Muslim dengan penuh kesungguhan senatiasa berusaha agar tetap bahkan
ditingkatkan kemantapan aqidahnya dalam menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam, Menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, mengantarkan dunia
dan akhirat yang baik dan terjauh dari siksa neraka-Nya.
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ
لِلإسْلامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا
يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا
يُؤْمِنُونَ (١٢٥)
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa
yang dikehendaki Allah kesesatannya [503], niscaya Allah menjadikan dadanya
sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah
menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Q.S. Al An’am (6):
125). [503] Disesatkan Allah berarti: orang itu sesat berhubung keingkarannya
dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.
Muslim dengan sepenuhnya menjaga diri dan keluarga (meningkatkan amalan
saleh), agar Allah membukakan pintu hatinya sehingga mudah memahami dan
mengamalkan ajaran Islam. Dan bahkan senantiasa terjauh dari kesesatan hati,
terjauh dari hati yang membatu, hati yang dimurka Allah.
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ فَهُوَ عَلَى
نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ
فِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٢٢)
Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)
agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang
membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya
untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. Az Zumar
(39): 22).
Dengan keyakinan yang kokoh pada syariat Islam, sehingga di antara mereka
seakan tidak peduli lagi dirinya demi mencari keridhaan Allah. Senantiasa dengan
keyakinan kokoh mereka berusaha menjadi muslim yang sempurna dan terjauh dari pengaruh
syaitan yang terkutuk. Semua itu dia lakukan atas dorongan semangat menjadi muslim
yang sempurna, utuh dalam hidupnya.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ
اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (٢٠٧)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا
فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُبِينٌ (٢٠٨)
207. Dan di antara manusia ada orang yang
mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba-hamba-Nya.
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al Baqarah (2): 207-208).
Muslim dengan sepenuhnya menjaga diri dari pengaruh syaitan yang
senantiasa menggoda anak cucu Adam, pengikut Muhammad Saw. sekalipun sedang
mendirikan ibadah shalat, sebagaimana ditegaskn hadits berikut.
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الِالْتِفَاتِ
فِي الصَّلَاةِ فَقَالَ هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ الْعَبْدِ
(BUKHARI - 709) … "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang menoleh dalam shalat." Maka
Beliau bersabda: "Itu adalah sambaran yang sangat cepat yang dilakukan
oleh setan terhadap shalatnya hamba."
Semoga.
Komentar
Posting Komentar