1. Potensi dasar Muslim, meyakini
fitrahnya, dilahirkan ke bumi dengan percaya pada ke-Esa-an Allah. Fitrah tersebut
berlaku pada semua anak keturunan Adam A.S. sehingga mereka jika dia meninggal
dunia sebelum ia dewasa, mereka masuk surga tanpa syarat.
Muslim: percaya pada kadarnya masing-masing, telah
memiliki kepercayaan/kesadaran berupa prinsip-prinsip dasar yang niscaya lagi
rasional yang diketahui secara intuitif (common sense) yang menjadi kepercayaan
utama muslim sebelum ia merespon segala sesuatu di luar dirinya. Muslim percaya,
yakin ada kekuatan Yang Maha dalam segalanya di luar dirinya, Al Khaliq
pencipta alam semesta Allah Swt.
وَإِذْ
أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى
أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (١٧٢)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Q.S. Al ‘Araf (7): 172).
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ
إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ثُمَّ يَقُولُ اقْرَءُوا{ فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي
فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
}
(MUSLIM - 4804) … Rasulullah Saw.
bersabda: Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada
dalam kesucian (fitrah). Lalu dia (Rasulullah Saw.) berkata; bacalah oleh kalian firman Allah yang
berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah itulah agama yang lurus.'
(QS. Ar Ruum (30): 30).
2. Muslim yakin, percaya:
a. Kepunyaan Allah Swt. kerajaan langit dan bumi, serta antara langit dan bumi.
b. Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.
c. Penciptaan sesuatu terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah
bagi orang yang berakal.
d. Mengingat Allah dalam semua suasana
hidup sadarnya.
e.
Menggantungkan harapan pokoknya pada Allah
Swt. dan menjauhkan syirik.
Dengan bekal percaya di atas, potensi untuk mengetahui
dan meyakini pengetahuan baru melalui aktivitas membaca, berpikir, mencoba. Kesemuanya
itu (membaca, berpikir, mencoba): aktivitas khas manusia dalam upaya memecahkan
masalah dengan modal prinsip pengetahuan sebelumnya. Memiliki sebuah
kepercayaan yang benar, yang selanjutnya melahirkan tata nilai, adalah sebuah
kemestian bagi perjalanan hidup muslim.
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ (١٨٩)إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا
وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)رَبَّنَا
إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
(١٩٢
189. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha
Perkasa atas segala sesuatu. 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, 191. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
192. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam
neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang
yang zhalim seorang penolong pun. (Q.S. Ali Imran (3): 189-192).
…عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ
وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ حَدِّثُونِي مَا هِيَ قَالَ فَوَقَعَ النَّاسُ
فِي شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا
هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ
(BUKHARI - 60) …Nabi Saw. beliau bersabda: "Sesungguhnya di antara
pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah perumpamaan bagi
seorang muslim". Nabi Saw. bertanya: "Katakanlah padaku, pohon apakah
itu?" Maka para sahabat beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon yang
berada di lembah. Abdullah berkata: Aku berpikir dalam hati pohon itu adalah
pohon kurma, tapi aku malu mengungkapkannya. Kemudian orang-orang berkata:
"Wahai Rasulullah, pohon apakah itu?" Beliau Saw. menjawab:
"Pohon kurma".
3. Muslim meyakini bahwa fitrah wajib
diwujudkan dengan jihad yakni usaha mengarahkan:
a. Pikiran yang luas.
b. Tenaga yang teratur.
c. Dana yang memadai.
d. Relasi yang dipercaya.
e. Doa yang realistis.
Muslim
harus membaca, menelaah secara objektif sendi-sendi
kepercayaannya dengan segala potensi yang dimilikinya. Muslim wajib membaca, mengkaji
yang mendalam tentang kepercayaan sebagai sebuah konsep teoritis akan
melahirkan sebuah kesadaran bahwa manusia adalah maujud yang mempunyai hasrat
dan cita-cita untuk mencapai kebenaran dan kesempurnaan mutlak, bukan nisbi.
Artinya, ia mencari Zat Yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna (kebenaran) yang
tercermin dalam segala lapangan kegiatannya.
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١)خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢)اقْرَأْ وَرَبُّكَ
الأكْرَمُ (٣)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
(٥)
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam [1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. (Q.S Al ‘Alaq (96): 1-5). [1589] Maksudnya: Allah
mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Bacalah: Usaha sadar seseorang,
sekelompok orang, untuk memahami, mengerti hakikat sesuatu. Bahan bacaan:
Gejala alam semesta, fisika dan meta fisika.
…قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَاءَهُ الْمَوْتُ
وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لِيُحْيِيَ بِهِ الْإِسْلَامَ فَبَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّينَ
دَرَجَةٌ وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ
(DARIMI - 357) …"Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam: 'Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan mencari ilmu
untuk menghidupkan (meninggikan) agama Islam, derajatnya di surga nanti hanya
selisih satu derajat dengan para Nabi 'alaihimussalam ' ".
Teladan, ikutan yang sempurna
dalam pengembangan diri yakni Rasulullah Muhammad Saw. yang meliputi hidup
balitanya sampai pada hidup menjelang wafatnya.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
(٣١)
Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.
Ali Imran (3): 31).
Komentar
Posting Komentar