Sesungguhnya ibadah menanamkan tiga, tetapi kadang nampaknya seakan dua pilar sentral pada manusia sehingga pribadi tersebut tidak dapat berpisah dengan Allah Swt. dalam keyakinannya, yaitu:
1.
Hubb
(cinta) pada Allah Swt. Cinta (hubb) harus disertai dengan sikap rendah diri,
jauh dari sombong, angkuh, takabur dan lain sebagainya sifat terhina dalam Islam.
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa
di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan
suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang
bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha
mengetahui. (Q. S. Al-Maidah (5): 54). Dan firman
yang lain-Nya yang lain:
Mukmin
sejati sungguh besar dan mendalam cintanya semata kepada Allah Swt.
Dan di antara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zhalim itu [106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari
kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q.S. Al-Baqarah (2): 165).
[106]
Orang yang zhalim: orang-orang yang menyembah selain Allah.
2.
Khauf
(takut) dibarengi dengan raja’ (harapan) mendalam terhadap Allah Swt. sehingga pribadi yang bersangkutan senantiasa
penuh hatinya dengan rasa takut melanggar aturan Allah Swt. Dan demikian juga
hatinya selalu dipenuhi rasa optimis, yakin ia pun akan senantiasa diberi
pemeliharaan oleh Allah Swt. dalam segala amalannya. Muslim dalam setiap ibadah
harus terkumpul dua unsur ini.
Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar. (Q.S. An Nisaa (4): 9).
Muslim, mukmin mendalam rasa takutnya
hanya kepada Allah Swt. sekalipun ada yang mengancam dia untuk dibunuh.
Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu
kepadaku untuk membunuhku, aku (Habil) sekali-kali tidak akan menggerakkan
tanganku kepadamu (Qabil) untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada
Allah, Tuhan seru sekalian alam. (Q.S.
Al Maaidah (5): 28).
Dorongan ibadah sehingga
muslim, mukmin dalam tindakannya senantiasa dengan aturan Islam, selalu takut
pada azab Allah Swt. penuh harap akan ampunan dan ridha Allah Swt.
Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar
(hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku. (Q. S. Al An’aam (6): 15).
Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (Q.S. Al Kahfi (18): 46).
Komentar
Posting Komentar