يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ … (٦)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki… (Q.S Al Maaidah (5): 6).
…عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
(BUKHARI - 6440) … dari Nabi Saw. bersabda: "Allah tidak menerima shalat salah seorang diantara kalian jika berhadats hingga ia berwudhu."
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang hendak melakukan shalat ialah suci (thaharah) dari hadats dan najis, baik tempat, pakaian, badan, dan pikiran. Hadats dibagi menjadi dua, kecil dan besar. Hadats kecil dapat dihilangkan dengan wudlu, sedangkan hadats besar dapat dihilangkan dengan mandi janabah. Baik wudlu maupun mandi janabah, bila ada keterpaksaan, dapat diganti dengan tayamum.
A. Wudlu’
Syarat syahnya shalat diantaranya adalah suci dari hadats besar dan kecil. Mensucikan diri dari hadats kecil dapat dilakukan dengan berwudlu dengan air bersih dan suci, tidak mengandung kotoran yang dapat menimbulkan penyakit. Menghilangkan hadats kecil dapat juga dilakukan dengan tayamum apabila tidak ada air, karena sakit atau dalam keadaan darurat, secara tegas orang yang mau shalat disyaratkan :
2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.
3. Menutup aurat dengan tertib, perempuan auratnya adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangannya, sedang laki-laki auratnya dada sampai lututnya.
4. Menghadap kiblat.
5. Telah masuk waktunya shalat.
Adapun tatacara berwudlu adalah sebagai berikut ;
1) Mengucapkan “Bismillahirrahmannirrahim” serta niat dalam hati untuk membersihkan hadats kecil karena Allah semata dan berharap kepada Allah agar dosa-dosa kita diampuni.
Bacaan basmalah:
1) Mengucapkan “Bismillahirrahmannirrahim” serta niat dalam hati untuk membersihkan hadats kecil karena Allah semata dan berharap kepada Allah agar dosa-dosa kita diampuni.
Bacaan basmalah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1]. (Q.S Al Fatihah (1): 1) [1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmat yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
2) Membasuh telapak tangan tiga kali sambil membersihkan sela jari-jari tangan.
3) Berkumur sambil menghisap air ke dalam hidung (bila tidak berpuasa) tiga kali. Gunakan telapak tangan kanan dalam memasukkan air ke mulut/hidung. Pada waktu berkumur hendaknya sambil membersihkan gigi (menggosok gigi).
4) Membasuh muka tiga kali sambil membersihkan kotoran yang ada di sudut mata dan jenggot (jika berjenggot). Adalah suatu kebaikan apabila dapat melebihkan bagian muka yang dibasuh.
5) Membasuh kedua tangan sampai siku-siku. Mulailah tangan kanan tiga kali kemudian tangan kiri tiga kali
6) Mengusap kepala dengan air mulai dari ubun-ubun, dari tengkuk ke ubun-ubun dilanjutkan menggosok/mengusap kedua telinga luar dengan ibu jari dan dalam dengan jari telunjuk sebelah-menyebelah.
7) Membasuh kedua kaki minimal sampai mata kaki. Mulailah dengan membasuh kaki kanan tiga kali kemudian kaki kiri tiga kali. Usahakan sela-sela jari kaki juga dibersihkan, demikian juga kuku jari-jari kaki
8) Berdo’a, membaca syahadatain:
أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah. Satu-satunya tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. itu hamba dan utusan-Nya
Foto-foto Visualisasi Wudlu:
…وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٦)
… dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Q.S Al Maaidah (5): 6).
[403] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air. [404] Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.
Tayamum dapat menggantikan wudlu dan mandi wajib dalam keadaan tertentu.
Cara bertayamum adalah :
1) Membaca basmalah.
[403] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air. [404] Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.
Tayamum dapat menggantikan wudlu dan mandi wajib dalam keadaan tertentu.
Cara bertayamum adalah :
1) Membaca basmalah.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1]. (Q.S Al Fatihah (1): :1).
2) Meletakkan kedua telapak tangan kepada benda atau tempat yang berdebu bersih.
3) Kedua telapak tangan tersebut ditiup atau ditapukkan kemudian diusapkan ke muka.
4) Kedua telapak tangan kiri mengusap punggung telapak tangan kanan, dan sebaliknya tangan kanan mengusap punggung telapak tangan kiri.
Catatan :
1) Urutan nomor-nomor di atas harus dilakukan dengan tertib.
2) Wudlu atau tayamum menjadi batal apabila: ada sesuatu yang keluar dari dua jalan (persunatan dan dubur), bersentuhan dengan lain jenis (setubuh), menyentuh kemaluan, tidur nyenyak dengan posisi miring.
Foto-Foto Visualisasi Tayammum:
C. Mandi Wajib (Junub)
Apabila selesai mengadakan hubungan seksual (bersetubuh) atau keluar mani karena mimpi atau karena yang lain, atau baru selesai haid/nifas bagi orang perempuan, disebut hadats besar. Apabila hendak shalat, maka diwajibkan mandi besar dengn cara sebagai berikut :
1) Mulailah dengan membaca basmalah, sambil berniat karena Allah.
2) Meletakkan kedua telapak tangan kepada benda atau tempat yang berdebu bersih.
3) Kedua telapak tangan tersebut ditiup atau ditapukkan kemudian diusapkan ke muka.
4) Kedua telapak tangan kiri mengusap punggung telapak tangan kanan, dan sebaliknya tangan kanan mengusap punggung telapak tangan kiri.
Catatan :
1) Urutan nomor-nomor di atas harus dilakukan dengan tertib.
2) Wudlu atau tayamum menjadi batal apabila: ada sesuatu yang keluar dari dua jalan (persunatan dan dubur), bersentuhan dengan lain jenis (setubuh), menyentuh kemaluan, tidur nyenyak dengan posisi miring.
Foto-Foto Visualisasi Tayammum:
C. Mandi Wajib (Junub)
Apabila selesai mengadakan hubungan seksual (bersetubuh) atau keluar mani karena mimpi atau karena yang lain, atau baru selesai haid/nifas bagi orang perempuan, disebut hadats besar. Apabila hendak shalat, maka diwajibkan mandi besar dengn cara sebagai berikut :
1) Mulailah dengan membaca basmalah, sambil berniat karena Allah.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
2) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan.
3) Membasuh kemaluan dan sekitarnya sampai bersih.
4) Berwudlu’ sebagaimana wudlu untuk shalat.
5) Menyiramkan air ke seluruh tubuh dimulai dari kepala bagian kanan, sambil membersihkan bagian anggota tubuh dan hati-hati jangan menyentuh kemaluan, dubur dengan kedua telapak tangan.
Bagi anda yang tidak dapat menggunakan air dingin karena rematik atau yang lain, maka airnya dapat dihangatkan terlebih dahulu.
Tata Cara Shalat
Perhatikan gambar dan semua keterangannya sesuai dengan nomornya.
Keterangan gambar:
3) Membasuh kemaluan dan sekitarnya sampai bersih.
4) Berwudlu’ sebagaimana wudlu untuk shalat.
5) Menyiramkan air ke seluruh tubuh dimulai dari kepala bagian kanan, sambil membersihkan bagian anggota tubuh dan hati-hati jangan menyentuh kemaluan, dubur dengan kedua telapak tangan.
Bagi anda yang tidak dapat menggunakan air dingin karena rematik atau yang lain, maka airnya dapat dihangatkan terlebih dahulu.
Tata Cara Shalat
Perhatikan gambar dan semua keterangannya sesuai dengan nomornya.
Keterangan gambar:
1.Berdiri sempurna menghadap kiblat, pandangan menuju ketempat sujud.
2.Mengangkat tangan, ibu jari didekatkan ke daun telinga, telapak tangan dihadapkan ke arah kiblat jari-jari tangan jangan digenggam, tetapi juga jangan dikembangkan, seraya berucap "Allahu Akbar", takbir dan hatinya berniat (niat shalat) menunaikan shalat karena Allah Swt. sebagai awal gerakan dan bacaan ibadah shalat baik wajib demikian sunnah.
3.Bersedekap. telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri di atas dada, memulai bacaan shalat dengan doa iftitah dan seterusnya.
4.Setelah membaca surah mengangkat kedua tangan seraya berucap "Allahu Akbar”, takbir, untuk rukuk.
5.Rukuk, membungkukkan badan, punggung serata dengan kepala, kedua tangan bertelekan keduanya pada masing-masing lutut kanan dan kiri, jari mirip saat takbir.
6.Bangkit dari rukuk (i'tidal) dengan mengangkat tangan sama hal saat takbiratul ihram.
7.Berdiri sempurna sama halnya dengan sikap pada nomor 1 (satu), untuk melakukan sujud, saat awal bergerak hingga wajah sampai di tempat sujud bersamaan dengan ucapan takbir dan tidak mengangkat tangan seperti halnya saat takbiratul ihram.
8.Sujud untuk rakaat pertama, dengan meratakan mulut, hidung, alis menyentuh tempat sujud, kedua ujung jari kaki kanan dan kiri masing-masing tegak di atas tempat shalat, sehingga nampak yang sujud itu ada 7 (tujuh) yakni: muka, dua telapak tangan, dua lutut, dua ujung jari kaki.
9.Duduk antara dua sujud, posisi telapak kaki kanan tegak dengan ibu jarinya menyentuh tempat shalat dan telapak kaki kiri setengah miring mengalas pantat di atas tempat shalat, jari tangan kanan dan kiri diletakkan di atas lutut kanan dan kiri dengan ujung jari serata ujung lutut.
10.Sujud akhir rakaat pertama, posisi sama dengan nomor 8.
11.Duduk tasyahhud, tahiyat awal dengan posisi pantat dan kaki sama dengan nomor 9, tangan kanan digenggam, jari telunjuknya diacungkan, lurus dengan ujungnya serata ujung lutut, tangan kiri diletakkan di atas lutut kiri dengan ujung jari serta ujung lutut.
12.Duduk tasyahhud, tahiyat akhir dengan posisi pantat bertumpuh di atas tempat shalat, posisi kaki kanan sama dengan posisinya pada nomor 9. Dan posisi kaki kiri: lututnya agak miring ke kiri, telapaknya agak miring dan ujung (jari-jarinya) kelihatan di sebelah kanan di bawah pergelangan kaki kanan. Posisi kedua tangan sama dengan posisi keduanya pada nomor 11.
13.Setelah bacaan tasyahud, tahiyat akhir selesai: mengucapkan salam dengan sempurna dengan posisi wajah lurus ke depan sampai miring sempurna ke kanan sehingga pipi kanan dapat dilihat dengan sempurna dari belakang.
14.Setelah mengucapkan salam dengan sempurna ke kanan, wajah lurus ke depan sampai miring sempurna ke kiri sambil mengucapkan salam dengan sempurna, sebagai akhir dari semua gerakan dan bacaan shalat baik wajib demikian sunnah.
Catatan tambahan gambar dan keterangannya:
1.a. Duduk akhir rakaat pertama dengan ucapan Allahu Akbar, demikian halnya saat akhir rakaat 3.
2.a. Berdiri sempuma tidak dengan ucapan apa-apa dan tidak dengan mengangkat tangan seperti saat takbiratul ihram, demikian juga halnya saat bangkit dari rakaat ke 3 untuk ke rakaat ke 4.
3.a. Bersedekap sama halnya dengan nomor 3 di atas untuk memulai rakaat selanjutnya.
4.a. Duduk akhir untuk tasyahhud, tahiyat awal posisi sama dengan nomor 11 di atas.
5.a. Berdiri sempurna, bangkit dari tasyahhud, tahiyat awal sambil bertakbir dengan sempurna, seperti halnya saat takbiratul ihram.
6.a. Berdiri sempurna dalam bersedekap, sama halnya dengan nomor 3 di atas untuk memulai rakaat selanjutnya.
BACAAN SHALAT
1. Takbiratul Ihram:
1.a. Duduk akhir rakaat pertama dengan ucapan Allahu Akbar, demikian halnya saat akhir rakaat 3.
2.a. Berdiri sempuma tidak dengan ucapan apa-apa dan tidak dengan mengangkat tangan seperti saat takbiratul ihram, demikian juga halnya saat bangkit dari rakaat ke 3 untuk ke rakaat ke 4.
3.a. Bersedekap sama halnya dengan nomor 3 di atas untuk memulai rakaat selanjutnya.
4.a. Duduk akhir untuk tasyahhud, tahiyat awal posisi sama dengan nomor 11 di atas.
5.a. Berdiri sempurna, bangkit dari tasyahhud, tahiyat awal sambil bertakbir dengan sempurna, seperti halnya saat takbiratul ihram.
6.a. Berdiri sempurna dalam bersedekap, sama halnya dengan nomor 3 di atas untuk memulai rakaat selanjutnya.
BACAAN SHALAT
1. Takbiratul Ihram:
اللهُ أكْبَرُ
2. Doa iftitah:
اَللّهُمَّ باَعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَاياَيَ كَمَا باَعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
اَللّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.
اَللّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.
-Ya Allah jauhkan antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. - Ya Allah bersihkan aku dari dosa sebagaimana Engkau membersihkan pakaian yang putih dari kotoran. - Ya Allah basuhlah kesalahanku dengan air, embun dan es.
3. Kemudian membaca Ta’awwudz.
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Aku meminta perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk. (ini dibaca pada setiap membaca Al Fatihah dalam shalat) dan selalu dibaca dalam hati.
4. Membaca surat Al-Fatihah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧).آمِيْن
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9] (Q.S Al Fatihah (1): 1-7).
2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai[4] di hari Pembalasan[5].
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
6. Tunjukilah[8] Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9] (Q.S Al Fatihah (1): 1-7).
[1] Maksudnya: (sudah ada pada awal berwudlu).
[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
5. Kemudian membaca salah satu surah yang terdapat pada Al-Qur’an, misalnya Q.S: Al Fil, Quraisy, Al Ma’un dan sebagainya.
[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
[4] Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
5. Kemudian membaca salah satu surah yang terdapat pada Al-Qur’an, misalnya Q.S: Al Fil, Quraisy, Al Ma’un dan sebagainya.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (١)أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (٢)وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (٣)تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (٤)فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (٥)
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah[1601]?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
3. Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (Q.S Al Fil (105): 1-5).
[1601] Yang dimaksud dengan tentara bergajah ialah tentara yang dipimpin oleh Abrahah Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka'bah. sebelum masuk ke kota Mekah tentara tersebut diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.
لإيلافِ قُرَيْشٍ (١)إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (٢)فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (٣)الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (٤)
1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas[1602],
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Q.S Quraisy (106): 1-4)
[1602] Orang Quraisy biasa Mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. dalam perjalanan itu mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa-penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya. ini adalah suatu nikmat yang Amat besar dari Tuhan mereka. oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١)فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢)وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (٣)فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤)الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ (٥)الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (٦)وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (٧)
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya[1603],
7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna[1604]. (Q.S Ma’un (107): 1-7)
[1603] Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
[1604] Sebagian mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat.
6. Kemudian (rukuk perhatikan gambar 4) membaca:
اللهُ أكْبَرُ
Seraya rukuk, mengangkat kedua tangan seperti ketika takbiratul ikhram (takbir pertama) terus membungkuk, sambil membungkuk itu (rukuk) dengan membaca
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى
Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji Engkau ya Allah aku mohon ampun.
7. Kemudian: (i’tidal perhatikan gambar 6) sambil membaca
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ
Mudah-mudahan Allah mendengarkan kepada orang yang memuji kepada-Nya, ya Tuhanku dan segala puji itu bagi Engkau.
Dilanjutkan dengan doa
…اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
(MUSLIM - 733) ... Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagimu sepenuh langit dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu.
8. Kemudian membaca :
اللهُ أكْبَرُ
Bersamaan dengan melakukan sujud (sujud yang pertama). lihat gambar 7
Diwaktu sujud membaca:
Diwaktu sujud membaca:
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى
Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji Engkau ya Allah aku mohon ampun.
9. Kemudian duduk antara dua sujud (lihat gambar 9) dengan diikuti membaca:
اللهُ أكْبَرُ
Diwaktu duduk membaca:
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى
Ya Allah, ampunilah saya dan kasihanilah saya dan cukupilah saya dan tunjukkanlah saya dan berilah saya rezeki.
10. Kemudian sujud lagi (sujud kedua) dengan membaca “Allahu Akbar” serta membaca sebagaimana sujud pertama sampai sujud yang kedua ini dinamakan satu rakaat (rakaat yang pertama). Kemudian dilanjutkan dengan rakaat yang kedua. Begitu pula seterusnya.
11. Mula-mula bangun sambil membaca “Allahu Akbar” saat duduk sejenak untuk berdiri ke rakaat kedua dan tidak mengangkat tangan sebagaimana pada rakaat pertama.
Rakaat yang kedua ini caranya seperti dalam rakaat pertama. Hanya saja ketika berdiri tadi tidak membaca doa iftitah seperti dalam rakaat pertama.
12. Dalam rakaat yang kedua setelah melakukan sujud yang kedua kemudian bangkit duduk dengan membaca “Allahu Akbar” dilanjutkan dengan bacaan (At Tahiyyat Awal).
Rakaat yang kedua ini caranya seperti dalam rakaat pertama. Hanya saja ketika berdiri tadi tidak membaca doa iftitah seperti dalam rakaat pertama.
12. Dalam rakaat yang kedua setelah melakukan sujud yang kedua kemudian bangkit duduk dengan membaca “Allahu Akbar” dilanjutkan dengan bacaan (At Tahiyyat Awal).
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَ الصَّلَوَاتُ وَ الطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Segala kehormatan, Rahmat, dan kebaikan adalah bagi Allah.
Mudah-mudahan keselamatan wahai Nabi demikian juga rahmat Allah dan berkat-Nya.
Mudah-mudahan keselamatan tetap bagi kami semua dan bagi sekalian hamba Allah yang saleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah
Dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad itu hamba-Nya dan pesuruh-Nya.
Wahai Tuhan berilah keselamatan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Sebagaimana Engkau memberi keselamatan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Wahai Tuhan berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Sebagaimana Engkau memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Terpuji dan Termulia.
13. Kalau pada tahiyyat (tasyahud) awal, disambung dengan doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيراً وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ. فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Ya Allah, aku sudah banyak menganiaya diriku dan tiada dapat mengampuni dosa, selain Engkau. Maka ampunilah aku dan kasihanilah aku sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun dan Penyayang.
14. Kalau pada tahiyyat akhir (duduk tahiyyat dari rakaat yang terakhir), disambung dengan doa:
اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ, وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ, وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَمَاتِ, وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah dajjal (pengembara yang dusta)”.
15. Sesudah selesai membaca “Tathiyyat akhir” kemudian membaca salam ke kanan dan ke kiri, dengan sempurna, sebagai berikut:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ . السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
Mudah-mudahan keselamatan dan rahmat Allah tetap padamu, begitu pula berkahnya (2 X).
Sumber, Bacaan: Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar