Prinsip pokok harus ada suami, kepala rumah tangga islami:
1.
Memiliki iman, aqidah, akhlak mulia yang sempurna.
2.
Memperlakukan isteri, keluarga sebaik-baiknya.
…قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
خُلُقًا
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
(TIRMIDZI -
1082) … Bersabda Rasulullah Saw. "Orang mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang
paling baik terhadap para istrinya." Abu Isa berkata; "Hadits semakna
diriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas." Dia menambahkan; "Hadits
Abu Hurairah merupakan hadits hasan sahih."
3.
Selalu menyempurnakan bantuan pada isterinya.
4.
Demikian juga ia tetap menegakkan ibadah shalat pada
waktunya.
… سَأَلْتُ عَائِشَة مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ
قَالَتْ كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْنِي خِدْمَةَ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ
الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ
(BUKHARI -
635) … Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah tentang apa yang dikerjakan Nabi Saw.
ketika berada di rumah, maka 'Aisyah pun menjawab, beliau selalu membantu
keluarganya, jika datang waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakannya.
5. Suami yakin, semua
manusia dewasa pasti diminta pertanggungjawaban atas dirinya oleh Allah, khususnya
kelak di hari akhirat, sekecil apapun dan sebesar apapun.
…وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ
عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ
عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
(BUKHARI - 2368)… Seorang suami
dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas
mereka. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan
terhadap anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka.
Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dia akan
diminta pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah bahwa setiap kalian adalah pemimpin
dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.
6. Suami yakin, mereka yang paling berhak mendapatkan
kebaikan dan kasih sayang dari suami dan bapak mereka karena kelemahan dan
ketergantungan mereka kepadanya.
7.
Orang-orang yang terdekat dan dicintainya, kepala rumah tangga wajib bersabar menghadapi perlakuan
buruk, jika itu harus terjadi, khususnya dari anak-anak yang masih labil, mudah
mendapatkan pengaruh di tengah-tengah masyarakat.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ
بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ
حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ
وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا
عَلَيْهِنَّ سَبِيلا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا (٣٤)
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalih,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri [289] ketika suaminya tidak
ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[290]. Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya [291], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, Dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya [292]. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (Q.S An-Nisaa’(4): 34).
[289] Maksudnya: tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan
harta suaminya.
[290] Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada
suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.
[291] Nusyuz: yaitu meninggalkan kewajiban
bersuami isteri, nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin
suaminya.
[292] Maksudnya: untuk memberi pelajaran
kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasihat,
bila nasihat tidak bermanfaat, dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak
bermanfaat juga barulah boleh memukul mereka dengan pukulan yang tidak
meninggalkan bekas. Bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan
cara yang lain.
8. Memimpin mereka:
1) Mengatur
urusan mereka.
2) Memberikan
nafkah hidup mereka.
3) Mendidik dan
membimbing mereka.
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ (٢١٤)
Dan berilah
peringatan kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Q.S. Asy Syuaraa (26): 214).
4) Memerintahkan
mereka menunaikan kewajiban-kewajiban dalam agama.
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ
الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولا نَبِيًّا (٥٤)وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ
وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا (٥٥)
54. Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka)
kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang
yang benar janjinya, dan Dia adalah seorang Rasul dan Nabi. 55. Dan ia menyuruh
ahlinya [906] untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang
diridhai di sisi Tuhannya. (Q.S Maryam (19): 54-55).
[906] Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan ahlinya ialah umatnya.
5) Dan melarang
mereka dari hal-hal yang diharamkan dalam Islam.
6) Serta
meluruskan penyimpangan yang ada pada mereka.
9. Suami
membimbing keluarganya mendirikan shalat.
10. Suami
senantiasa sabar, tahan melangsungkan bimbingannya.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا
نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (١٣٢)
Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Q.S Thahaa (20):132)
11. Kepala rumah Islami, Allah mudahkan
segala urusannya, baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun yang
berhubungan dengan anggota keluarganya. Dan Allah memberi rezeki yang ia tidak
sangka-sangka.
… وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ
عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ … (٣)
2… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. 3. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya, dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. (Q.S. Ath-Thalaaq (65):2-3).
12. Kepala rumah Islami, senantiasa berdoa: Ya
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (٧٤)
Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Furqaan (25):
74).
Parepare, 19
April 2014.
Komentar
Posting Komentar