Banyak ulama yang mempunyai kesamaan dalam satu doa yakni mereka sering memohon kepada Allah Swt. agar dibimbing sehingga abadi dalam mengingat, bersyukur dan mengabdi kepada Allah Swt. Dapat dipastikan jika seorang hamba berada dalam kondisi tersebut, maka mesti teguh dan mantab dalam ketakwaan yang terbaik, terlengkap sehingga ia senantiasa dimuliakan Allah Swt.
Ya Allah bimbinglah aku untuk mengingat Engkau, dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.
Dengan konstan dalam mengingat dan mematuhi Allah Swt. akan terwujudlah kepribadian yang kokoh dalam perwujudan yang Islam sejati, dan pantang berbuat yang kufur, membuat pelanggaran sehingga ia merusak hidup dan kehidupan yang wajar. Mengingat Allah tidak dibatasi hanya dalam bentuk ingatan, atau lisan, tetapi mengingat Allah adalah meliputi semua kegiatan yang ditunaikan atas dasar mengabdi kepada Allah Swt.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S. Al Baqarah (2): 152). [98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
Jaminan Allah Swt. bahwa dengan mengingat Allah, maka hati menjadi tenteram, tenang. Dapat dipastikan bahwa muslim, muslimah senantiasa berharap agar hati mereka menjadi tenteram, sehingga senantiasa mengasah, menajamkan iman dan takwa kepada Allah Swt.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar Ra’d (13): 28).
Dalam berbagai amalan Islam, termasuk berbagai ibadah, termasuk dalam meningkatkan diri dan menajamkan hati untuk senantiasa mengingat Allah Swt. maka Allah Swt. balasi berupa ampunan dan pahala yang besar yang meliputi hidup di dunia demikian hidup kelak di akhirat.
35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin [1218], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al Ahzab (33): 35). [1218] Yang dimaksud dengan muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan senantiasa memuji kepada-Mu. Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
“Barangsiapa mensucikan Allah (membaca tasbih) seusai tiap-tiap shalat tiga puluh tiga kali, memuji Allah (membaca tahmid) tiga puluh tiga kali, dan mengagungkan Allah (membaca takbir) tiga puluh tiga kali, sehingga itu sembilan puluh sembilan kali, kemdian dia mengucapkan genapnya seraatus “Laa Ilaha Illah Allahu wahdahu laa syarika lahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syaiin qadir” (tidak ada Tuhan selain Allah. Dia Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya lah kerajaan dan untuk-Nya lah segala puji dan Dia kuasa atas tiap-tiap sesuatu), maka diampunkan baginya kesalahan-kesalahannya meskipun sebanyak buih di lautan.”
Hadits itu dikeluarkan oleh Imam Muslim (2/98), Abu Awamah (2/247), Al-Baihaqi (2/187) dan Imam Ahmad (2/372, 383) dari jalan Ibnu Abi Shalih dari Abu Ubaid Al-Madzhiji dari Atha bin Yazid Al-Laitsi dari Abu Hurairah secara marfu’.
Semoga.
Ya Allah bimbinglah aku untuk mengingat Engkau, dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.
Dengan konstan dalam mengingat dan mematuhi Allah Swt. akan terwujudlah kepribadian yang kokoh dalam perwujudan yang Islam sejati, dan pantang berbuat yang kufur, membuat pelanggaran sehingga ia merusak hidup dan kehidupan yang wajar. Mengingat Allah tidak dibatasi hanya dalam bentuk ingatan, atau lisan, tetapi mengingat Allah adalah meliputi semua kegiatan yang ditunaikan atas dasar mengabdi kepada Allah Swt.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S. Al Baqarah (2): 152). [98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
Jaminan Allah Swt. bahwa dengan mengingat Allah, maka hati menjadi tenteram, tenang. Dapat dipastikan bahwa muslim, muslimah senantiasa berharap agar hati mereka menjadi tenteram, sehingga senantiasa mengasah, menajamkan iman dan takwa kepada Allah Swt.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar Ra’d (13): 28).
Dalam berbagai amalan Islam, termasuk berbagai ibadah, termasuk dalam meningkatkan diri dan menajamkan hati untuk senantiasa mengingat Allah Swt. maka Allah Swt. balasi berupa ampunan dan pahala yang besar yang meliputi hidup di dunia demikian hidup kelak di akhirat.
35. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin [1218], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al Ahzab (33): 35). [1218] Yang dimaksud dengan muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan senantiasa memuji kepada-Mu. Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
“Barangsiapa mensucikan Allah (membaca tasbih) seusai tiap-tiap shalat tiga puluh tiga kali, memuji Allah (membaca tahmid) tiga puluh tiga kali, dan mengagungkan Allah (membaca takbir) tiga puluh tiga kali, sehingga itu sembilan puluh sembilan kali, kemdian dia mengucapkan genapnya seraatus “Laa Ilaha Illah Allahu wahdahu laa syarika lahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syaiin qadir” (tidak ada Tuhan selain Allah. Dia Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya lah kerajaan dan untuk-Nya lah segala puji dan Dia kuasa atas tiap-tiap sesuatu), maka diampunkan baginya kesalahan-kesalahannya meskipun sebanyak buih di lautan.”
Hadits itu dikeluarkan oleh Imam Muslim (2/98), Abu Awamah (2/247), Al-Baihaqi (2/187) dan Imam Ahmad (2/372, 383) dari jalan Ibnu Abi Shalih dari Abu Ubaid Al-Madzhiji dari Atha bin Yazid Al-Laitsi dari Abu Hurairah secara marfu’.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar