Muslim
menunaikan ibadah puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan yang kadang 29, atau
30 hari. Dapat dipahami, disamping ia adalah ibadah wajib juga mengandung pokok
hidup sebagai hamba dan khalifah Allah Swt. di muka bumi yakni sebagai sarana
Riyadhah (olahraga) & Mujahadah (perjuangan) mengenai:
1.
Hati
setiap pribadi sangat menentukan pola hidup dan kehidupan yang
bersangkutan. Jika hati sudah menjadi hati
nurani yakni hati yang telah mendapatkan cahaya, nur dari Allah Swt. maka
pasti membawa manfaat yang besar pada pola hidup mereka. Dan inilah yang menjadi rahmatan lil’alamiin,
menyebarkan kasih sayang yang seluas-luasnya pada sekelilingnya yang dapat
mengantarkan pada kebahagiaan abadi di akhirat kelak. Dan jika yang terjadi
adalah sebaliknya hati tetap membangkang terhadap aturan Allah dan Rasul-Nya,
maka yang bersangkutan pasti celaka dunia dan lebih kelak di akhirat.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, 10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(Q.S. Asy Syams (91): 9-10).
Demikianlah sehingga menjadi sangat
penting hati diriyadhah, dilatih dan berjuang
untuk selamat dari pengaruh syetan yang senantiasa mengajak kepada
berbuat dosa yang menjadi bahan atau isi neraka.
2.
Demikian
juga mata setiap pribadi sangat menentukan pola hidup dan kehidupan yang
bersangkutan. Jika mata tak terpisahkan dengan bathin sehingga menjadi mata
bathin, maka mata yang sudah secara hakiki menghayati apa yang dilihat dan
menyadari segera bahwa hal itu adalah ciptaan Allah yang semuanya pasti
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (Q.S. An Nuur (24): 30).
Disinilah perlunya sehingga menjadi
sangat penting untuk diriyadhah, berjuang agar menjadi pengantar keselamatan
dari Allah Swt. sehingga selamat dari siksa api neraka.
3.
Telinga,
organ pendengaran mengantarkan suara, bunyi, ke alam batin pribadi yang
bersangkutan sehingga mampu mengambil sikap. Pribadi yang terbimbing oleh
syariat Islam mesti menerima semua apa yang didengar dan dia pikirkan dengan
sematangnya, kemudian dia ambil yang cocok Islam, dia tolak yang tidak cocok.
Pada hari (ketika), lidah, tangan dan
kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
(Q.S. An Nuur (24): 24).
Disinilah perlunya sehingga menjadi
sangat penting telinga diriyadhah,
berjuang, agar mampu menyaring mana yang cocok dan mana yang tidak cocok dengan
Islam, yang cocok dijadikan pedoman dalam hidup sehingga terhindar dari siksa
api neraka.
Dengan hati,
mata dan telinga yang sukses dalam Riyadhah & Mujahadah, insya Allah
terlebih lagi dalam bulan Ramadhan. Mesti mudah terbebas dari pengaruh syetan
dalam hal nafsunya. Maka besar kemungkinan pribadi yang bersangkutan terjamin
keselamatannya di dunia dan di akhirat terjauh dari siksa api neraka,
firman-Nya.
Dan sesungguhnya
Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. Al ‘Araf (7): 179).
Komentar
Posting Komentar