IBADAH DAD IMM



(Disampaikan pada tanggal 29 Juni 2013 di UMPAR Parepare)


Pengertian pokok ibadah meliputi:
1.      Ibadah adalah mendekatkan diri pada Allah dengan jalan:
1). Mentaati segala perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya.
2). Menjauhi segala larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.
3). Mengamalkan segala yang diinginkan Allah Swt. dan Rasul-Nya.
4). Mengembalikan segala hal-hal yang  diperselisihkan kepada Allah dan
     Rasul-Nya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu.. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An Nisa (4): 59).

2.      Ibadah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
1)      Ibadah umum yakni segala yang diinginkan Allah Swt. dan Rasul-Nya
      dan dasar pokoknya tegas dalam Qur'an dan atau dalam Hadits sedang dasar rinciannya, pelaksanaannya didasarkan pada akal dengan senantiasa memperhatikan penyesuaian dengan Qur'an dan atau  Hadits.
2)      Ibadah khusus segala yang diinginkan Allah Swt. Dan Rasul-Nya serta  dasar pokoknya dan  perinciannya, langkah-langkahnya  tegas dalam Qur'an dan atau dalam Hadits.

3.      Tugas pokok muslim tentang ibadah:
1.            Mengabdikan diripada kepada  Allah Swt. sepanjang hayat sadarnya.
2.            Mensyukuri nikmat, rezeki yang dikaruniakan Allah Swt.
3.            Pengabdian dan permohonannya hanya kepada Allah Swt.
  1. Meningkatkan semangat meneladani para penegakkan kebenaran, dan menghentikan, menolak perlakuan yang tidak Islami.
5.            Membina jiwa sehingga tunduk pada syariat Islam.
6.            Menjauhkan sifat-sifat binatang dari jiwa dan prilaku.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (٥٧)إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (٥٨)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki, yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (Q.S. Adz Dzariyat (51): 56-58).
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧)
5.      Hanya Engkaulah yang kami sembah [6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan [7].
6.      Tunjukilah [8] kami jalan yang lurus,
7.      (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [9] (Q.S. Al Fatihah (1): 5-7).

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh     keyakinan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan         bahwa Allah    mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat   menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang     dimaksud dengan ayat ini memberi hidayah dan taufik.
[9] Dimurkai dan sesat: semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلا (٤٣)أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلا كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلا (٤٤)
43.  Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,
44.   atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). (Q.S. Al Furqan (25): 43-44).

4.      Pembinaan umat dalam ibadah:
  1. Jangan menjadi kafir.
  2. Beriman pada ayat-ayat Allah, dan syariat-Nya.
  3. Beriman  pada Rasul-Nya, Muhammad Saw. dan seruannya.
  4. Bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya.
  5. Senantiasa siap dalam keadaan beragama Islam.
  6. Senantiasa menyeru kepada: kebajikan, ma`ruf.
  7. Senantiasa mencegah dari yang munkar; jangan ragu-ragu jika ada yang mencurigakan, harus segera diperjelas. 

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (١٠١)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Q.S. Ali Imran (3): 101 -102).


وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٠٤)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar [217]; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran (3): 104).
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar: segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

5.      Beberapa buah dari keteguhan ibadah:
  1. Berita gembira bagi yang menjauhkan diri dari thaghut:  syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah Swt.
  2. Allah memberikan petunjuk kepada umat yang memberdayakan: pendengaran,   mengikuti apa yang terbaik, benar (sesuai syariat Islam) dari yang ia dengar.
  3. Memahami, meyakini adanya manfaat dari semua ciptaan Allah.
  4. Senantiasa mengingat Allah Swt.
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِي (١٧)الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الألْبَابِ (١٨)
17. Dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembah-nya [1310] dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, 18. Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya [1311]. mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (Q.S. Az Zumar (39): 17-18).
[1310] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah Swt.
[1311] Maksudnya ialah mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran Al Quran dan ajaran-ajaran yang lain, tetapi yang diikutinya ialah ajaran-ajaran Al Qur’an karena ia adalah yang paling baik.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran (3): 190 -191).

Semoga.

Komentar