11. ANCAMAN MENDATANGI JURU NUJUM




Dalam membicarakan judul di atas terlebih dahulu dikemukakan tentang muslim yakni orang yang: bertaqwa, beriman, percaya kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezeki, kitab (Al Quran), adanya (kehidupan) akhirat, mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung, karena memperoleh kebahagiaan di dunia terlebih kebahagiaan secara abadi di akhirat.


Pedoman hidup dan kehidupan muslim senantiasa berdasar pada Qur’an dan Hadits serta peraturan (pemerintah) yang cocok dengan Qur’an dan Hadits.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An Nisa (4): 59).
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا، كِتَابَ اللهِ
وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan sesat selama-lamanya yaitu: Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya. (Hadist Riwayat Malik secara mursal (Al-Muwatha, juz 2, hal. 999).

Dengan keterangan di atas maka, jelas yang mengambil sandaran atau pedoman hidup selain berpedoman pada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), serta peraturan (pemerintah) yang cocok dengan Qur’an dan Hadits, orang tersebut sesat dan menyesatkan menurut ajaran Islam. Orang itu demikian keadaannya karena kemungkinan besar dikendalikan oleh hawa nafsunya sehingga ia berpaling pada pengaruh tukang ramal, dukun, jin dan lain sebagainya. Perlu dipahami kapan ada keraguan pada syariat Islam terlebih jika takut kepada jin, thagut. Maka jin, thagut akan sewenang-wenang dan melampaui batas dalam mempermainkan manusia yang bersangkutan.
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا (٦)
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan [1523] kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Q.S. Al Jin (72): 6). [1523] Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap kuasa di tempat itu.

Allah menjelaskan bahwa dalam kehidupan manusia hanya ada dua kepemimpinan yakni:
1.    Kepemimpinan Allah, syariat Islam,
2.    Kepemimpinan thagut, syaitan dan semacamnya, kepemimpinan yang kedua ini adalah mutlak memusuhi kepemimpinan yang pertama (Kepemimpinan Allah, syariat Islam) sampai terjadi hari kiamat, walaupun ancaman terhadap mereka adalah mereka penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya, namun mereka tidak sadar, mereka takut kepada jin, maka jin akan sewenang-wenang dan melampaui batas dalam mempermainkan manusia.
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٢٥٧)
Allah pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al Baqarah (2): 257).

Orang yang terbawa oleh pengaruh kepemimpinan thagut, syaitan dan semacamnya, sudah jelas merugi, mungkin di dunia, (mereka dapat sembunyi dimata sesama manusia) dan yang pasti dia sendiri menyaksikan kerugiannya adalah di akhirat, tempatnya neraka dan mereka kekal di dalamnya. Petunjuk Allah sangat jelas tetapi karena nafsu ia melawan aturan dengan sekuat tenaga yang dimiliki, kelemahan pimpinan mereka (thagut) dijelaskan Allah Swt.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ (٧٣)
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (Q.S. Al Hajj (22): 73).
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Siapa yang mendatangi tukang ramal (dukun) dan bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam. (H.R. Muslim)
 مَنْ أَتَى كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang dikatakannya, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad. (H.R. Ahmad dan Ashabus Sunan. Hadits ini dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 3047 dan al-Irwa')

Semoga.

Komentar