Muslim dengan penuh kesungguhan dan hati-hati memelihara hati, jiwa yang jernih, sehingga jika terjadi khilaf terhadap
sesama, baik kata-kata atau perbuatan yang kurang pada tempatnya, maka mereka
bersegera mempertemukan yang sebenarnya dan meminta maaf atas hal tersebut.
Demikian jika orang lain khilaf terhadapnya dan mereka meminta maaf atas hal
tersebut, maka mereka pun segera mamaafkannya.
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
(١٩٩)
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (Q.S. Al ‘Araf (7): 199).
Muslim dengan penuh kesungguhan dan hati-hati memelihara hati, jiwa yang
jernih, mereka bersegera mencari ampunan-Nya, tulus dalam menafkahkan hartanya
pada yang hak dan membutuhkan, senantiasa menahan amarahnya dalam hidupnya, dan
memaafkan kesalahan orang, terlebih lagi jika yang bersangkutan meminta maaf
padanya.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي
السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
134. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali
Imran (3): 133-134).
Muslim dengan penuh kesungguhan sebagai pengikut Muhammad Saw.
senantiasa berlaku lemah lembut, tidak kasar, suka memaafkan dan bermusyawarah
dalam berbagai urusan. Setelah ada hasil berpikir, ada hasil bermusyawarah maka
penuh tawakkal pada Allah melakukan amalan dengan benar.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ
فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S. Ali
Imran (3): 159).
[246]
Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan
politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Sebagai akhir dari judul Menjadi
Pribadi Yang Pemaaf ini, mari kita perhatikan dua hadits berikut yang
dua-duanya ditegaskan oleh Aisyah R.A bahwa Rasulullah Saw. betul-betul
merupakan pribadi yang sangat baik termasuk suka memaafkan kesalahan orang lain,
tentunya kita selaku pengikut Rasulullah Saw. dengan senang hati mencontoh kepribadian
beliau tersebut.
عَائِشَةَ قَالَتْ يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَبِمَ أَدْعُو قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ
إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
(AHMAD - 24320) … Aisyah berkata: "Wahai Rasulullah! apabila saya
menjumpai malam lailatul qadar, dengan apa saya harus bero'a?" beliau
menjawab: "Katakanlah ALLAHUMMA INNAKA AFFUWUN TUHIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNI
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Engkau mencintai seorang
pemaaf, maka ampunilah aku)."
أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْجَدَلِيُّ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ كَيْفَ كَانَ خُلُقُ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا
لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا سَخَّابًا بِالْأَسْوَاقِ وَلَا يُجْزِئُ
بِالسَّيِّئَةِ مِثْلَهَا وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَصْفَحُ
(AHMAD - 24797) … Abu Abdullah Al Jadali dia berkata: saya berkata
kepada Aisyah; "Bagaimanakah akhlak Rasulullah Saw. terhadap
keluarganya." Aisyah berkata; "Beliau adalah orang yang paling baik
akhlaknya, tidak pernah berbuat keji, tidak pula mengatai dengan kata-kata
kotor, tidak berteriak-teriak di pasar, dan tidak pernah membalas dengan
kejelekan serupa, akan tetapi beliau pemaaf dan pengampun."
Semoga.
Komentar
Posting Komentar