Untuk memahami maksud Islam sebagai
rahmat bagi alam semesta, dikemukakan pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
1.
Islam, agama dari Allah Swt. yang disampaikan Muhammad Saw. berdasar pokok pada Al Qur’an dan Al Hadits, diamalkan pengikut Muhammad Saw. dengan berpedoman pada apa yang telah
dicontohkan Muhamnmad Saw. khususnya pada ibadah khusus. Adapun ibadah umum memang dasar pokok dari Al
Qur’an dan Al Hadits, tetapi pengembangannya diberikan keleluasaan pada muslim
untuk menumbuhkan sesuai dengan kaidah situasi yang berkembang, penuh kasih
sayang yang hakiki, dengan pertimbangan tidak boleh ada yang merugikan ajaran
dasar Al Qur’an dan Al Hadits yang diamalkan dalam: -aqidah, - akhlak mulia, -
ibadah, - muamalah duniawiyah.
Dan Tiadalah
Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S.
Al Anbiyaa (21): 107).
2. Pengembangan,
pengamalan Islam secara utuh dilakukan
dengan prinsip harus semakin sempurna dan membahagiakan umat Islam khususnya
dan alam semesta umumnya. Dengan ini tumbuhlah Islam yang berkemajuan,
menegakkan dan menjujung tinggi agama Islam
menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu. (Q.S. Al Baqarah (2): 208).
3. Masyarakat muslim yang kokoh dalam aqidah tauhid
meng-Esa-kan Allah Swt. dan komitmen dalam amalan Islam hingga akhir hayat
sadarnya. Dapat dipastikan semua amalan-amalannya mesti menggambarkan kasih
sayang sempurna terhadap alam semesta. Alam semesta yang meliputi: manusia,
hewan, tumbuhan, dan abioti sesuai dengan aturan pokok syariat Islam itu
sendiri.
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan
beragama Islam. (Q.S. Ali Imran (3): 102).
4. Muslim dalam menjalankan: -aqidah, - akhlak mulia, -
ibadah, - muamalah duniawiyah, pasti dengan komitmen, disiplin, kerja keras
yang sungguh-sungguh. Mengarahkan semua potensi, pikiran, harapan, doa yang
dimilikinya. Muslim sadar semuanya itu senantiasa penuh dengan tantangan,
bahkan musuh yang terkordinasi oleh syaitan dalam berbagai bentuknya. Apa lagi
dengan kehidupan dunia yang semakin kehilangan idealisme, digantikan oleh
faktor kebutuhan.
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al Ankabuut (29): 69).
1102
Diriwayatkan daripada Mujasyik bin Mas'ud as-Sulami R.A. katanya: Aku berjumpa
Nabi Saw. untuk berikrar setia dengan baginda untuk sama-sama berhijrah. Lalu
baginda bersabda: Sesungguhnya Hijrah telah berlalu, tetapi ikrar setia yang
masih boleh dilakukan ialah terhadap Islam, jihad dan melakukan kebaikan.
5. Islam rahmatan lil’alamiin, Al Qur’an diturunkan untuk
memberikan kenyamanan, ketenteraman, kedamaian bagi umat manusia pada umumnya
dan bagi muttaqin khususnya. Kalau tidak demikian, hal itu karena ada yang
salah paham dalam mengamalkan Islam itu sendiri dan itulah keberhasilan
syaitan.
2. Kami tidak
menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
3. Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),
(Q.S. Thahaa (20): 2-3).
6. Islam rahmatan lil’alamiin, Al Qur’an diturunkan untuk
memberikan petunjuk, penjelasan tentang segala sesuatu yang menjadi urusan umat
manusia sehingga mereka menjadi bahagia dunia dan terlebih kelak di akhirat. Muslim
yakin bahwa Qur’an harus: diyakini, dimiliki, dibaca, dipahami, diamalkan
sehingga dapat dinikmati kandungan pokok Islam sebagai rahmat bagi alam
semesta.
(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami
bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri
dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan
Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
(Q.S. An Nahl (16): 89).
7. Muslim dalam menjalankan tugasnya kadang harus
mengikuti sesuatu yang menyusahkan, karena hal itu berakibat mati syahid atau
hidup mulia, kadang manusia membenci hal itu, walaupun hanya dengan jalan itu
muslim mendapatkan hakiki hidup dan kehidupan yang sesuai dengan syariat Islam.
Diwajibkan atas
kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh
Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (Q.S. Al Baqarah (2): 216).
8. Muslim dalam menjalankan tugasnya, ada 2 (dua)
kemunkinan pokok:
- Senantiasa dipenuhi dengan kasih sayang yang tidak terbatas dengan hubungan kekeluargaan dan asal daerah, pokoknya saling sayang menyayangi disebabkan sama-sama mentaati Allah dan Rasul-Nya. Kasih sayang juga terjaga dengan baik walaupun tidak sama-sama ketaatannya, tetapi mereka menunjukkan kesetiakawanan, mereka tidak memusuhi, mengusir, atau menyuruh orang lain mengusir karena kita muslim.
- Ternyata harus bermusuhan karena mereka menyatakan, memperlihatkan dengan nyata memusuhi, mengusir, atau menyuruh orang lain mengusir karena kita muslim. Hal no. 2 ini sesungguhnya secara hukum tidak boleh ada di Indonesia, dengan dasar UUD 1945 Pasal 29 ayat 1,2 ...
Kamu tak akan
mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang
dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang
itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka
Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya, dan
dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa
puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah,
bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (Q.S. Al
Mujadalah (58): 22).
[1462] Yang
dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan
terhadap musuh dan lain lain.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar