Perkembangan organisasi Muhammadiyah secara vertikal yaitu perluasan organisasi Muhammadiyah ke seluruh penjuru tanah air yang diorganisasikan dari tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang, dan ranting, jamaah Muhammadiyah. Pertumbuhan ini dimulai sejak masa pemerintahan Hindia Belanda yang telah memberikan izin kepada Muhammadiyah untuk berdiri di luar Yogyakarta.
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Tiga hal pokok yang sering mengganggu perkembangan persyarikatan muhammadiyah yaitu:
- Sering ada oknum yang tiba-tiba menyatakan dirinya sebagai anggota muhammadiyah bahkan kadang mengaku sebagai tokoh muhammadiyah di tempat lain dan menjanjikan sesuatu. Ternyata mereka sama sekali bukan seperti yang ia katakan. Ia hanyalah mencari kesempatan untuk mendapatkan keuntungan materi dan data yang kadang sangat merugikan persyarikatan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka setiap warga maupun pimpinan persyarikatan hendanya menjauhkan diri dari perbuatan yang menumpulkan, mematikan akal sehat yaitu: taqlid, syirik, bid’ah, takhyul, dan khurafat. Jika ada berita, informasi koreksi dengan seksama, hilangkan keraguan, firman-Nya:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. Al Israa (17): 36).
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. Al Hujrat (49): 6). - Kadang warga, anggota muhammadiyah sendiri yang tidak bersungguh-sungguh dalam hidup bersama dengan persyarikatan. Mereka sekedar tercatat sebagai anggota dan kadang diberikan amah sebagai pengurus, pengelola amal usaha. Walaupun tetaplah ia tidak bersungguh-sungguh untuk memahami dan mengamalkan prinsip persyarikatan muhammadiyah. Bagi mereka yang pokok dapat keuntungan di Muhammadiyah.
Tanamkan/kembangkan semangat dalam lingkungan persyarikatan Muhammadiyah tradisi membangun imamah dan jamaah serta jam’iyah terus-menerus sehingga Muhammadiyah dapat tumbuh dan berkembang sebagai kekuatan gerakan dakwah yang kokoh, selalu utuh dalam bersyarikat, tidak mudah dipecah belah oleh oknum yang tidak Islami, firman-Nya.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Q.S. Al Anfaal (8): 60)
Dengan semangat tajdid (semua hal dikembalikan sandarannya kepada Qur’an dan Hadits). Setiap anggota pimpinan Muhammadiyah memiliki jiwa: pembaharu, dakwah yang tinggi sehingga Islam dapat memelopori. Dan diikuti kemajuan yang positif bagi kepentingan izzul islam wal muslimin (kejayaan Islam dan kaum muslimin) dan menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta). - Memang sudah merupakan ketentuan Allah Swt. bahwa senantiasa dan akan senantiasa yahudi dan nasarah tidak senang sampai kita muslim, muslimah pindah/masuk agama mereka, kita murtad. Hal itu cukup banyak bukti termasuk di Kota Parepare (sangat nyata pada awal tahun 2012 di Kecamatan. Bacukiki).
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. Al Baqarah (2); 120).
- Remaja Islam yang tidak bisa membaca Al Qur’an, (hal itu salah orang tua).
- Remaja Islam yang tidak bisa shalat, (hal itu salah orang tua juga).
- Masyarakat Islam yang lemah dalam ekonomi, (hal itu kelemahan pemerintah).
- Masyarakat Islam yang lemah dalam persatuan, (hal itu kelemahan pemerintah juga).
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At Tahrim (66): 6)
Semoga.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar