Muslim
sangat berharap agar ibadah puasa yang ditunaikan sebulan penuh menjadi ibadah
yang tepat mengantarkan manfaat yakni
terwujudnya takwa dan dosa terampuni.
Barang siapa
berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan berharap pahala (ridha) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (H.R.
Bukhari).
Dan firman-Nya:
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
(Q.S. Al Baqarah (2): 183).
Muslim
menjaga dengan seksama agar puasa tidak batal dan tidak kurang pahalanya,
bahkan ridha Allah yang berlipat ganda baginya dari Allah Swt. Maka muslim
melakukan hal-hal antara lain sebagai berikut:
1.
Hati-hati
dari berbicara, berkata-kata yang tergolong bohong adanya, sekalipun hanya
main-main, bergurau, termasuk berbicara saat: ada adzan, khatib ada dimimbar.
Dari Abu Hurairah R.A. ia berkata
Rasulullah Saw. telah bersabda: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan
bohong dan suka mengerjakannya, maka Allah tidak memandang perlu orang itu
meninggalkan makan dan minumnya. (HR. Al Khamsah).
2.
Agar
pahala dalam menunaikan ibadah puasa terjaga sewajarnya senantiasa berusaha
dengan baik sehingga terjaga perlakuan lemah lembut dalam berbicara, baik
kepada yang tua demikian pada yang muda, termasuk kepada yang kurang disenangi.
13. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun,
sesungguhnya dia telah melampaui batas; 14 Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau
takut". (Q.S. Thaahaa (20): 13-14).
3. Jaga agar puasa
tidak batal, maka jangan: marah, bikin gaduh, sekalipun ada orang yang
mengata-ngatai yang tidak baik, sampaikan balasan kata-kata yang selamat.
Dari Abu Hurairah RA. ia berkata:
Bersabda Rasulullah Saw.: Jika seseorang di antara kamu berpuasa, maka
janganlah berkata kotor pada hari itu, dan janganlah berkata kotor pada hari
itu, dan janganlah berbuat gaduh. Jika dimarahi oleh seseorang atau
dimusuhinya, hendaklah ia berkata: 'Saya sedang berpuasa'. (HR. Al Bukhari dan
Muslim). Dan firman-Nya:
[1072] Maksudnya orang-orang yang shalat
tahajjud di malam hari semata-mata karena Allah.
4. Berkumur atau istinsyaq
(menghisap air ke hidung) secara berlebihan, hal ini ada kemiripan dengan minum
kalau salah napas sehingga air bisa tertelan sampai ketenggorokan.
Dari Laqith bin Saburah R.A. ia berkata: Saya berkata:
Hai Rasulullah terangkanlah kepadaku tentang wudhu. Rasulullah Saw. bersabda:
Ratakanlah air wudhu dan sela-selailah jari-jarimu, dan keraskanlah dalam
menghirup air dalam hidung, kecuali jika engkau sedang berpuasa. (HR. Al
Khamsah). Dan firman-Nya:
... Dan makan minumlah hingga terang
bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah
puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu,
sedang kamu beri'tikaf [115] dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia, supaya mereka bertakwa. (Q.S. Al Baqarah (2): 187) [115] I'tikaf ialah
berada dalam mesjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah.
5. Keluar mani dengan sengaja, baik dengan mencium, mencumbu, meraba, onani dan lain
sebagainya. Allah Swt. berfirman dalam hadits Qudsi:
“Meninggalkan
makan, minum dan hawa nafsunya demi Aku.” (HR. Al-Bukhari).
6. Tentu
masih banyak lagi hal-hal yang sesungguhnya dapat membatalkan puasa paling
tidak mengurangi keutamaan puasa sehingga sangat penting senantiasa
berhati-hati khususnya jika sedang beribadah puasa.
Semoga
mantap dah artikelnya kawan
BalasHapus