Kelahiran
Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaharuan dari pendirinya, didirikan
pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah
bertepatan 18 Nopember 1912 Miladiyah oleh K.H.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat yang sedang dalam jajahan Belanda kala itu, juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan sepanjang sejarah perjuangan warga persyarikatan Muhammadiyah.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat yang sedang dalam jajahan Belanda kala itu, juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan sepanjang sejarah perjuangan warga persyarikatan Muhammadiyah.
Adapun faktor-faktor yang menjadi
pendorong lahirnya Muhammadiyah: antara lain:
1.
Umat
Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, (yang sesungguhnya
itu kewajiban muslim).
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
(٥٩)
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An Nisaa (4):
59).
تَرَكْتُ فِيْكُمْ
أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا، كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ.
Aku tinggalkan
pada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian
tidak akan sesat selama-lamanya yaitu: Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya. (Hadist
Riwayat Malik secara mursal (Al-Muwatha, juz 2, hal. 999).
Akibat dari
keadaan no. 1 di atas sehingga merajalela:
1)
Syirik:
menyandarkan sesuatu kepada sebab, bukan
kepada kekuasaan Allah Swt.
2)
Takhayul bahasa: berasal dari kata khayal: apa
yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau
sedang bermimpi, sedang dari istilah takhayul ada dua hal yang termasuk dalamnya,
yaitu:
a)
Kekuatan ingatan yang yang terbentuk
berdasarkan gambar indrawi dengan segala jenisnya, (seperti: pandangan,
pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah hilangnya sesuatu yang dapat
diindera tersebut dari kita, kadang muncul khayalan, takhyul.
b)
Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada
gambar idrawi, kemudian satu dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru.
Gambar baru tersebut bisa jadi satu hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang
diluar kebiasaan (kemustahilan). Muncullah kisah seperti terbentuknya Buntu Kabobong
di Enrekang Sulawesi Selatan dan cerita rakyat lainnya di kalangan masyarakat.
3) Bid’ah: menambah-nambah, mengada-ada
dalam masalah ibadah, tidak ada contoh dari Nabi.
4) Khurafat, (kamus Munawir khurafat diartikan dengan: hal
yang berkenaan dengan kepercayaan yang tidak masuk akal (batil), yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat
dalam masyarakat, lebih kelihatan sebagai masyarakat yang bodoh, yang miskin
demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi.
Syirik, Takhayul, Bid’ah, Khurafat (keempat hal pokok inilah) yang merusak kemurnian
Islam secara terus menerus, sehingga mukmin wajib mewaspadai sepanjang
hidupnya.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (Q.S.
Ali Imran (3): 102).
2.
Ketiadaan
persatuan dan kesatuan di antara Islam umat, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah
Islamiyah karena memang ditekan dan dikondisikan penjajah dalam hidup berpecah
belah, serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat, yang sebenarnya muslim itu
wajib bersatu.
كَانَ النَّاسُ
أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ
مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
…(٢١٣)
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul
perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan
Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan… (Q.S. Al Baqarah
(2): 213).
3.
Kegagalan
dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam membentuk kader-kader
Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman, sebagai akibat dari
usaha sungguh-sungguh pihak penjajah, bahkan sengaja diadakan adu domba di kalangan
mereka, yang sebenarnya muslim itu wajib mempersiapkan kekuatan untuk
kelangsungan hidup dalam kebenaran.
وَأَعِدُّوا
لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ
عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ
يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ
وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ (٦٠)
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang
orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.
apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan
cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Q.S. Al Anfal (8):
60).
4.
Umat
Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta
berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan
tradisionalisme, mereka mengagung-agungkan tradisi leluhur dan lain sebagainya
ketimbang ajaran Islam yang murni, yang sebenarnya muslim itu wajib berpikiran
maju menuju kelangsungan hidup dalam kebenaran.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ
اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(١٩١)
(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali
Imran (3): 191).
5.
Dan
karena kurangnya keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh
agama Islam, berhubung dengan kegiatan
misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di
kalangan rakyat.
Orang Yahudi dan
Nasrani tidak ridha kepada Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dan kepada para pengikutnya sehingga
mengikuti agamanya:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ
وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ
مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (١٢٠)
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang
benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu. (Q.S. Al Baqarah (2): 120).
B. Visi Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang
berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya
senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi
munkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil'alamin menuju
terciptanya/terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Islam
agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam yang meliputi: manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan dan abiotik sebagaimana firman-Nya:
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (١٠٧)
Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam. (Q.S. Al Anbiyaa (21): 107).
C. Misi Muhammadiyah.
Upaya
mewujudkan Islam dalam kehidupan dilakukan melalui dakwah itu ialah mengajak
kepada kebaikan (amar makruf) dan
mencegah kemunkaran (nahi munkar) dan mengajak untuk beriman (tukminuuna
billah) guna terwujudnya umat yang sebaik-baiknya atau khairu ummah, sebagaimana firman-Nya:
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٠٤)
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah
orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran (3): 104) [217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita
kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari
pada-Nya.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ
الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (١١٠)
Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran
(3): 104).
Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar memiliki misi :
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai
dengan ajaran Allah Swt. yang dibawa oleh para Rasul sejak Nabi Adam AS. hingga Nabi Muhammad Saw.
2.
Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan
persoalan-persoalan kehidupan.
3.
Menyebar luaskan ajaran Islam yang
bersumber pada Al-Qur'an sebagai kitab Allah terakhir dan Sunnah Rasul untuk
pedoman hidup umat manusia.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Karena itu, jika disimpulkan bahwa
berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai
berikut:
1.
Membersihkan Islam di Indonesia dari
pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam.
2.
Reformulasi doktrin Islam dengan
pandangan alam pikiran modern.
3.
Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.
4.
Mempertahankan Islam dari pengaruh dan
serangan luar.
D. Tujuan Muhammadiyah.
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah dijelaskan pada Bab. III Pasal 6
AD dan ART Muhammadiyah sebagai berikut: Menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
E. Dakwah Muhammadiyah.
Berkaitan
dengan kondisi objektif dewasa ini, maka Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah
Islam yang berlandaskan Al Qur’an dan as-Sunnah maqbulah dalam melaksanakan
amar ma’ruf nahi mungkar harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.
Mengembangkan TV dan Radio Muhammadiyah dengan secara profesional sehingga
dapat dinikmati oleh semua pemirsa di
seluruh tanah air. Program-programnya harus dikemas sedemikian rupa sehingga
menarik semua orang dan tentunya tetap membawa misi islamisasi pengetahuan dan
budaya.
2.
Membuat jaringan melalui internet dan
mengisi sarana yang ada dengan tetap mengacu pada islamisasi.
3.
Menggunakan media dakwah yang relevan dengan kondisi objektif baik pelaksanaan
dakwah faridyah (individual) maupun dakwah jamaah (kolektif). Paling tidak
setiap PWM dan PDM di seluruh Indonesia sudah menggunakan LCD dalam menyampaikan
dakwah atau kegiatan penting lainnya.
4. Melakukan pendataan yang akurat tentang berbagai
aspek dalam Muhammadiyah di setiap PWM dan PDM, Cabang dan Ranting yang meliputi
asset dan peta dakwah, sehingga dapat menopang keberhasilan dakwah
Muhammadiyah.
5.
Dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas Muhammadiyah semua AUM harus menjadikan tenaga pendidik dan tenaga
administrasi menjadi warga Muhammadiyah yang aktif, tidak hanya sekedar punya
KTM tetapi tidak diketahui di ranting mana dia aktif bermuhammadiyah. Suatu hal
yang harus dihindari adalah mencari makan di AUM tetapi tidak pernah aktif mengembangkan
Muhammadiyah.
6.
Dalam rangka menjalankan dakwah
Muhammadiyah harus tetap meneladani prilaku dakwah Rasulullah Saw. yang mengacu
kepada ketentuan surat an-Nahal ayat 25 yang juga sudah diaplikasikan oleh
K.H.Ahmad Dahlan sejak lahirnya Muhammadiyah.
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ
هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
(١٢٥)
Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An Nahl (16): 125). [845]
Hikmah: Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bathil.
7. Menjalankan dakwah secara profesional dengan
landasan ikhlas karena Allah merupakan kunci keberhasilan dakwah di masa
mendatang.
Catatan
tentang buku bacaan:
1.
Departemen Agama R I , Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta:
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur’an, 1983.
2.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah.
3.
Ensiklopedi Muhammadiyah, Tim Penyusun
Ensiklopedi Muhammadiyah.
4.
Majalah Bulanan Tabligh, Majelis Tabligh dan
Dakwah Khusus PPM Jakarta.
5.
Pimpinan
Pusat Muhammadiyah
Semoga.
Komentar
Posting Komentar