maram No: 404 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: “Pada setiap malam Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu shalat witir yang berakhir hingga waktu sahur.” Muttafaq ‘Alaihi.

Muslim, muslimah membutuhkan kehidupan dunia yang baik dan akhirat yang baik serta terjauh dari api nereka. Muslim, muslimah mengharapkan surga Allah Swt. serta kenikmatannya. Kunci dari itu semua adalah tunaikan kebaikan dan dirikan shalat lail/shalat tahajjud/shalat malam sekemampuan yang dimiliki.

15. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, 16. sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. 17. di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. 18. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (Adz Dzariyaat (51): 15-18).

Shalat tahajjud/shalat malam diperintahkan Allah Swt. untuk ditunaikan walaupun tingkatannya sunnah muakkad, selalu ditunaikan oleh Nabi Muhammad Saw. manfaatnya terang untuk kebaikan umat yang melaksanakannya.

Dan pada sebahagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. Al Israa’ (17): 79).
Shalat tahajjud/shalat malam menjadi bekal ke surga dan penghalang untuk ke neraka bagi yang mengamalkannya dengan dorongan iman dan keikhlasan mencari ridha Allah Swt.


Arba’in No: 29. Dari Mu'adz bin Jabal, ia berkata: Aku berkata: "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka". Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah Ta'ala. Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah". Kemudian beliau bersabda : "Inginkah kuberi petunjuk kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai, shadaqah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam". Kemudian beliau membaca ayat : "Tatajaafa junuubuhum 'an madhaaji'... hingga ...ya'maluun". Kemudian beliau bersabda: "Maukah bila aku beritahukan kepadamu pokok amal tiang-tiangnya dan puncak-puncaknya?" Aku menjawab: "Ya, wahai Rasulullah". Rasulullah bersabda : "Pokok amal adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad". Kemudian beliau bersabda : "Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?" Jawabku : "Ya, wahai Rasulullah". Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : "Jagalah ini". Aku bertanya : "Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?" Maka beliau bersabda : "Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?" HR. Tirmidzi, ia berkata : "Hadits ini hasan shahih"

Perlaksanaan shalat tahajjud/shalat malam ada yang dua-dua rakaat kemudian witir, satu atau tiga.


Bulughul Maram no.:391 Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat malam itu dua dua, maka bila seorang di antara kamu takut telah datang waktu shubuh hendaknya ia shalat satu rakaat untuk mengganjilkan shalat yang telah ia lakukan." Muttafaq Alaihi.

Pelaksanaan shalat tahajjud/shalat malam ada jug yang empat-empat rakaat panjang dan indah kemudian tiga rakaat (witir).

Bulughul Maram no.: 401 Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah menambah dalam sholat malam Ramadhan atau lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau sholat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau sholat tiga rakaat. 'Aisyah berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum sholat witir? Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku tidak." Muttafaq Alaihi.

Semoga.

Komentar