IMAN DAN TAKWA JADI PENGAWAS DALAM BERAMAL (2)

Dasar pokok wajib percaya, atau wajib beriman secara Islam adalah:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Q.S. An Nisaa (4): 136). 
Iman itu ialah bahwa: engkau (mesti) percaya kepada Allah, kepada Malaikat-malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada Hari kemudian-Nya, kepada Qadar baik dan jahat-Nya. (H.R. Muslim).
  1. Manusia layaknya senantiasa menyadari keterbasan atau kelemahan yang menyertai hidup dan kehidupannya. Takabur, sombong adalah perbuatan sia-sia. Takabur, sombong adalah perbuatan yang pasti merugikan pribadi yang bersangkutan, mengurangi: teman, berlanjut mengurangi rezki. Yakinlah sehebat bagaimanapun pribadi kita pasti selalu ada keterbasan atau kelemahan.

    Allah hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat lemah. (Q.S. An Nisaa (4): 28). [286] Yaitu dalam syari'at di antaranya boleh menikahi budak bila telah cukup syarat-syaratnya. 
  2. Penting senantiasa menyadari nafsu yang ada dalam dada manusia sering cederung mengajak pada salah dan dosa, kecuali nafsu yang terbimbing oleh Allah Swt. disinilah pentingnya iman dan takwa terpelihara dengan baik. Nafsu yang ada dalam dada manusia yang lepas dari rahmat Allah Swt. mendorong yang bersangkutan bertindak seperti hewan bahkan lebih hina lagi sehingga tidak segan bertindak sangat hina dibanding dengan binatang dalam hal: seks, makanan, dan pembunuhan.
    Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Q.S. Yusuf (12): 53). Dan firman-Nya juga.
    ...Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Q.S. Al Baqarah (2): 222). 
  3. Mukmin-mukminah senantiasa menyadari pentingnya peringatan secara terus- menerus dalam hidup dan kehidupan, yang senantiasa mengingatkan pada berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Pribadi yang tidak menghiraukan peringatan pada dasarnya mereka tersebut telah atau sedang kurang iman dan takwanya pada Allah Swt. dan jika ia tidak segera bertaubat, maka pastilah semakin sesat yang sejauh-jauhnya kesesatan.
    Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Adz dzariyaat (51): 55). Dan firman-Nya juga.
    Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At Taubah (9): 71).
Semoga.

Komentar