Para mukmin dan mukminah yang memiliki nilai keilmuan, ia senantiasa segera/tidak ada rasa ragu-ragu terhadap yang dijelaskan/diperintahkan Ar Raafi’ (Yang Maha Meninggikan), Al Mu’izzu (Maha Terhormat). Mukmin dan mukminah segera menindaklanjuti apa yang dia pahami dari perintah tersebut, mereka wajar bahkan pasti mendapatkan hasil yang memuaskan mungkin di dunia dan yang pasti di akhirat sebagai balasan dari Ar Raafi’, Al Mu’izzu, firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujadilah (58): 11).
Ketinggian yang menjadi dambaan mukmin, mukminah secara umum yakni adanya kemampuan memenuhi kebutuhan yang merupakan hal yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, antara lain hal tersebut meliputi:
1. Kebutuhan pokok hidup dan kehidupan.
2. Kebutuhan pokok berketurunan.
3. Kebutuhan pokok komunikasi, dekat dan jauh.
4. Kebutuhan pokok transportasi, darat, udara dan laut.
5. Kebutuhan pokok keadilan, keamanan, kemakmuran.
Kebutuhan pokok tersebut semuanya mutlak membutuhkan keyakinan dan ilmu pengetahuan yang mendasar terhadap Ar Raafi’ (Yang Maha Meninggikan), Al Mu’izzu (Maha Terhormat). Dengan ilmu pengetahuan sehingga berbagai jenis makhluk Ar Raafi’, Al Mu’izzu dapat direkayasa sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sebagaimana yang telah tertera pada urutan kebutuhan pokok di atas. Semuanya dapat diperoleh bagi hamba yang Ar Raafi’, Al Mu’izzu kehendaki, misal apa yang Dia berikan kepada Ibrahim A.S. firman-Nya:
Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al An’am (6): 83).
Dan masih banyak contoh lain orang-orang yang dimuliakan dan ditinggikan oleh Ar Raafi’, Al Mu’izzu yang terdapat dalam Al Qur’an antara lain misalnya:
- Adam A.S. ditinggikan dan Iblis direndahkan. (Q.S. Al Isra’ (17): 61 - 63). Ternyata Adam A.S. diberikan kehormatan dan ilmu pengetahuan yang cukup, sedang iblis dan pengikutnya yang membangkang terhadap perintah Ar Raafi’, Al Mu’izzu diberikan balasan yang cukup (mungkin kehinaan di dunia dan pasti neraka di akhirat).
61. Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada Para Malaikat: "sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" 62. Dia (iblis) berkata: "terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?. Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". 63. Tuhan berfirman: "pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. (Q.S. Al Isra’ (17): 61 - 63). - Idris A.S. ditinggikan derajatnya. (Q.S. Maryam (19): 56 - 57). Demikian diabadikannya tentang kehormatan dan ketinggian martabat yang diberikan kepada Idris A.S. dan beberapa keturunan nabi Adam lainnya sehingga diperintahkan kepada Muhammad Saw. menceriterakan kepada kaumnya hal tersebut, yang terdapat dalam Al Qur’an agar pengikutnya dapat pelajaran.
56. Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. 57. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Q.S. Maryam (19): 56 - 57). - Nuh A.S. ditinggikan derajatnya. (Q.S. Hud (11): 41 - 43). Atas kasih sayang Ar Raafi’, Al Mu’izzu Ia memberikan petunjuk/perintah kepada Nuh A.S. agar membuat kapal/perahu sebagai sarana menyelamatkan diri Nabi Nuh A.S. dan pengikutnya yang termasuk hamba-Nya yang Ia tinggikan. Dalam pengajaran tentang Nabi Nuh A.S. dan pengikutnya yang Ia selamatkan ternyata Nuh A.S. tidak diperbolehkan memihak kepada anak dan isterinya akibat kedurhakaan yang diperbuat oleh anak dan isterinya tersebut, maka semakin sangat jelas betapa adilnya pembalasan Ar Raafi’, Al Mu’izzu terhadapa hamba-Nya yang taat dan yang membangkang terhadap-Nya. Ini adalah satu pelajaran yang sangat besar, berharga yaitu ”isteri dan anak sekalipun jika ia bersalah, maka harus ditinggalkan juga” yang utama adalah kebenaran, keadilan.
41. Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya,[719] sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." 43. Anaknya menjawab: "aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang". dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (Q.S. Hud (11): 41 - 43). [719] Nama anak Nabi Nuh A.S. yang kafir itu Qanaan, sedang putra-putranya yang beriman ialah: Sam, Ham dan Jafits. - Dan lain-lain yang tidak memungkinkan penulis tulis satu persatu pada media ini.
Merupakan syarat pokok seseorang mendapatkan ketinggian dan kemuliaan dari Ar Raafi’ (Yang Maha Meninggikan), Al Mu’izzu (Maha Terhormat) antara lain:
- Memelihara amanat dan janjinya (yang dipikulnya), menjauhkan pribadi dari sikap khianat, bohong dan semacamnya.
- Memberikan kesaksiannya dengan seadilnya, tetap dalam komitmen aqidah tauhid.
- Memelihara shalat sehingga senantiasa dalam khusyu’ dan shalat terus-menerus.
32. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.33. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.34. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.35. Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan. (Q.S. Al Ma’arij (70): 32 – 35).
Permohonan/doa yang sewajarnya bagi mukmin dan mukminah pada Ar Raafi’ (Yang Maha Meninggikan), Al Mu’izzu (Maha Terhormat), antara lain.
- Ketinggian derajat dan kehormatan pribadi, keluarga, dan masyarakat di dunia.
- Knikmatan atas ridha-Nya, serta dijauhkan dari siksa-Nya di akhirat
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Ali Imran (3): 26).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar