Isra Mi’raj terjadi pada periode
akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah. Menurut mayoritas ulama, Isra
Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M.
Menurut mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10
kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, tetap ada perbedaan tentang
pastinya, tetapi yang pokok dan kita yakini bahwa Isra Mi'raj pasti adanya, dengan
peristiwa itu Muhammad Saw. mendapat perintah tentang kewajiban dan menjadi
rukun Islam yang ke 2 yakni shalat lima waktu dalam sehari semalam.
B. PEMAHAMAN YANG PERLU PENJELASAN
Seringkali masyarakat umum
menggabungkan Isra Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya
Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda, tetapi dalam waktu yang bersambung di malam itu juga, yakni:
Dalam Isra, Nabi Muhammad Saw. diperjalankan
oleh Allah Swt. dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsha.
سُبْحَانَ الَّذِي
أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
(١)
Maha suci Allah, yang
telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al
Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya [847] agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al Israa’ (17): 1). [847]
Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkah dari
Allah dengan diturunkan Nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.
Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad Saw.
dinaikkan oleh Allah Swt. ke langit sampai ke Sidratul
Muntaha yang
merupakan tempat tertinggi. Di sini beliau mendapat perintah langsung dari
Allah Swt. untuk menunaikan shalat lima waktu.
وَلَقَدْ رَآهُ
نَزْلَةً أُخْرَى (١٣)عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤)
13. Dan sesungguhnya
Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang
lain, 14. (yaitu) di Sidratul Muntaha [1430]. (Q.S An Najm (53): 13-14). [1430]
Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang
telah dikunjungi Nabi ketika Mi'raj.
C. HADITS TENTANG MALAIKAT JIBRIL MENUNTUN
MUHAMMAD SAW.
Ibadah shalat 5 x dalam sehari
semalam merupakan mukjizat yang diajarkan dengan tuntas langsung oleh Malaikat
Jibril A.S. kepada Muhammad Saw. Dan beliau mencontohkan kepada pengikutnya.
… فَقَالَ لَهُ أَبُو مَسْعُودٍ أَمَا وَاللَّهِ يَا مُغِيرَةُ
لَقَدْ عَلِمْتُ أَنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام نَزَلَ فَصَلَّى وَصَلَّى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَّى النَّاسُ مَعَهُ ثُمَّ نَزَلَ
فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَّى النَّاسُ مَعَهُ
حَتَّى عَدَّ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ انْظُرْ مَا تَقُولُ يَا عُرْوَةُ
أَوَإِنَّ جِبْرِيلَ هُوَ سَنَّ الصَّلَاةَ قَالَ عُرْوَةُ كَذَلِكَ حَدَّثَنِي بَشِيرُ
بْنُ أَبِي مَسْعُودٍ فَمَا زَالَ عُمَرُ يَتَعَلَّمُ وَقْتَ الصَّلَاةِ بِعَلَامَةٍ
حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
(AHMAD - 16469) : … Abu Mas'ud berkata
kepadanya, "Demi Allah, Wahai Mughirah saya mengetahui sesungguhnya Jibril
A.S. telah turun lalu shalat, Rasulullah Saw. shalat dan orang-orang shalat bersama beliau.
Lalu (Jibril A.S.) turun dan Rasulullah Saw. shalat dan orang-orang shalat
bersama beliau sampai melakukan shalat lima kali lalu 'Umar berkata kepadanya,
"Apakah yang kau katakan Wahai Urwah, sesungguhnya Jibril yang telah
memberi contoh shalat." 'Urwah berkata; "Demikianlah, telah
menceritakan kepadaku Basyir bin Abu Mas'ud." maka 'Umar tetap belajar
waktu shalat dengan tanda sampai dia meningggal dunia.
D. HASIL UTAMA
MUKJIZAT ISRA
MI’RAJ BAGI MUHAMMAD SAW.
Hasil terutama
dari Isra Mi’raj
yang jadi mukjizat bagi Muhammad Saw. adalah ibadah shalat. Shalat 5 x dalam
sehari semalam, (1. Isya 4 rakaat, 2. Subuh 2 rakaat, 3. Dhuhur 4 rakaat, 4. Ashar
4 rakaat, 5. Maghrib 3 rakaat), akan menjadi penjaga manusia, muslim jika
ditunaikan dengan:
1. Jiwa, keyakinan melaksanakannya
sepenuh khusyu’ yang dimiliki dan sesuai yang dicontohkan Muhammad Saw.
الَّذِينَ هُمْ
فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢)
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, (Q.S. Al Mu’minun (23) : 2).
2.
Jiwa, keyakinan memahami,
mengerti perkara ibadah
shalat mulai dari takbiratul ihram sampai dengan salam ke kanan dan ke kiri,
dan diwujudkan makna itu dalam kehidupan sekalipun di luar ibadah shalat itu
sendiri.
وَالَّذِينَ
هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (٩)
Dan
orang-orang yang memelihara shalatnya. (Q.S. Al Mu’minun (23) : 9).
3.
Jiwa, keyakinan yang
kokoh dan memohon petunjuk pada Allah agar selama sehat jiwa dan raga, bahkan selama
ada kemampuan sekecil apapun tetap senantiasa melakukan ibadah shalat sampai akhir hayat.
الَّذِينَ هُمْ
عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ (٢٣)
Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. (Q.S. Al Ma’aarij (70) : 23).
4. Jiwa, keyakinan yang
kokoh terus-menerus menunaikan ibadah shalat dan kokoh dalam kesabaran, ketahanan mendirikan dan memerintahkan
pada keluarga untuk tetap menunaikan ibadah shalat. Di sinilah pentingnya ilmu
itu bagi kedua orang tua dan para guru serta tokoh masyarakat untuk memberi
contoh.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا
نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (١٣٢)
Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu, dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Q.S. Thaha
(20) : 132).
5.
Jiwa, keyakinan yang
kokoh penuh harapan bahwa hanya dengan ibadah shalat muslim, muslimat selamat dan akan
selamat dari bahaya keji dan mungkar, yang pasti mengantarkan baik di dunia dan di akhirat
serta terjauh dari siksa api neraka.
اتْلُ مَا أُوحِيَ
إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
(٤٥)
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.
Al Ankabut (29) : 45).
Semoga, dan dapat dibaca pada www.sawatyl.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar