Manusia adalah makhluk percaya pada kadarnya
masing-masing, manusia telah memiliki kepercayaan/kesadaran berupa
prinsip-prinsip dasar yang niscaya lagi rasional yang diketahui secara intuitif
(common sense), pikiran jernih yang
menjadi kepercayaan utama manusia sebelum ia merespon segala sesuatu di luar
dirinya. Manusia percaya, yakin ada kekuatan Yang Maha dalam segalanya di luar
dirinya. Bagi muslim, pemilik kekuatan dahsyat tersebut tidak ada lain kecuali
Allah Swt.
وَلَوْلا إِذْ
دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ إِنْ
تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالا وَوَلَدًا (٣٩)
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki
kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak
Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan. (Q.S.
Al Kahfi (18): 39).
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ
وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (٥٧)إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو
الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (٥٨)
56. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku. 57. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun
dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. 58.
Sesungguhnya Allah, Dialah Maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kokoh. (Q.S. AdzDzaariyaat (51): 56-58).
Prinsip-prinsip dasar yang dimaksud yakni aqidah tauhid,
keyakinan meng-Esa-kan sang pemilik kekuatan dahsyat tersebut, Allah Swt.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ
مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى
أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (١٧٢)
Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)", (Q.S. Al ‘Araf (7): 172).
Dari sekian banyak
literatur dan keterangan para cendekiawan muslim, tentang arti dan makna
filsafat dan ibadah, namun dapat kita ketengahkan yang singkat dan mencakup
yang banyak itu, sebagai berikut:
Kata filsafat
memiliki banyak sekali arti, baik arti sempit maupun luas. Dalam hal ini filsafat ibadah terdiri
dari dua kata yaitu filsafat dan ibadah. Kaitannya dengan filsafat ibadah, filsafat itu sendiri diartikan
secara etimologi memiliki arti bijaksana dan
secara terminologi filsafat berarti mencari hakikat kebenaran. Orang yang memiliki jiwa filsafat, senantiasa
dengan sungguh-sungguh mencurahkan waktu, tenaga, pikirannya untuk menemukan
manfaat yang sesungguhnya tentang segala sesuatu sehingga mulai dari hal
sekecil-kecilnya sampai pada yang sebesar-besarnya didapatkan manfaat untuk
keselamatan hidup umat manusia, dunia dan akhirat.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا
وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ (١٩١)
(Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran
(3): 191).
Muslim senantiasa
menajamkan akalnya, dan bahkan mereka pantang/haram mengikuti sesuatu yang ia tidak memahami selama itu bukan
seruan Allah dan Rasul-Nya, mereka
dalam menghadapi sesuatu selalu mendahulukan apa, darimana, untuk apa, mau
kemana?
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ
بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولا (٣٦)
Dan janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya. (Q.S.
Al-Israa’ (17):36).
Sedangkan ibadah
secara etimologi berarti, taat, tunduk, patuh dan sebagainya, sedangkan secara
terminologi ibadah berarti penghambaan diri seseorang terhadap Sang Khaliq
(pencipta) dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya serta menjauhi
larangan-larangan-Nya. Ibadah tidak hanya berupa shalat, zakat, puasa, dan haji tetapi
ibadah dapat berupa doa dan dzikir serta segala amal perbuatan yang diridhoi
oleh Allah SWT.
Ibadah ialah
ungkapan yang mencakup segala apa yang dicintai, diizinkan Allah dan
diridhoi-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, bathin maupun lahir.
Shalat, zakat, shiyam (puasa), haji, jujur, menunaikan amanat, adil, berbuat
baik kepada diri, kedua orang tua, keluarga, alam semesta, memenuhi janji, amar
ma’ruf nahi mungkar, jihad yakni mengarahkan segala kemampuan dalam menghadapi
sesuatu yang diridhai Allah, dan atau melawan orang-orang kafir serta
orang-orang munafik. Berbuat kebajikan kepada tetangga, anak yatim, orang
miskin, ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan), dan kepada harta milik: baik
dalam bentuk materi maupun hewan ternak, juga berdoa berdzikir, membaca
Al-Qur’an dan kegiatan-kegiatan lain yang semisal, adalah termasuk ibadah.
Sesungguhnya dzikir, syukur, ibadah merupakan satu kesatuan yang susah dipisahkan.
Ya Allah bimbinglah
aku untuk mengingat Engkau, dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan
baik kepada-Mu.
Dengan ibadah yang sempurna semakin kita
kokohkan kepribadian sebagai mukmin, muttaqin yang penuh komitmen, istiqamah dalam segala
tingkatan hidup dan kehidupan.
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا
تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ (٢)
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman [594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [595] gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Q.S. Al Anfaal (8): 2). [594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[595] Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang
mengagungkan dan memuliakan-Nya.
Dengan ibadah yang sempurna semakin kita
kokohkan kepribadian sebagai mukmin, muttaqin yang penuh komitmen, istiqamah sehingga dalam ibadah khusus, maka
mereka seakan sedang berhadapan dengan Allah Swt.
Ihsan yaitu engkau
menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan jika kamu tidak melihat-Nya,
maka Allah tetap melihat kamu.
Yang demikian itu karena ibadah kepada Allah merupakan tujuan hidup
manusia yang dicintai dan diridhoi oleh-Nya untuk maksud itulah Allah
menciptakan mahluk-Nya, sebagaimana talah dijelaskan terdahulu.
Agar tepat dan benarnya ibadah maka Allah mengutus para rasul-Nya, menjadi
kewajiban bagi muslim senantiasa mendasarkan dan mempedomani Qur’an, dan Hadits
dalam segala urusannya:
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ
الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُكَذِّبِينَ (٣٦)
Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut
[826] itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul). (Q.S. An Nahl (16): 36). [826] Thaghut
ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah SWT.
Pribadi muslim, wajib beribadah yang sesuai syariat Islam sejak
dewasanya hingga wafatnya, sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki, kegiatan
tersebutlah yang membedakan seseorang dengan binatang.
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ (٩٩)
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu
yang diyakini (ajal). (Q.S Hijr (15): 99).
Dengan ibadah yang benar, maka seorang akan
terjauh dari sifat tercela seperti sombong, bakhil, boros dan lain sebagainya:
وَلَهُ
مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِهِ وَلا يَسْتَحْسِرُونَ (١٩)يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لا
يَفْتُرُونَ (٢٠)
19. Dan kepunyaan-Nyalah segala
yang di langit dan di bumi, dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya, mereka tiada
mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. 20.
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (Q.S. Al Anbiya
(21): 19-20).
Bahan pokok materi di atas adalah rukun iman dan rukun Islam sebagai
berikut:
Rukun iman:
1.
Iman
kepada Allah.
2.
Iman
kepada Malaikat.
3.
Iman
kepada Kitab Allah.
4. Iman kepada utusan Allah.
5. Iman kepada hari kiamat.
6. Iman kepada qadha’ dan qadhar.
Rukun Islam:
1. Syahadatain (dua kalimat syahadat).
2. Mendirikan shalat.
3.
Menunaikan
zakat.
4.
Berpuasa
pada Bulan Ramadhan.
5.
Naik haji
bagi yang mampu.
Iman, Islam, Ihsan dan tanda-tanda kiamat.
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ
بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ
السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ
عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ:
يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي
عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ
أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ
الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا
لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ
صَدَقْتَ، قَالَ
فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ
السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ
فَأَخْبِرْنِي عَنْ
أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ
الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ
انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ
السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ
أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]
Dari Umar: Ketika
kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba
tampak di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut
sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan
tidak seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan
Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan
tangannya di atas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata:
1.
"Hai Muhammad, beritahukan
kepadaku tentang Islam" Rasulullah menjawab,"Islam itu engkau bersaksi
bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu
utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada Bulan
Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu
melakukannya." Orang itu berkata,"Engkau benar," kami pun heran,
ia bertanya lalu membenarkannya. Orang itu berkata lagi,
2.
"Beritahukan kepadaku tentang
Iman" Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada Allah, kepada para
Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari kiamat dan
kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Orang tadi berkata,"
Engkau benar" Orang itu berkata lagi,
3.
"Beritahukan kepadaku tentang
Ihsan" Rasulullah menjawab,"Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan
engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti
melihatmu." Orang itu berkata lagi,
4.
"Beritahukan kepadaku tentang
kiamat" Rasulullah menjawab," Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu
dari yang bertanya." Selanjutnya orang itu berkata lagi,
5.
"Beritahukan kepadaku tentang
tanda-tandanya" Rasulullah menjawab," Jika hamba perempuan telah
melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas
kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan
bangunan.
6.
"Kemudian pergilah ia, aku
tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai
Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya menjawab," Allah
dan Rasul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah
Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu" HR. Imam Muslim.
Renungkan dan camkan dengan mendalam:
الَّذِي
خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ (٧)فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ (٨)كَلا
بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ (٩)وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ (١٠)كِرَامًا
كَاتِبِينَ (١١)يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ (١٢)إِنَّ الأبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
(١٣)
7. Yang telah menciptakan
kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,
8. Dalam bentuk apa saja yang
Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
9. Bukan hanya durhaka saja,
bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.
10. Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) mengawasi (pekerjaanmu),
11. Yang mulia (di sisi Allah)
dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),
12. Mereka mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
13. Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam
surga yang penuh kenikmatan. (Q.S.
Al Infitaar (82): 7-13).
Komentar
Posting Komentar