MANUSIA SUKSES MENURUT QUR’AN (2)


1.    Muslim, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba Allah dan khalifah Allah di muka bumi. Muslim dalam menuju kesuksesannya terlebih awal meluruskan, memurnikan niat, kesengajaannya dalam memulai segala amalannya. Muslim yakin: salah niat salah sangka, salah niat salah jalan, salah niat bisa murtad.
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٦٢)
Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S Al An’am (6): 162).

Muslim menetapkan semua motivasi awal, dasarnya dalam beramal yakni semata-mata mencari ridha Allah baik di dunia terlebih kelak di akhirat, itulah sukses yang sebenarnya.

2.    Dalam hubungan-hubungan sosial yang lebih luas setiap muslim baik sebagai individu, keluarga, maupun jamaah (warga) dan jam’iyah (organisasi) harus menunjukkan sikap-sikap sosial yang didasarkan atas prinsip menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia.
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا (٧٠)
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan [862], Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S. Al Israa (17): 70). [862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.

Nilai kehormatan manusia diwujudkan dengan bekerja, beramal untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang secara dasar meliputi:
1)   Tegaknya akidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala: kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.Toleransi menurut ajaran Islam: muslim senantiasa berlaku adil dan baik kepada semua orang kecuali pada Orang yang:
a. Memusuhi karena kita Islam.
b. Mengusir karena kita Islam.
c. Menyuruh orang lain melakukan a, b di atas karena kita Islam. (Q.S. 60/7-9).
2)   Tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman pada ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai manusia.
3)   Tegaknya ibadah (ibadah khusus) yang dituntun oleh Rasulullah Saw. tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
4)   Terlaksananya muamalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah Swt.

3.     Muslim menuju kesuksesannya  selalu berusaha meningkatkan semangat kerja dengan senantiasa menggunakan cara dan alat yang efesien, efektif secara berkesinambungan.  
قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (٣٩)
Katakanlah: "hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui, (Q.S Az Zumar (39): 39).
Muslim yakin bahwa suatu yang pasti jika meninggalkan perwujudan nilai kehormatan manusia tersebut di atas, maka manusia tersebut turun derajat, martabatnya dan bahkan lebih hina daripada binatang ternak.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (١٧٩)
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S Al ‘Araf (7): 179).

Parepare, 4 April 2014, semoga.

Komentar