Perkembangan, pertumbuhan
di berbagai bidang, aspek hidup dan kehidupan sangat nampak secara wajar jika
dengan usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan, misalnya pada:
Keadaan di atas semuanya buah dari pemeliharaan yang rutin dan baik, sedang pemelihara secara hakiki tiada lain kecuali Al Muqiit, Yang Maha Memelihara. Muslim berbuat kebaikan, termasuk dalam bentuk pemeliharaan 7 (tujuh) bagian misal di atas, barang dan atau pada sesama umat manusia, semuanya dilandasi keyakinan. Mereka yakin bahwa semua yang dilakukan dengan penuh kesadaran, pasti mendapatkan perhitungan balasan keridhaan dari Al Muqiit Yang Maha Memelihara. Mungkin di dunia, pasti keridhaan tersebut diperoleh di akhirat sesuai dan bahkan dilipatgandakan dari apa yang telah diperbuatnya.
1.
Janin
dalam kandungan ibunya yang berkembang hingga jadi manusia dewasa.
2.
Hewan
yang berkembang hingga besar dan banyak.
3.
Benih
tumbuhan yang tumbuh hingga besar dan banyak.
4. Bangunan
yang kecil, sederhana hingga besar dan mewah.
5.
Kendaraan
yang kecil sederhana hingga yang besar dan mewah.
6.
Komunikasi
yang sederhana hingga yang sangat sempurna.
7.
Transportasi
yang sederhana hingga yang sangat cepat, dan lain sebagainya.
Keadaan di atas semuanya buah dari pemeliharaan yang rutin dan baik, sedang pemelihara secara hakiki tiada lain kecuali Al Muqiit, Yang Maha Memelihara. Muslim berbuat kebaikan, termasuk dalam bentuk pemeliharaan 7 (tujuh) bagian misal di atas, barang dan atau pada sesama umat manusia, semuanya dilandasi keyakinan. Mereka yakin bahwa semua yang dilakukan dengan penuh kesadaran, pasti mendapatkan perhitungan balasan keridhaan dari Al Muqiit Yang Maha Memelihara. Mungkin di dunia, pasti keridhaan tersebut diperoleh di akhirat sesuai dan bahkan dilipatgandakan dari apa yang telah diperbuatnya.
Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik [325], niscaya ia akan
memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at
yang buruk [326], niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. An Nisaa (4): 85).
[325] syafa'at yang baik ialah:
setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang muslim atau
menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan. [326] syafa'at yang buruk ialah kebalikan syafa'at
yang baik.
Semangat, jiwa pemeliharaan tersebut, mendorong secara
cepat pertumbuhan dan perkembangan, baik pribadi, keluarga dan masyarakat pada
umumnya dalam segala aspek hidup dan kehidupan. Dengan pemeliharaan terwujudlah
peradaban yang menunjukkan kemajuan baik kuantitas demikian kualitas. Dan dapat
diperhitungkan oleh sesama umat dan bahkan
kadang menjadi perebutan dalam arti yang positif dalam dunia bisnis.
Seperti penanaman modal dan lain sebagainya, tentu saja hal tersebut setelah
dicapai, maka yang bersangkutan sisa memilih pilihan mana yang lebih sesuai
dengan kehendak Al Muqiit, Yang Maha
Memelihara, maka itulah dikabulkan penawarannya demi mewujudkan kemajuan yang
baik dan halal, memberikan keselamatan di dunia terlebih di akhirat.
firman-Nya:
Dan Sesungguhnya hari Kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan) [1582]. (Q.S. Adh Dhuhaa (93): 4).
[1582] maksudnya: akhir perjuangan
nabi Muhammad Saw. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang
permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan, ada pula sebagian ahli tafsir
yang mengartikan akhir dengan kehidupan akhirat beserta segala kesenangannya
dan ula dengan arti kehidupan dunia.
Dalam usaha, keadilan dan sukarela, merupakan
prinsip dasar ditegakkan dalam berbisnis baik terhadap intern, kedalam demikian juga terhadap yang ekstern, keluar
lembaga, bahkan terhadap yang bukan islam pun harus diperlakukan sama. Sukarela dan adil mengandung arti tidak ada
paksaan, pemerasan, pemalsuan dan tipu muslihat. Prinsip sukarela dan keadilan
harus dilandasi dengan amanah, jujur. Harus ada ketegasan jika ada yang
menampakkan tanda-tanda penghianatan, maka segera diproses dan jika harus, maka
diputuskan kerja sama, walaupun dengan cara yang sebaik-baiknya.
Dan jika kamu khawatir akan
(terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian
itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berkhianat. (Q.S. Al Anfaal (8): 58).
Muslim
wajarnya senantiasa aktif menyadari diri sebagai hamba (pekerjaja,
pengabdi) dan khalifah (pengatur, peñata, penertib diri, keluarga dan
lingkungan) di bumi. Memandang, menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan
positif, tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, Islam, dan ihsan dalam
arti berakhlaq karimah. Muslim wajib pula menyadari secara mendalam bahwa
disamping dua sisi perwujudan di atas masih ada satu lagi yang sungguh harus
diwaspadai yakni kebiasaan merusak, bahkan membunuh walaupun saudara sendiri,
sebagaimana yang dilakukan oleh Habil dan Qabil.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al baqarah (2): 30).
Meskipun
sejarah qurban telah tua, seusia dengan peradaban manusia itu sendiri, yaitu
tatkala Allah Swt. memerintahkan kepada putra-putra Nabi Adam AS. yakni Habil
dan Qabil untuk mengorbankan sebagian hartanya guna mendekat diri kepada Allah
Swt. Dan menjadi terang benderang Allah Swt. tidak menerima qurban, persembahan
yang dilakukan dengan tidak ikhlas, sehingga dipilih yang tidak sempurna dan
lain sebagainya untuk dijadikan qurban.
Ceritakanlah kepada mereka kisah
kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua
(Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil):
"Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah
hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa". (Q.S. Al Maaidah
(5): 27).
1516 Diriwayatkan dari Abu
Hurairah r.a. katanya: Ketika diturunkan ayat, maksudnya adalah: Siapa yang
melakukan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu.
Orang-orang Islam merasa amat sedih tetapi kemudian Rasulullah Saw. bersabda:
Sederhanalah dan jangan terlalu berlebih-lebihan serta berusahalah melakukan
yang benar. Setiap musibah yang menimpa orang-orang muslim adalah suatu pelebur
kesalahan biarpun hanya sekadar tertusuk duri
Semoga.
Disampaikan di Bank Mandiri Parepare pada 21 Desember 2012.
Disampaikan di Bank Mandiri Parepare pada 21 Desember 2012.
Komentar
Posting Komentar