Pada umumnya menurut bahasa serakah: selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki sering disebut dengan tamak, rakus: tidak puas dengan hasil yang sudah didapatkan walau secara wajar termasuk hasil yang memuaskan, bahkan telah lebih dari yang biasanya, tetapi
Pada
umumnya menurut istilah, serakah, tamak, rakus: cinta berlebihan terhadap dunia yang meliputi: harta
benda, jabatan, wanita bagi laki-laki dan laki-laki bagi wanita dengan tidak memperdulikan
hukum atau aturan syariat Islam demikian juga aturan berbangsa dan bernegara
serta bermasyarakat yang berlaku, misalnya muslim:
1.
Qur’an dan Hadits sebagai dasar
pokok hidup yang mengantarkan muslim pada rahmatan lil ‘alamiin, mereka tidak
yakini lagi, mereka menjadikan sekedar sebagai ilmu pengetahuan, maka tidak
mengherankan jika banyak kalangan muslim yang terjebak dengan keserakahan.
2.
UUD 1945 dan Pancasila sebagai
dasar pokok hidup yang mengantarkan warga Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada kesejahteraan, keadilan dan kemanusiaan yang makmur merata, mereka tidak
yakini lagi, mereka menjadikan sekedar sebagai ilmu pengetahuan yang banyak dan
tebal dalam cetakan yang sangat bagus, disimpan sebagai dokuman kantor, maka
tidak mengherankan pula jika banyak kalangan oknum pejabat Negara yang terjebak
dengan keserakahan yang lebih dikenal dengan koruptor.
3.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga atau aturan pokok lainya sebagai
dasar pokok hidup yang mengantar warga suatu organisasi yang resmi ada di NKRI
menuju terwujudnya apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut, mereka tidak
yakini lagi, mereka hanya menyimpannya sebagai suatu dokumen kantor organisasi
yang bersangkutan dan lain sebagainya.
Syariat
Islam menjelaskan tentang kejadian manusia, bani Adam itu adalah suci, lurus, giat beramal, menuju terwujudnya rahmatan lil
‘alamiin,tetapi dinyatakan juga bahwa kebanyakan manusia tidak mengetahui,
sehingga mungkin yang tidak mengetahui itulah yang banyak terjebak dengan sifat
serakah, tamak, rakus. bakhil dan lain sebagainya.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ
اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ
الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٣٠)
Maka
hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui[1168], Q.S Ar Rum (30): 30).
[1168]
Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai
naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka
hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara
pengaruh lingkungan.
Kebanyakan
manusia tidak mengetahui yang terjebak dengan sifat serakah, tamak, rakus. Bakhil,
dengki dan lain sebagainya, sehingga mereka memperturutkan hawa nafsunya dan
mereka membuat kerusakan dengan pembunuhan sekalipun itu saudaranya sendiri (Qabil
mengulurkan tangannya untuk membunuh Habil (saudaranya sendiri) yang nyulut
petaka dunia dan akhirat, suasana hidup serupa inipun tidak mengherankan,
karena hal itu tersejarahkan sejak generasi awal manusia, anak langsung dari
Nabi Adam A.S.
فَطَوَّعَتْ
لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٣٠)
Maka
hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu
dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. (Q.S
Al Maidah (5): 30).
Bentuk-bentuk
pelanggaran yang terjadi di Indonesia diakibatkan dari keserakahan sampai
memperturukan hawa nafsu antara lain:
1.
Korupsi yang terjadi hampir merata
pada semua instansi baik pemerintah, maupun swasta.
2. Perdagangan narkotika, sabu-sabu
sekalipun sudah ada dihukum mati, tetap tersebar dari kota besar sampai pedesaan
sekalipun.
3. Pencurian, perampokan dalam
berbagai bentuknya, demikian pula adanya berlangsung dari kota besar sampai
pedesaan sekalipun.
4. Tindakan kejahatan lain lagi yang mencampur
bahan makanan, minuman dengan bahan beracun yang membahayakan kesehatan bahkan
mematikan walaupun ada yang secara perlahan-lahan tapi pasti merusak kesehatan.
Sebagai
akhir dalam uraian singkat ini diharapkan senantiasa waspada sehingga tidak terjebak
dengan pengaruh orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya, sehingga pribadi
kita utuh dalam berketetapan secara kaffah pada syariat Islam yang suci.
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الأمْرِ
فَاتَّبِعْهَا وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ (١٨)
Kemudian
Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama
itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui. Q.S Al Jatsiyah (45): 18).
Cara
waspadai serakah, tamak dan rakus antara lain:
1. Mensyukuri nikmat Allah apa adanya.
2. Kokohkan sifat ikhlas dan
rendah diri.
3. Hidup sederhana , hemat,menerima apa adanya.
4. Mengokohkan sifat kasih sayang, menolong dan lain sebagainya.
Semoga
Komentar
Posting Komentar