1
Nilai menurut bahasa: sifat-sifat
(hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan misal: tradisional yang dapat
mendorong pembangunan, perlu kita kembangkan, sesuatu yang
menyempurnakan manusia sesuai hakikatnya.
Nilai budaya: konsep abstrak
mengenai masalah dasar yang sangat penting dan berharga dalam kehidupan
manusia.
Remaja
dalam bahasan ini yakni himpunan pelajar dan mahasiswa yang berasal dari Kabupaten
Enrekang Sulawesi Selatan. Mereka dengan kesadaran sendiri, tanpa ada paksaan
dari pihak lain, pribadi tersebut menghimpun diri satu sama lain saat berada
dirantau. Mereka menegakkan dan menjunjung tinggi kerja sama dalam kebaikan,
ketakwaan dan tidak kerja sama dalam dosa dan permusuhan.
... Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al Maaidah (5): 2).
Suatu
berkah besar dari Allah Swt. putra-putri kabupaten Enrekang dapat dipastikan
99,99% orang tua mereka ada beragama Islam. Karakter dasar yang wajar baginya
adalah semua amalan harus komitmen
dengan niat ikhlas karena mencari keridhaan Allah, bukan karena
kepentingan-kepentingan duniawi sesaat. Niat adalah landasan pertama dan utama
suatu tindakan, tulus niat kita karena mencari keridaan Allah, firman-Nya:
Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (Q.S. Al Bayyinah
(98): 5). [1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan
jauh dari kesesatan.
2
Budaya pokok masyarat
Massenrempulu yang biasa dipesankan pada remaja yang akan menuju rantau orang, male issalai kampung menjari masa depan
yang lebih baik, atau untuk menuntut ilmu pengatahuan antara lain “pemellongngii sipakmu dennoo upak mu ola
tangngana padang namario to rupa tau nametawa to daun kaju, anna andik narakba
toreu pura mulese (Nenek Sulle Kollong)”
Pesan budaya pokok tersebut di
atas, dalam bahasa yang lain yakni; bagaimana cara harus diamalkan sehingga
kita selamat dalam beradabtasi dengan masyarakat yang lain dari keluarga,
kerabat atau sekampung kita? Jawaban dari kalimat tanya tersebut, tergantung
pada kemampuan pribadi kita memahami dan mengamalkan sifat hakiki manusia
yakni: jujur, adil, menghargai sesama, punya semangat kerja dengan benar (iman),
dan lan sebagainya.
Tidak ada doa mereka selain
ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan
kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami[235] dan tetapkanlah pendirian
kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
147.
Karena
itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia[236] dan pahala yang baik di
akhirat, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. Ali Imran
(3): 147-148).
[235] Yaitu
melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah Swt.
[236] Pahala
dunia: kemenangan, memperoleh harta rampasan, pujian dan lain-lain.
Pesan budaya
tersebut juga mendorong agar para remaja menjadi pribadi yang saleh, sehingga
mendapat ridha Allah Swt. dunia dan akhirat.
Mereka beriman kepada Allah dan
hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar
dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk
orang-orang yang saleh. (Q.S. Ali Imran (3): 114).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar