Muslim wajib senantiasa mampu membaca gejala, tanda-tanda
lingkungannya yang meliputi berbagai ragam fenomena alam semesta. Bahasan ini
di pusatkan perhatian tentang manusia yang menurut istilah agama Islam,
tergolong munafik. Dengan pemahaman tersebut, maka paling tidak dapat
mengurangi kerugian moral, kerugian akhlakul karimah yang ditimbulkan para
munafiqun tersebut. Moral pokok munafiqun yang dikemukakan pada bahasan ini sebagai berikut:
1.
Pekerjaan orang munafik menghalangi orang untuk memperoleh dakwah
Islamiyah, usaha menghalangi tersebut mereka lakukan dengan berbagai cara yang
memang sangat menarik sehingga melalaikan orang untuk bersyariat Islam. Jika ia
memperlihatkan tanda-tanda ketaatan pada syariat Islam, hanyalah penipuan.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ
تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ
يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا (٦١)
Apabila dikatakan kepada mereka:
"Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada
hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia)
dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (Q.S. An Nisaa (4): 61).
2.
Pada dasarnya
kegiatan orang munafik itu hanyalah dorongan riya’, mau dipuji, menipu muslim
dan lain sebagainya, baik dalam suasana ibadah khusus demikian dalam suasana
ibadah umum. Muslim wajib meyakini apapun perlakuan para munafik itu
kesudahannya adalah ia menjadi isi neraka dan mereka abadi di dalamnya.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا
كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا (١٤٢)
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka [364].
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka
bermaksud riya [365] (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
menyebut Allah kecuali sedikit sekali [366]. (Q.S. An Nisaa (4): 142).
[364]
Maksudnya: Allah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka
dilayani sebagai melayani para mukmin. Dalam pada itu Allah telah menyediakan
neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
[365] Riya:
melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di
masyarakat.
[366] .Maksudnya: mereka shalat
hanyalah sekali-sekali saja, yaitu bila mereka berada di hadapan orang.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ
فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (١٤٥)
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi
mereka. (Q.S. An Nisaa (4): 145).
3.
Kewajiban
muslim untuk senantiasa mengingatkan pada para munafik: bahwa sesungguhnya jika
mereka sedikit memperoleh ketenangan di dunia, itu hanya sementara yang pada
dasarnya tempat kembali secara abadi bagi mereka adalah neraka yang penuh
dengan siksa yang pedih.
وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ
وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ
وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ (٦٨)
Allah
mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir
dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi
mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. (Q.S. At
Taubah (9): 68).
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ
بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (١٣٨)
Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (Q.S.
An Nisaa (4); 138).
Dengan memahami
suasana kegiatan para munafik tersebut, maka muslim wajib senantiasa waspada
setiap waktu dan tempat, untuk waspada dengan kesiapan yang sungguh-sungguh
dalam menghadapi musuh Islam tersebut. Tentunya dipahami dengan baik musuh
tersebut jauh lebih berbahaya dari pada orang kafir.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
(٢٠٠)
200. Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
(Q.S. Ali Imran (3); 200).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar