Z I K I R

PENGANTAR
Dalam penulisan tugas yang berjudul ZIKIR ini, penulis lebih menitikberatkan rujukan materi penulisan pada: Hadis dan terjemahannya, Qur’an dan terjemahannya serta Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dalam bahasan tugas tentang ZIKIR ini, penulis sangat terbatas yang dapat diketengahkan yakni hanya memuat:
  1. Pengantar
  2. Latar Belakang
  3. Pengertian Zikir Ditinjau Dari Terjemahan Hadis
  4. Pengertian Zikir Ditinjau Dari Terjemahan Ayat-Ayat Al Qur’an
  5. Manfaat/Fungsi Zikir Bagi Pelakunya
  6. Kesimpulan

Harapan penulis bahwa walaupun disadari sangat kekurang dalam segalanya tentang tugas yang berjudul ZIKIR ini, namun sangat berharap kiranya dosen mata kuliah dapat menerimanya sebagai pemenuhan tugas yang dibebankan. Walaupun penulis sangat berterima kasih dan sedia menampung semua kritik yang lebih menyempurnakan tugas ini kedepan, dalam penulisan ulangnya, insya Allah bahan ini dapat dilihat pada www.sawatyl.blogspot.com Dan harapan semoga Allah Swt. membalasi dengan berlipat ganda atas semua pihak yang dapat memberikan kerja samanya.

LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk percaya, berkeyakinan dan keyakinan tersebut merupakan ketentuan langsung dari Allah Swt. pada kadarnya masing-masing. Setiap individu telah memiliki kepercayaan/kesadaran berupa prinsip-prinsip dasar yang pasti lagi rasional, yang diketahui secara intuitif/naluri, dorongan hati atau nafsu yg dibawa sejak lahir; pembawaan alami yang menjadi kepercayaan utama setiap individu sebelum ia merespon segala sesuatu diluar dirinya. Insya Allah keyakinan dasar tersebut antara lain yang dikandung ayat.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi" (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "sesungguhnya ami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Q.S. Al ‘Araf (7): 172). Dan pada ayat yang lain.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168], (Q.S. Ar Ruum (30): 30). [1168] Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid, kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar, mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
Dengan bekal keyakinan tersebut di atas, manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan mempercayai pengetahuan-pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan, aktivitas khas manusia dalam upaya memecahkan masalah-masalah dengan modal prinsip-prinsip pengetahuan sebelumnya. Memiliki sebuah kepercayaan yang benar, yang selanjutnya melahirkan tata nilai, adalah sebuah kemestian, keharusan, kewajiban bagi perjalanan hidup manusia, pribadi, keluarga dan masyarakat.
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. 192. Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, Maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Q.S. Ali Imran (3): 189 – 192).
Pada hakikatnya, perilaku manusia yang tidak peduli untuk berkepercayaan benar, dan manusia yang berkepercayaan salah atau dengan cara yang salah tidak akan mengiringinya pada kesempurnaan pribadinya, maka mereka tidak ubahnya seperti binatang bahkan mereka jauh lebih hina, lebih tak bermanfaat dari pada binatang ternak.
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli[604] yang tidak mengerti apa-apapun. (Q.S. Al Anfaal (8): 22).  [604] Maksudnya: manusia yang paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mau mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran. Dan pada ayat yang lain:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. Al ‘Araaf (7): 179).
Manusia harus menelaah secara objektif sendi-sendi kepercayaannya dengan segala potensi yang dimilikinya. Kajian yang mendalam tentang kepercayaan sebagai sebuah konsep teoritis akan melahirkan sebuah kesadaran bahwa manusia adalah maujud yang mempunyai hasrat dan cita-cita untuk menggapai kebenaran dan kesempurnaan mutlak, bukan nisbi. Artinya, ia mencari Zat Yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna (Al-Haqq). Pencarian kebenaran bagi manusia bukan hanya untuk dirinya, keluarganya, tetapi lebih jauh dari itu adalah untuk manusia dan alam semesta pada umumnya.
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At Taubah (9): 122).

PENGERTIAN ZIKIR DITINJAU DARI TERJEMAHAN HADIS

Dari Abu Hurairah R.A.bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Allah berfirman: Aku selalu bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak menyebut-Ku.” Riwayat Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mu’allaq menurut Bukhari.
Dari Abu Hurairah R.A.bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Suatu kaum tidak duduk dalam suatu tempat untuk berdzikir kepada Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat dan diliputi rahmat dan Allah menyebut mereka termasuk orang-orang yang ada di dekat-Nya.” Riwayat Muslim.
Dari Samurah Ibnu Jundab Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Ucapan yang paling disukai Allah itu empat engkau boleh memulainya dengan kalimat mana saja yaitu (artinya = Maha suci Allah segala puji milik Allah tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha besar).” Riwayat Muslim.

Zi-kir: 1 puji-pujian kpd Allah yg diucapkan berulang-ulang; 2 doa atau puji-pujian berlagu (dilakukan pd perayaan Maulid Nabi); 3 perbuatan mengucapkan zikir;
-- amali zikir yg dilisankan (dinyaringkan);  -- kalbu zikir dl hati; Ber•zi•kir  mengucapkan zikir; mengingat dan menyebut berulang-ulang nama dan keagungan Allah; melakukan zikir. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Dari 3 (tiga) hadis di atas penulis memahami bahwa zikir berati suatu kegiatan umat Islam dalam rangka mengingat Kemahabesaran Allah Swt. yang kadang disertai dengan bisikan dan ucapan tentang nama-nama dan atau sifat-sifat Allah Swt.
Zikir mungkin terwujud dalam hati sesorang seraya ia akan atau sedang melakukan amalan-amalan ibadah rutinnya. Dan yang paling sering diamalkan seseorang adalah saat mereka sedang (ia mencamkan bacaan-bacaan),  atau  baru selesai menunaikankan ibadah shalat wajib,  atau sunnah mereka dengan penuh suasana khusyu’ menyebut sifat Allah Swt. seperti  yang artinya: 1. Maha suci Allah 2. Segala puji milik Allah 3. Tidak ada Tuhan selain Allah dan  4. Allah Maha besar dan lain sebagainya. 
Dengan suasana/kondisi kejiwaan tersebut mesti menambah kehusyuan  seseorang dalam menunaikan ibadah shalatnya. Pengertian tersebut di atas ada keselarasan dengan kandungan firman Allah Swt. 
Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku. (Q.S. Thaahaa (20): 14).

PENGERTIAN ZIKIR DITINJAU DARI TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR’AN

Terlebih dahulu penulis mengutif beberapa ayat Al Qur’an yang didalamnya ada menyebut tentang zikir bagi umat manusia/umat Islam khususnya. Barulah kemudian penulis menyusun kalimat tentang pengertian zikir tersebut.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Al Baqarah (2): 152). [98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al Jumu’ah (62): 10).
103- Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. ((Q.S. An Nisa (4): 103).
205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. 206. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud[592]. (Q.S. Al A’raaf (7): 205-206). [592] Ini salah satu ayat sajdah yang disunatkan kita bersujud setelah membacanya atau mendengarnya, baik di dalam shalat maupun di luar shalat. sujud ini dinamakan sujud tilawah.
Setelah membaca, menelaah dengan seksama 4 (empat) ayat di atas penulis mengambil satu pengertian bahwa sesungguhnya zikir dalam beberapa ayat Al Qur’an tersebut dapat diartikan “mengingat Allah Swt.”  Mengingat Allah Swt. sudah selayaknya diikuti atau disertai dengan suatu gerakan amal. Mungkin amal ibadah tersebut berbentuk bacaan terhadap: 1. Kitab Suci Al Qur’an dan atau, 2. Kitab-kitab Al Hadis, 3. Buku-buku di luar dua kitab dasar tersebut, 3. Merenungkan, mengadakan observasi, atau penelitian terhadap alam pada umumnya.  Mungkin gerakan, dan perbuatan lainnya yang semuanya dilakukan semata-mata karena kecintaan dan rasa takut dan cinta semata-mata kepada Allah Swt.

Ingatan, ucapan, gerakan zikir tersebut semuanya kemungkinan besar berada pada 2 (dua) bentuk hal yang penting yakni: 1. dalam hal menjalankan perintah Allah Swt. dan atau 2. Dalam hal menjauhkan larangan Allah Swt. Pribadi yang melakukan nomor satu dan atau nomor dua tersebut semata-mata mencari ridha Allah Swt. maka mesti mereka tergolong pribadi yang bertakwa kepada Allah Swt. dan mereka dijanjikan kemuliaan dari Allah Swt.

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al Hujrat (49): 13).

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar Ra’d (13): 28).

MANFAAT/FUNGSI ZIKIR BAGI PELAKUNYA
  1. Dengan mengacu pada hadis di atas yang diriwatkan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mu’allaq menurut Bukhari, ditemukan pengertian bahwa manfaat zikir yakni Allah Swt. senantiasa bersama hamba-Nya yang selalu berzikir/mengingat kepada-Nya.
  2. Dengan mengacu pada hadis di atas yang diriwatkan Muslim, ditemukan pengertian bahwa manfaat zikir yakni mereka dikelilingi oleh para malaikat dan diliputi rahmat Allah dan selalu dekat dengan-Nya.
  3. Dengan mengacu pada firman-Nya,  (Al Baqarah (2): 152) maka dapat disimpulkan bahwa manfaat zikir adalah:
    1.    Allah Swt. akan senantiasa mengingat/menyertai bagi yang bersangkutan.
    2.    Allah Swt. melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya bagi yang bersangkutan.
    3.    Allah Swt. melimpahkan keberuntungan yang banyak bagi yang bersangkutan.
  4. Dengan mengacu pada firman-Nya, (Q.S. An Nisa (4): 103) didapat pengertian bahwa zikir harus/wajib ditunaikan pada setiap waktu dan tempat serta tidak dapat dipisahkan dengan ibadah shalat wajib.
  5. Dengan mengacu pada firman-Nya, (Q.S. Al A’raaf (7): 205-206) didapat pengertian bahwa zikir harus/wajib ditunaikan dengan suara yang lembut, suara hati, tidak perlu dikeraskan, zikir tidak ada kepada yang selain Allah Swt.
  6. Dengan mengacu pada firman-Nya, (Q.S. Ar Ra’d (13): 28) didapat pengertian bahwa lewat zikir iman akan kuat dan hati jadi tenteram, bahagia.
KESIMPULAN
  1. Manusia adalah mahluk percaya, berkeyakinan dan keyakinan tersebut merupakan ketentuan langsung dari Allah Swt. pada kadarnya masing-masing.
  2. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.
  3. Berpikir, berzikir adalah aktivitas khas manusia dalam upaya memecahkan masalah-masalah dengan modal prinsip-prinsip pengetahuan sebelumnya.
  4. Zi-kir: puji-pujian kepad Allah yang diucapkan berulang-ulang.
  5. zikir berati suatu kegiatan umat Islam dalam rangka mengingat Kemahabesaran Allah Swt.  
  6. Manfaat zikir cukup jelas dan ringkas pada uraian terdahulu.
Semoga.

Komentar