Bulan Ramadhan
setiap tahunnya selalu menjadi penghibur, dan kepuasan hati orang mukmin, di
dalamnya banyak keutamaan. Pahala, ampunan Allah semuanya dilipatgandakan.
Muslim pada umumnya dengan tulus hati menyambut bulan Ramadhan, mereka siap, bertekun
mengamalkan berbagai ibadah khusus di bulan Ramadhan termasuk berbagai bentuk
sedekah karena Allah Swt.
Senang berderma terlebih
pada bulan Ramadhan berarti membantu orang yang berpuasa, melakukan shalat
malam dan orang yang berdzikir agar mereka mudah dalam beramal. Menjadi keyakinan
bahwa orang yang membantu akan mendapatkan pahala seperti mereka yang beramal. Sebagaimana
Nabi Saw. bersabda tentang keutamaan orang yang memberi makan buka puasa.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ
أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya
pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa
tersebut sedikit pun juga. (H.R. Tirmidzi no. 807, Ibnu
Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, dari Zaid bin Khalid Al-Juhani. At-Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Muslim penuh
harapan untuk mendapatkan ridha Allah, sehingga kadang mereka menggabungkan
antara puasa dan sedekah.
عَنْ عَلِىٍّ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله
عليه وسلم- ) إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا
وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا (.
فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ )
لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى
لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ (
Dari ‘Ali, ia
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda sesungguhnya
di surga ada kamar yang luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan dalamnya bisa
dilihat dari luarnya. Lantas orang Arab Badui ketika mendengar hal
itu langsung berdiri dan berkata, “Untuk siapa keistimewaan-keistimewaan
tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda itu
disediakan bagi orang yang berkata yang baik, memberi makan (kepada orang yang
butuh), rajin berpuasa, dan melakukan shalat di malam hari ketika manusia
terlelap tidur. (HR. Tirmidzi no. 1984 dan Ahmad 1: 155. Al-Hafizh
Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Pengamalan
ibadah mengenai sedekah dan shalat malam disebutkan dalam hadits:
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا
يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ
Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana api dapat
dipadamkan dengan air, begitu pula shalat seseorang selepas tengah malam.
(H.R. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Abu Isa At-Tirmidzi mengatakan
bahwa hadits ini hasan shahih.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Pengamalan
ibadah puasa pasti ada cacat dan kekurangan, sedekah itulah yang menutupi
kekurangan tersebut. Oleh karenanya di akhir Ramadhan, kaum muslimin disyariatkan
menunaikan zakat fitrah. Tujuannya adalah menyucikan orang yang berpuasa.
Disebutkan dalam hadits, Ibnu Abbas R.A. berkata,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً
لِلْمَسَاكِينِ
Rasulullah Saw. mewajibkan zakat fitrah untuk
menyucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan dari kata-kata
kotor, juga untuk memberi makan kepada orang miskin. (H.R. Abu Daud
no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan).
Janji Allah Swt.
tentang balasan-Nya atas hamba-Nya yang telah melakukan kebaikan dan ketakwaan
dalam hidupnya:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا
اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (١٨)
Sesungguhnya
orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya) baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan
dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang
banyak. (Q.S. Al Hadid (57): 18).
Muslim harus
senantiasa waspada karena syaitan dalam segala bentuknya selalu siap siaga
menghalangi manusia yang akan mengerjakan berbagai kebajikan sebagai usaha
nyata dalam, mencintai, mentaati, mengharap ridha-Nya mendekatkan diri pada
Allah Swt.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ
لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (١٦)
Iblis menjawab:
"Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. (Q.S. Al A’raf (7):
16).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar