Puasa adalah
rukun Islam yang keempat, yakni: menahan makan, minum, bergurau yang kurang
manfaat menurut ajaran Islam, melakukan yang sia-sia, bergaul suami dan isteri,
dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenam
mata hari. Puasa diperintahkan Allah Swt. dengan takaran wajib bagi orang-orang
beriman, firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa. (Q.S. Al Baqarah (2): 183).
Ibadah puasa telah diwajibkan pada umat
sebelum umat Nabi Muhammad Saw. Ibadah puasa adalah kewajiban bagi orang-orang
beriman, bertaqwa. Ibadah puasa berfungsi sebagai sarana membentuk pribadi
bertaqwa yang sebar-benarnya kepada Allah Swt.
Hal-hal pokok
yang mesti disiapkan untuk dan pada bulan suci Ramadhan antara lain:
1. Komitmen niat, kesadaran yang ikhlas
semata-mata karena mencari Ridha Allah Swt. Dalam semua amalan harus komitmen dengan niat ikhlas karena mencari keridhaan
Allah, bukan karena kepentingan-kepentingan duniawi sesaat. Niat adalah
landasan pertama dan utama suatu tindakan, tulus niat kita karena mencari
keridaan Allah, firman-Nya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian Itulah agama yang lurus. (Q.S. Al Bayyinah (98): 5). [1595] Lurus
berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
2.
Menyiapkan
makan sahur, baiknya jika tidak lama antara waktu selesai sahur dengan waktu
imsak (misalnya hanya berslang 5 atau 10 menit) dan usahakan harus makan sahur,
sabda Rasul Saw.
“Makan
Sahurlah, karena pada sahur itu ada keberkahan” (H.R. Bukhari).
3.
Memperbanyak
ibadah, amalan, baik sunnah terlbih yang wajib misalnya: membaca Al Qur’an,
shalat-sahat sunnah (tahajjud, witir, dhuha, sunnah rawatib dsb), dan berbuat
baik pada sesama pokoknya beliau mengamalkan dan mngajarkan, firman-Nya:
Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh [294], dan teman sejawat, ibnu sabil
[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri, (Q.S. An Nisaa (4): 36). [294] Dekat dan
jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada
pula antara yang muslim dan yang bukan muslim. [295] Ibnus sabil ialah orang
yang dalam perjalanan yang bukan maksiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga
anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
4.
Sangat
jelas Rasulullah Saw. senantiasa berhati-hati dan mengajarkan agar senantiasa
berhati-hati dalam berbagai kebiasaan buruk agar ditinggalkan misalnya: khayalan-khayalan
buruk, kata-kata buruk, gerak-gerik yang buruk ditinggalkan.
“Barang siapa
yang tidak meninggalkan ucapan keji dan berbuat keji, Allah tidak butuh orang
itu meninggalkan makan dan minumnya. (H.R. Bukhari).
Pada akhirnya
bahasan singkat ini bahwa sambutlah, isilah bulan Ramadhan 1433 H. ini dengan
penuh niat dan kesungguhan yang mendalam sebagai sarana mencari ridha dan
ampunan serta ketakwaan kepada Allah Swt.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar