Al Kabiir Yang Maha Besar, yakni jika dipandang dari sudut: kuasa, Dia Yang
Maha Kuasa, ukuran besar, Dia Yang Maha
besar, sekiranya ada ukuran dapat mengumpul semua makhluk ciptaan-Nya, maka
itupun tetap Dia Yang Maha besar daripada semua
makhluk ciptaan-Nya yang terkumpul yaitu: manusia, hewan tumbuh-tumbuhan
dan abiotik: air, tanah, batu, udara.
Bukan sesuatu yang dilarang dalam agama Islam jika ada yang bercita-cita
memiliki kebesaran dalam suatu usahanya, hal tersebut adalah wajar, Al Kabiir
dengan sifat Maha Kasih Sayang-Nya akan mencurahkan ridha kasih sayang-Nya
kepada makhluk-Nya termasuk kepada hamba-Nya yang Ia kehendaki. Al Kabiir dalam salah satu keterangan-Nya
bahwa siapa saja yang mencari baik yang sifatnya dunia demikian yang sifatnya akhirat
akan Dia kabulkan, berikan. Dengan
demikian jelas bahwa yang terpokok bagi seseorang adalah kesungguhan, semangat
dan kebenaran, martabat dalam menjalankan suatu usaha. Jika itu terpenuhi maka
Al Kabiir mesti memenuhi, memberikan, apa kehendak hamba-Nya tersebut, firman-Nya:
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia,
niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki
pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Q.S. Ali Imran (3): 145).
Insya Allah
kebesaran dalam arti yang luas tersebut diperoleh seseorang jika terlebih
dahulu dipersiapkan jiwa, semangat:
1)
Keilmuan, akal yang
tinggi (bukan asal berbuat).
2)
Daya cipta yang
tinggi (bukan selalu ikut apa yang sudah ada).
3)
Semangat pengabdian
yang tinggi (semua kegiatan semata hanya karena mencari keridhaan Al Kabiir).
4)
Jiwa ke-Islam-an
yang tinggi (bukan memperturutkan hawa nafsu).
5) Rasa, semangat tanggung jawab yang tinggi (bukan lempar
batu sembunyi tangan), maka seterusnya dimantabkan dengan tawakkal dan
permohonan kepada Al Kabiir.
Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak, Yang Maha Besar lagi Maha
Tinggi. (Q.S. Ar Rad (13): 9).
Kebesaran yang mungkin sedang dimohon kepada Al Kabiir atau sedang dimiliki
atas keridhaan dari Al Kabiir menuntut kewajiban untuk senantiasa menjaganya
dengan sebaik-baiknya sehingga tahan dan berguna secara terus-menerus dalam
waktu yang cukup lama. Jika dapat ia berdaya guna bahkan sedikitnya jika seumur
dengan kebutuhan pemiliknya. Suatu kewajaran jika ada usaha secara teratur
bermohon, berdoa kepada Al Hafiizh, Yang Maha Penjaga, agar dikaruniai, diberikan
kemampuan untuk senantiasa memiliki kemampuan senantiasa menjaga, memelihara
dan meningkatkan kebesaran yang sedang dimiliki dan yang sedang dikembangkan,
ditingkatkan.
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa
(amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan
mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat
membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha
Pemelihara segala sesuatu. (Q.S. Hud (11): 57).
Sering didapati suatu usaha di tengah-tengah masyarakat yang betul-betul
sangat dibutuhkan oleh publik, umum secara mendasar namun tiba-tiba usaha,
kebutuhan tersebut menghilang dan lain sebagainya, misalnya tenaga listrik yang
merupakan hajat orang banyak. Demikian
juga air minum, air bersih yang keduanya sungguh sangat diperlukan oleh orang
banyak dalam hal hidup dan kehidupan lantas hilang. Hilangnya itu disebabkan
karena tidak adanya paling tidak
kurangnya usaha penjagaan, pemeliharaan terhadapnya, atau munkin ada ususr
kesengajaan untuk keperluan orang tertentu.
Suatu hal yang sangat disesalkan oleh kebanyakan orang, masyarakat Sulawesi
Selatan pada umumnya adalah pihak yang diberikan tanggung jawab hal tersebut
secara sengaja senantiasa mencari bagaimana membelokkan perhatian. Dengan
pembelokan tersebut sehingga umum tidak paham bahwa sesungguhnya yang terjadi
adalah kesalahan dan atau
ketidakpedulian terhadap pemeliharaan DAM secara baik yang sangat dibutuhkan
umum. Misalnya pihak PLN memberikan alasan debit air kurang, ditampilkanlah
foto (Pare Pos, 19 Oktober 2009) yang
sesungguhnya bukan itu yang perlu dilihat. Sebab yang perlu dilihat jika ingin
diperlihatkan adalah DAM. Dengan kesalahan yang disengaja itu sehingga dibutuhkan
hujan buatan yang nilainya sampai 2,3 milyar (Pare Pos, 20 Oktober 2009) yang
sesungguhnya yang terbaik dan efesien serta efektif adalah uang rakyat yang
besar itu dibelikan mesin besar dan
pipa besar untuk pengerukan pasir, lumpur yang telah menggantikan air di DAM
Bakaru Pinrang Sulawesi Selatan (yang diresmikan Presiden Soeharto tahun 1991).
Dengan cara tersebut sehingga pengerukan bukan terkesan hanya memenuhi
kebutuhan pemesanan pasir dan kerikil untuk bahan bangun yang mungkin sebagai
bahan timbunan dan lain sebagainya.
Semoga Al Hafiizh, Yang Maha Penjaga, Maha Memelihara mencurahkan kepada
kita sifat kemampuan memiliki dan mengamalkan ketekunan secara terus menerus
menjaga dan memelihara dengan sebaik-baiknya. Semua nikmat yang telah dan yang
akan diberikan kepada kita, sehingga nikmat tersebut dapat lebih berdaya guna,
bermanfaat yang sebesar-besarnya di tengah-tengah hidup dan kehidupan
masyarakat yang sedang berkembang, umumnya bagi kita bangsa Indonesia dan khususnya bagi masyarakat Sulawesi
Selatan.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar