Ramadhan 1434 H. 7. Shalat dan Keutamaannya.

Pahami shalat dan dirikan dengan sempurna, terus-menerus mengajarkan shalat pada keluarga dan kepada siapa saja, dengan khusyu’ yang mendalam yakni sengaja melakukan ibadah tersebut semata-mata karena mengikuti perintah Allah Swt. dan petunjuk Rasulullah Saw.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى


Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Q.S. Thaha (20) : 132).

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(Yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, (Q.S. Al Mu’minun (23) : 2).

B. Baca dan pahami isi Al Qur’an dan dirikan shalat, tinggalkan keji dan munkar, dipelihara dengan penuh kehati-hatian tentang shalat dan seluruh rangkaiannya, jangan dirusak dengan penyakit jiwa, batin yaitu: iri hati, dengki, sombong, takabur, munafik dan lain sebagainya.
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Ankabut (29) : 45).
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ


Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (Q.S. Al Mu’minun (23) : 9)

C. Dirikan shalat tepat waktu secara terus-menerus, hati-hati mesti banyak halangan, baik bisikan dari dalam demikian pengaruh terang-terangan dari luar diri kita.


فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S. An Nisaa (4) : 103).

الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ

Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, (Q.S. Al Ma’aarij (70) : 23)

Jangan mendirikan shalat seperti golongan orang munafik: mendirikan shalat dengan malas sehingga mereka menunda-nunda waktu pelaksanaan shalatnya.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا 

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka [364]. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya [365] (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali [366]. (Q.S. An Nisa (4): 142).

364) Maksudnya: Allah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani para mukmin. Dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka, pembalasan tipuan mereka itu.
365) Riya: melakukan sesuatu tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat.
366) Maksudnya: mereka shalat hanyalah sekali-sekali saja, yaitu bila mereka berada di hadapan orang.

Semoga

Komentar