Muslim
yakin bahwa kehidupan manusia ada dua bagian secara hakiki yakni:
1) Kehidupan
dunia yang bermula dari kandungan ibu sampai terjadinya sakaratul maut, yang
pada dasarnya kehidupan dewasa sadarnya seseorang yang menentukan nikmat dan
sengsaranya kehidupan dunianya dan kehidupan berikutnya yang sifatnya abadi.
فَأَمَّا
مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (٦)فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (٧)وَأَمَّا مَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (٨)فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (٩)وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ
(١٠)نَارٌ حَامِيَةٌ (١١)
6. dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya.
7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya.
9. Maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.
10. Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu?
11. (Yaitu) api yang sangat panas. (Q.S. Al Qari’ah (101): 6-11).
2)
Kehidupan akhirat yang bermula dari terjadinya sakaratul mautnya
seseorang sampai pada hari akhirnya dan kehidupan inilah yang abadi, tidak ada
lagi akhirnya.
إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
(٧)جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (٨)
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal salih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
8. Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya. (Q.S. Al Bayyinah (98): 7-8).
Dari kedua kehidupan tersebut di atas
muslim menginginkan kebajikan dan terjauh dari siksa neraka termasuk
kesengsaraan baik di dunia demikian di akhirat.
وَمِنْهُمْ
مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (٢٠١)
Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah
Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa
neraka"[127]. (Q.S. Al Baqarah (2); 201).
[127] Inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang Muslim.
Dalam mewujudkan cita-cita di atas, ternyata
Allah Swt. telah tuntas dalam firman-Nya menekankan tentang pentingnya bekerja
dengan tekun, dan terus menerus dengan senantiasa mengambil contoh pada para
Nabi dan Rasul Allah Swt. seperti sebagai berikut:
1.
Allah Swt. memberikan seruan tentang pentingnya bekerja
benar, tekun secara terus menerus sepanjang kemampuan yang dimiliki. Tegasnya
bahwa adalah suatu kekurangan, bahkan membawa kerugian jika ada seorang muslim
sengaja membuang waktunya tanpa dengan dengan amalan yang nyata dan benar.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ
وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٠٥)
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At Taubah
(9): 105)
2.
Muslim memulai kehidupan dalam hal kekeluargaan
dengan memilih calon suami, atau isteri yang diyakini besar kemungkinan: ada
anak, dapat mencurahkan kasih sayangnya, kuat bekerja, cerdas dan jujur
sehingga melanjutkan contoh hidup dan kehidupan yang penuh aqidah tauhid.
قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ
هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا
فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ
اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (٢٧)
Berkatalah Dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku
bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas
dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh
tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati
kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang
baik". (Q.S. Al Qashash (28): 27).
3.
Para Nabi dan Rasul tekun bekerja dan menyerukan
bekerja dengan tekun pada setiap kaumnya, mereka tidak hanya memerintahkan bekerja
dengan tekun dan baik tetapi mereka langsung memberikan contoh bekerja yang
dapat membuahkan hasil dunia dan akhirat.:
قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ
فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (٣٩)
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan
keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan
mengetahui. (Q.S. Az Zumar (39): 39).
4.
Hasil pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan tekun
pasti dibalasi Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sifat kasih sayang-Nya,
memberikan kebaikan dunia dan akhirat secara abadi bagi setiap manusia mentaati
seruan Tuhannya dengan bekerja dengan kuat, tekun dan benar menurut petunjuk
Allah Swt. dan Rasul-Nya.
يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا
فَمُلاقِيهِ (٦)
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan
sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.[1565]. (Q.S.
Al Insyiqaq (84): 6).
[1565] Maksudnya: manusia di dunia ini
baik disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. dan tidak
dapat tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari
perbuatannya yang buruk maupun yang baik.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar