AL QUR’AN DAN RAMADHAN



Bulan Ramadhan, bulan yang diyakini muslim sedunia sebagai bulan yang penuh berkah, penuh ampunan, penuh hidayah. Padanya diturunkan permulaan pokok dan dasar hidup, kehidupan muslim, bahkan petunjuk yang melestarikan semua aspek makhluk Allah Swt. yang lebih dikenal sebutan universal (umum) atau  dengan kata lain rahmatan lil’alamiin.
 
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. Al Baqarah (2): 185).

Puasa di bulan Ramadhan yang kadang 29 hari kadang 30 hari yang terpokok dalam bilangannya disempurnakan satu bulan penuh. Dalam hakiki pelaksanaannya ditunaikan dengan dasar iman dan harapan satu-satunya  adalah mengharap ridha Allah Swt.




Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan berharap pahala (ridha) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (H.R. Bukhari).

Satu jalan yang hemat, efesien dan efektif seseorang dalam mengokohkan pribadinya dan keluarganya serta masyarakatnya menjadi muttaqin yang sempurna yakni dengan: meyakini, memiliki, membaca, memahami, dan mengamalkan Al Qur’an.  Namun kadang ada juga yang justru semakin jauh dan bahkan mengkafiri adanya Al Qur’an. Mereka yang mengkafirkan jelas adalah kelompok thaghuth, syetan penghuni neraka. Mereka yang lari bukan hanya ingkar, kufur terhadap Al Qur’an bahkan kadang dengan sistimatis dan rencana yang rapi ia dengan segala kekuatannya memusuhi para muslim dan kadang dengan pembantaian, pembunuhan massal sekalipun, mereka tak segan melakukan.

  
Dan sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). (Q.S. Al Isra’ (17): 41).

Al Qur’an yang sungguh-sungguh tak dapat dipisahkan dengan bulan Ramadhan, betul-betul menjadi jaminan seseorang, atau bahkan alam semesta menjadi lestari, dan saling terkait satu sama lain dengan kesempurnaan dan kemanfaatan yang besar. 

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami [546]; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Al ‘Araf (7): 52). [546] Maksudnya: atas dasar pengetahuan Kami tentang apa yang menjadi kemaslahatan bagi hamba-hamba Kami di dunia dan akhirat.

Syariat ibadah khusus shalat baik yang wajib demikian yang sunnah semuanya ditegaskan oleh Nabi Saw. bahwa tiap rakaatnya wajib diawali dengan bacaan Surah Al Fatihah dan rakaat pertamanya sebelum Al Fatihah dibaca terlebih dahulu doa iftitah, misalnya:


-    Ya Allah jauhkan antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. - Ya Allah bersihkan aku dari dosa sebagaimana Engkau membersihkan pakaian yang putih dari kotoran. - Ya Allah basuhlah kesalahanku dengan air, embun dan es.

Atau

 
Aku hadapkan wajahku, kehadapan yang Maha Menjadikan semua langit dan bumi dengan tulus hati dan menyerah diri dan aku bukanlah golongan orang musyrik. Sungguh shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah kepunyaan Tuhan yang menguasai semua alam, yang tidak bersyarikat dan tiada bandingannya, maka dengan demikian aku diperintahkan dan aku menjadi orang yang mula-mula berserahkan diri (daripada orang-orang berserah diri).
Ya Allah, Engkaulah Raja, yang tidak ada yang disembah, diperhatikan selain Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku inilah hamba-Mu, aku telah berbuat aniaya pada diriku dan mengakui dosaku. Maka ampunilah dosa-dosaku semua, yang mana tiada yang mengampuni dosa selain Engkau. Dan berilah petunjuk-Mu padaku budi pekerti yang bagus, yang mana tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada bagusnya budi pekerti selain Engkau. Dan jauhkanlah daripadaku kelakuan yang jahat, yang mana tidak ada yang dapat menjauhkannya kecuali Engkau. Aku junjung dan turut perintah Engkau sedang semua kebaikan itu ada pada Engkau dan kejahatan itu tidak ada pada Engkau. Aku dan Engkau dan kembali kepada Engkau. Engkaulah yang Maha Memberkati dan Maha Mulia, aku mohon ampunan dan bertaubat pada Engkau.

218. Diriwayatkan daripada Ubadah bin As-Somit RA. katanya: Nabi Saw. bersabda: Tidak sah shalat orang yang tidak membaca surah al-Fatihah.

Kemudian membaca Ta’awwudz 
Artinya: Aku meminta perlindungan kepada Allah dari godaan syethan yang terkutuk. (ini dibaca pada setiap membaca Al Fatihah dalam shalat) dan selalu dibaca dalam hati.

Dilanjutkan surat Al-Fatihah:


Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Al-Fatihah(1): 1-7) Kabulkanlah permohonanku.

Akhirnya dari uraian singkat di atas disimpulkan bahwa dengan bulan Ramadhan ternyata Al Qur’an mendapat perhatian yang didasari iman dan takwa senantiasa membaca, memahami dan mengamalkan isi Al Qur’an. Tujuannya cuma satu yakni usaha sadar agar terwujud muttaqin sejati.

Semoga.







Komentar