POLA HIDUP SEHAT ALA RASULULLAH SAW.

Merupakan keniscayaan sejarah bahwa Nabi Muhammad Saw. selalu berpenampilan hidup sehat, hanya beberapa saat menjelang wafatnya baru beliau sakit, termasuk sakit kepala dan itulah menjadi mengantar ia berpulang ke rahmatullah.

Kesehatan nabi sangat erat hubungannya dengan amalannya/kegiatannya sejak dari ia anak-anak sampai pada ia menjelang mati, beliau senantiasa aktif dalam berbagai urusan, seperti: ternak, dagang, membantu keluarganya berperang mempertahankan kelompok dan lain sebagainya. Pada dasarnya aktif dalam berbagai urusan tersebut termasuk memaknai pentingnya bersyukur atas nikmat yang telah dicurahkan Allah Swt. pada dirinya.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim (14): 7).

Umat/kaum yang malas menunaikan tugas/urusan, atau dalam menunaikan urusan mereka tidak menghiraukan aturan-aturan dari Allah Swt. maka mereka tersebut termasuk mengingkari/mengkafiri dan menukar nikmat Allah dengan harga yang sangat murah/sedikit, mereka pasti mendapat siksa dari Allah Swt. termasuk jika mereka tidak sehat.

28. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah [789] dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, 29. Yaitu neraka Jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan Itulah seburuk-buruk tempat kediaman. (Q.S. Ibrahim (14): 28 - 29). [789] Yang dimaksud dengan nikmat Allah di sini ialah perintah-perintah dan ajaran-ajaran Allah.

Hal yang tidak wajar dan dilarang bagi muslim muslimah jika seorang melakukan sesuatu terkhusus jika hal tersebut tergolong ibadah khusus “yakni melakukan sesuatu yang tidak diketahuinya”. Dengan membiasakan diri tidak melakukan sesuatu yang tidak diketahui maknanya, maka besar kemungkinan semakin memberikan dampak kesehatan jiwa dan raga/jasmani.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. Al Israa’ (17): 36).

Dengan kebiasaan melakukan apa yang kita miliki pengetahuan atasnya, maka mesti memberikan kesegaran, kesiapan lahir dan batin dalam penampilan kepribadian yang sempurna, karena jika hal tersebut akan ada pertanggung jawabannya, maka jelas ada kesiapan yang sempurna.
92. Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, 93. tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (Q.S. Al Hijr (15): 92 – 93).

Makan, minum, berpakaian, dan bersedekah dengan tidak berlebihan dan tidak terkesan sombong, maka hal itu sangat berpotensi/memungkinkan semakin memberikan nilai kesehatan lahir dan batin pada seseorang yang bersangkutan.

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (Q.S. An Nahl (16): 114).
Bulughul Maran no.: 1482. Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Radhiyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan sikap sombong." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Hadits mu'allaq menurut Bukhari.
Takaran makan, minum yang maksimal bagi Nabi Muhammad Saw. dan hal itu ada pandangan kesehatan mengatakan cara makan, minum seperti itu adalah mencapai sepertiga dari kesehatan terjamin yakni seakan perut itu dibagi tiga bagian, sehingga seakan bagian 1 untuk makanan, bagian 2 untuk minuman dan bagian 3 untuk bernafas/udara.
Artinya: Dari Abi Karimah Al Miqdad ibni Ma’dikarib R.A... Ia berkata saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “tidak ada bejana yang lebih jelek daripada perut yang diisi penuh oleh seseorang dengan makanan. Seharusnya perut cukup diisi dengan beberapa suap makanan yang akan menegakkan tulang rusuknya, karena fungsi perut: sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas”. (H.R. At Turmudzi).
Semoga

Komentar