Muslim memelihara dan menjunjung tinggi keyakinan meng-Esa-kan Allah dalam:
menciptakan, memelihara, memberikan petunjuk dan menerima doa dan taubat
hamba-Nya.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١)اللَّهُ الصَّمَدُ (٢)لَمْ يَلِدْ
وَلَمْ يُولَدْ (٣)وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang
Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (Q.S. Al
Ikhlas (112): 1-4).
Muslim bertanggung jawab dan berkewajiban memiliki, mengamalkan dan
mengajarkan pada keluarganya dan lainnya, keyakinan tentang aqidah tauhid,
aqidah meng-Esa-kan Allah tersebut, khusus selaku suami, kepala rumah tangga.
وَإِذْ قَالَ
لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (١٣)
Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar". (Q.S. Luqman (31): 13).
Muslim
memelihara dan menjunjung tinggi keyakinan meng-Esa-kan Allah, bahkan dalam
amalan-amalan sangat utama seperti berbuat baik pada kedua orang tua sekalipun
muslim tetap mendahulukan prinsip keyakinan meng-Esa-kan Allah Swt.
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى
وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ
مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)
Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh [294], dan teman sejawat, Ibnu sabil [295] dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri, (Q.S. An Nisaa
(4); 36).
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang
mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang
Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnu Sabil ialah orang yang dalam
perjalanan yang bukan maksiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang
tidak diketahui ibu bapaknya.
Keyakinan muslim di atas diperkuat juga dengan sabda Rasulullah
sebagai berikut:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ
وَصَوْمِ رَمَضَانَ
(BUKHARI - 7) … Rasulullah Saw. bersabda:
"Islam dibangun di atas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain
Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, haji dan puasa Ramadlan".
Semoga
Komentar
Posting Komentar