1. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Hidup benar dimulai dengan yakin,
percaya atau iman kepada Tuhan, Allah. Tuhan YME dan keinginan mendekat serta
kecintaan kepada-Nya, atau takwa, dasar itu ada pada setiap manusia sejak
mereka dalam kandungan ibunya.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ
مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ
قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا
غَافِلِينَ (١٧٢)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "bukankah aku ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (ke-Esa-an Tuhan)", (Q.S Al ‘Araaf (7): 172).
Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis
dan abstrak. Nilai itu memancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi
kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi manusia jika
tidak disertai dengan usaha dan kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan
perikehidupan yang benar (Islami) dalam peradaban dan berbudaya.
وَالْعَصْرِ (١)إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي
خُسْرٍ (٢)إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
1. Demi masa. 2. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan
nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Q.S Al Ashr (103): 1-3).
Muhammad Saw. diutus Allah sebagai rahmat
bagi alam semesta di dunia dan saksi bagi suluruh umat manusia di akhirat.
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا
عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلاءِ وَنَزَّلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
(٨٩)
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap
umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu
Al kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S An Nahl (16): 89).
Prinsip pokok ke-Esa-an Allah Swt. yang
wajib dipaham dan dijunjung muslim adalah:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١)اللَّهُ الصَّمَدُ
(٢)لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣)وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorang pun yang
setara dengan Dia." (Q.S Al Ikhlash (112): 1-4).
2. PENGERTIAN DASAR KEMANUSIAAN
Muslim yakin, Iman dan takwa
dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau pengabdian formal kepada Tuhan. Manusia baik sebagai hamba atau sebagai khalifah iapun senantiasa beribadah
kepada Allah Swt.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا
لِيَعْبُدُونِ (٥٦)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Adz Dzariyaat (51):
56).
Ibadah mendidik individu agar tetap
ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang teguh kepada kebenaran sebagai hati
nurani yang hanif, sebagai hakikat fitrah manusia.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا
فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٣٠)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui [1168] (Q.S. Ar Ruum (30):
30). [1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah
mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama
tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah
lantara pengaruh lingkungan.
Segala yang menyangkut bentuk dan
cara beribadah menjadi wewenang penuh dari Allah dan Rasul-Nya tanpa adanya hak
manusia untuk mencampurinya, kecuali yang masuk bagian mualah duniawiyah.
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (٥)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus [1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Q.S Al Bayyinah
(98): 5). [1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan
jauh dari kesesatan.
Ibadat terus menerus kepada Allah menyadarkan
manusia akan kedudukannya di tengah alam dan masyarakat sesamanya. Ia tidak
menyamai apa lagi melebihkan diri sehingga mengarah kepada kedudukan Tuhan
dengan merugikan kemanusiaan orang lain (sebagaimana Fir’aun), dan tidak
mengurangi kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan
diri kepada alam maupun orang lainnya (kemusyrikannya).
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ
تَقْوِيمٍ (٤)ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (٥)إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (٦)
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya .
5. kemudian Kami kembalikan Dia ke
tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
6. kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
(Q.S At Tin (95): 4-6).
Dengan ibadah manusia dididik untuk
memiliki kemerdekaannya, kemanusiaan dan dirinya sendiri, sebab ia telah
berbuat ikhlas, yaitu pemurniaan pengabdian kepada kebenaran semata, Allah Swt.
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ
وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٦٢)
Katakanlah: Sesungguhnya shalatku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S Al
An’am (6): 162).
3.KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN
UNIVERSAL (TAKDIR)
Kerja amal shalih mengambil
bentuknya yang utama dalam usaha yang sungguh secara essensial menyangkut
kepentingan ibadah secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu. Menegakkan
amanah dan keadilan dalam hidup sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan
martabatnya sebagai manusia.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا
الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
(٥٨)
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S An Nisaa (4): 58).
Usaha dilakukan guna mengarahkan diri, masyarakat kepada nilai baik, lebih maju
dan lebih insani usaha itu "amar ma'ruf nahi munkar” untuk memajukan
kebaikan dan mencegah segala bentuk kejahatan.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ
إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٠٤)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar [217]; merekalah orang-orang yang beruntung.(Q.S Ali Imran (3):
104). [217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Diperlukan kerja yang lebih nyata
ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta
usaha ke arah peningkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai
manusia.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
(١)فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢)وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
(٣)
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak
yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan
orang miskin. (Q.S Al Ma’un (107): 1-3).
4. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN
PERIKEMANUSIAAN
Kesadaran dan tanggung jawab besar
kepada kemanusiaan melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang, dengan segala
kemampuan. Berjuang dilakukan dan ditanggung bersama oleh manusia dalam bentuk
gotong royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada kebenaran mutlak,
Tuhan Allah Swt.
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ
وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
(٣٠)
Demikianlah, karena sesungguhnya
Allah, Dia-lah yang hak [1185] dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru
selain dari Allah itulah yang bathil; dan sesungguhnya Allah Dialah yang Maha
Tinggi lagi Maha besar. (Q.S Luqman (31): 30). [1185] Maksudnya: Allah-lah Tuhan yang sebenarnya, yang wajib disembah,
yang berkuasa dan sebagainya.
Perjuangan menegakkan kebenaran dan
keadilan harus dengan ketabahan, kesabaran, dan pengorbanan, demikian dahsyatnya
kebenaran mutlak itu.
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ
الْمُمْتَرِينَ (٦٠)
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang
datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang
ragu-ragu. (Q.S Ali Imran (3): 60).
Dengan perjuangan itulah kebahagiaan
dapat diwujudkan dalam hidup dan kehidupan manusia. Persyaratan bagi
berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang kokoh
kuat. Mereka terikat satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang
tinggi dan oleh sikap yang tegas kepada musuh-musuh dari kemanusiaan. Tetapi
justru demi kemanusiaan mereka adalah manusia yang toleran. Sekalipun mengikuti
jalan yang benar, mereka tidak memaksakan kepada orang lain atau golongan lain.
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ
الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ
اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٧١)
Dan orang-orang yang beriman, lelaki
dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka
itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (Q.S At Taubah (9): 71).
رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ
يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang satu dengan
mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling
mengokohkan'"
5. INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Kerja kemanusiaan, amal shalih, merupakan proses perkembangan yang permanen.
Pejuang kemanusiaan berusaha mengarah kepada yang lebih baik, lebih benar,
lebih sempurna.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
(١٤٢)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad [232]
diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. (Q.S Ali Imran (3): 142). [232]
Jihad dapat berarti: 1. Berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi
orang-orang Islam; 2. Memerangi hawa nafsu; 3. Mendermakan harta benda untuk
kebaikan Islam dan umat Islam; 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang
haq.
Manusia harus mengetahui arah yang
benar dari perkembangan peradaban di segala bidang. Manusia harus mendalami dan
selalu mempergunakan ilmu pengetahuan, pantang mengikuti, mentaati sesuatu bila
tidak ada pengtehuan tentangnya.
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
(٣٦)
Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S Al
Isra’ (17): 36).
Kerja manusia dan kerja kemanusiaan
tanpa ilmu tidak akan mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa
kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkan menghancurkan peradaban. Ilmu
pengetahuan adalah karunia Tuhan yang besar artinya bagi manusia. Mendalami
ilmu pengetahun harus didasari oleh sikap terbuka. Mampu mengungkapkan
perkembangan pemikiran tentang kehidupan berperadaban dan berbudaya. Kemudian
mengambil dan mengamalkan di antaranya yang terbaik, para ilmuan Islam
dimuliakan Allah, ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا
قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)
Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S Al Mujadilah (58): 11).
Dengan
demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana, yaitu beriman, berilmu
dan beramal.
Semoga,
Komentar
Posting Komentar