Muslim yakin bahwa mensyukuri nikmat-Nya, Allah semakin menambah
nikmat-Nya kepada yang bersangkutan, maka hal ini lebih mendorong muslim
meningkatkan diri, keluarga, dan masyarakatnya dalam mengamalkan ketulusan
dalam bersyukur. Pelaksanaan bersyukur antara lain:
1. Memahami
dalam arti luas nikmat yang dimaksud.
2. Memelihara
baik nikmat yang dimaksud.
3. Memanfaatkan
baik dan benar nikmat yang dimaksud.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (٧)
Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), Maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim (14):
7).
Muslim yakin bahwa mensyukuri nikmat-Nya, tidak terbatas, tidak hanya
kepada sesama manusia, tidak hanya kepada sesama muslim, tetapi ternyata kepada
semua makhluk ciptaan-Nya termasuk anjing sekalipun, tetap mendapat ridha dari
Allah Swt.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ
مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ
فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ
بِفِيهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ
(BUKHARI -
2190) … Rasulullah Saw. bersabda: "Ada seorang laki-laki yang sedang
berjalan lalu dia merasakan kehausan yang sangat sehingga dia turun ke suatu
sumur lalu minum dari air sumur tersebut. Ketika dia keluar didapatkannya
seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena
kehausan. Orang itu berkata: "Anjing ini sedang kehausan seperti yang aku
alami tadi". Maka dia (turun kembali ke dalam sumur) dan diisinya
sepatunya dengan air dan sambil menggigit sepatunya dengan mulutnya dia naik
keatas lalu memberi anjing itu minum. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka
Allah mengampuninya".
Muslim yakin bahwa manusia kufur nikmat, maka Allah tidak meridhai dan
tidak mengurangi sedikit apapun dari Allah Swt. Muslim yakin bahwa mesyukuri
nikmat-Nya semata-mata hanya kembali pada yang bersangkutan memperoleh balasan,
ridha dari Allah Swt.
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلا يَرْضَى
لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ
أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (٧)
Jika kamu kafir maka sesungguhnya
Allah tidak memerlukan (iman)mu [1307] dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi
hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu
itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain [1308]. Kemudian
kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu. (Q.S. Az
Zumar (39): 7). [1307] Maksudnya:
manusia beriman atau tidak, hal itu tidak merugikan Tuhan sedikitpun. [1308]
Maksudnya: masing-masing memikul dosanya sendiri- sendiri.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar