Secara
sederhana kebahagiaan dunia dan akhirat bagi seseorang nampak, tergambar pada
keadaan sehari-harinya yakni mereka lebih nampak ketenangan jiwa dan raganya
dari pada kegelisahan. Wajah, tutur kata
dan kepribadian secara utuh senantiasa diliputi ketenangan yang tulus. Bahkan siapapun yang berhubungan urusan dengan mereka, pasti ia merasakan ketenangan tersebut.
dan kepribadian secara utuh senantiasa diliputi ketenangan yang tulus. Bahkan siapapun yang berhubungan urusan dengan mereka, pasti ia merasakan ketenangan tersebut.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
(٢٧)ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (٢٨)فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
(٢٩)وَادْخُلِي جَنَّتِي (٣٠)
27. Hai jiwa yang tenang. 28. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, 30. Masuklah ke dalam syurga-Ku.
(Q.S Al Fajr (89): 27-30).
Keyakinan
tentang kebahagiaan dunia dan akhirat tersebut yang menjadi harapan besar bagi
muslim secara terus-menerus, yang diabadikan Allah Swt. dalam Al Qur’an.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (٢٠١)
Dan
di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka"[127]. (Q.S Al Baqarah (2): 201).
[127]
Inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.
Langkah-langkah
yang pokok untuk mencapai cita-cita tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Murnikan dan kokohkan niat secara
terus menerus, melaksanakan sesuatu semata-mata karena mencari keridhaan Allah
Swt.
وَمَا
أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (٥)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus. (Q.S Bayyinah (98): 5).
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan
Allah) dan jauh dari kesesatan.
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى
اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى
مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
(BUKHARI - 52) … Rasulullah Saw. bersabda: "Semua
perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung)
apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena
dunia yang ingin dicapainya atau karena seorang perempuan yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan."
2. Menegakkan,
menjunjung tinggi ibadah shalat wajib dan shalat sunnah, sehingga ibadah shalat
berfungsi sebagai benteng atau pengaman baginya dari berbagai macam dosa dan
kesalahan. Allah menegaskan harapan tersebut di atas dengan sikap yang sesuai
syariah pada shalat yaitu ditunaikan dengan: khusyu, dipelihara, dan secara
terus-menerus.
الَّذِينَ هُمْ فِي
صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢)
(Yaitu)
orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, (Q.S Al Mu’minun (23): 2).
وَالَّذِينَ
هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (٩)
Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (Q.S Al Mu’minun (23):
9).
الَّذِينَ
هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ (٢٣)
Yang mereka itu tetap mengerjakan
shalatnya, (Q.S Al Ma’aarij (70): 23).
Muslim yakin bahwa dengan hal-hal prinsip di atas, Insya
Allah apa yang dijanjikan-Nya tentang shalat pada pelakunya mesti terjadi, atau
berfungsi.
اتْلُ مَا
أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ (٤٥)
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab
(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Ankabut (29): 45).
3. Islam
agama rahmatan lil alamiin, tidak merugikan pemeluknya, tidak mencelakakan
penganutnya. Tetapi pada kenyataannya banyak kalangan hanya memikirkan dunia, ia melalaikan pengamalan Islam dalam hidupnya,
tentu seperti itu pasti mencelakakan hidupnya di akhirat secara abadi.
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي
الآخِرَةِ إِلا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ (١٦)
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan[714]. Q.S Hud (11):16). [714] Maksudnya: apa yang
mereka usahakan di dunia itu tidak ada pahalanya di akhirat.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar