1. Muslim, bercita-cita
dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba Allah dan khalifah Allah di muka bumi. Muslim
dalam menuju kesuksesannya terlebih awal meluruskan, memurnikan niat,
kesengajaannya dalam memulai segala amalannya. Muslim yakin: salah niat salah
sangka, salah niat salah jalan, salah niat bisa murtad.
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(١٦٢)
Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S Al An’am (6): 162).
Muslim menetapkan
semua motivasi dasarnya dalam beramal yakni semata-mata mencari ridha Allah
baik di dunia terlebih kelak di akhirat, itulah sukses yang sebenarnya.
2. Dalam
hubungan-hubungan sosial yang lebih luas setiap muslim baik sebagai individu,
keluarga, maupun jamaah (warga) dan jam’iyah (organisasi) harus menunjukkan
sikap-sikap sosial yang didasarkan atas prinsip menjunjung tinggi nilai
kehormatan manusia.
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا
بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا (٧٠)
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan [862], Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S.
Al Israa (17): 70). [862]
Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan
dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.
Nilai
kehormatan manusia diwujudkan dengan bekerja, beramal untuk terlaksananya
ajaran-ajaran Islam yang
secara dasar meliputi:
1) Tegaknya akidah Islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala: kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
2) Tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman pada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada
nilai-nilai manusia.
3) Tegaknya ibadah (ibadah
khusus) yang dituntun oleh Rasulullah Saw. tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
4) Terlaksananya muamalat duniawiyat (pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta
menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah Swt.
3. Muslim menuju
kesuksesannya selalu berusaha
meningkatkan semangat kerja dengan senantiasa menggunakan cara dan alat yang efesien,
efektif secara berkesinambungan.
قُلْ يَا قَوْمِ
اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (٣٩)
Katakanlah: "hai kaumku, bekerjalah
sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu
akan mengetahui, (Q.S Az Zumar (39): 39).
Muslim
yakin bahwa suatu yang pasti jika meninggalkan perwujudan nilai kehormatan
manusia tersebut di atas, maka manusia tersebut turun derajat, martabatnya dan
bahkan lebih hina daripada binatang ternak.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ
قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ
لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
(١٧٩)
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka
Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah), mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S Al ‘Araf (7): 179).
Parepare, 5 April 2014, semoga.
Komentar
Posting Komentar