Dalam membicarakan
judul di atas terlebih dahulu dikemukakan tentang muslim yakni orang yang: bertaqwa,
beriman, percaya kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian
rezeki, kitab (Al Quran), adanya (kehidupan) akhirat, mereka itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung, karena
memperoleh kebahagiaan di dunia terlebih kebahagiaan secara abadi di akhirat.
Pedoman hidup
dan kehidupan muslim senantiasa berdasar pada Qur’an dan Hadits serta peraturan (pemerintah) yang cocok
dengan Qur’an dan Hadits.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي
شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)
Hai orang-orang
yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An Nisa (4): 59).
تَرَكْتُ
فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا، كِتَابَ اللهِ
وَسُنَّةَ
نَبِيِّهِ
Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, jika kalian
berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan sesat selama-lamanya yaitu:
Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya. (Hadist Riwayat Malik secara mursal
(Al-Muwatha, juz 2, hal. 999).
Dengan keterangan di atas maka, jelas yang
mengambil sandaran atau pedoman hidup selain berpedoman pada Allah (Al Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya), serta peraturan
(pemerintah) yang cocok dengan Qur’an dan Hadits, orang tersebut sesat dan menyesatkan menurut ajaran
Islam. Orang itu demikian keadaannya karena kemungkinan besar dikendalikan oleh
hawa nafsunya sehingga ia berpaling pada pengaruh tukang ramal, dukun, jin dan
lain sebagainya. Perlu dipahami kapan ada keraguan pada syariat
Islam terlebih jika takut kepada jin, thagut. Maka jin, thagut akan
sewenang-wenang dan melampaui batas dalam mempermainkan manusia yang
bersangkutan.
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإنْسِ يَعُوذُونَ
بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا (٦)
Dan
bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan [1523]
kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan. (Q.S. Al Jin
(72): 6). [1523] Ada di antara orang-orang Arab bila
mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka minta perlindungan kepada jin
yang mereka anggap kuasa di tempat itu.
Allah menjelaskan bahwa dalam kehidupan
manusia hanya ada dua kepemimpinan yakni:
1.
Kepemimpinan Allah, syariat Islam,
2. Kepemimpinan
thagut, syaitan dan semacamnya, kepemimpinan yang kedua ini adalah mutlak
memusuhi kepemimpinan yang pertama (Kepemimpinan Allah, syariat Islam) sampai terjadi
hari kiamat, walaupun ancaman terhadap mereka adalah mereka penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya, namun mereka tidak sadar, mereka takut kepada jin, maka jin
akan sewenang-wenang dan melampaui batas dalam mempermainkan manusia.
اللَّهُ
وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ
كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ
أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٢٥٧)
Allah pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang
kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada
cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah
penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya. (Q.S. Al Baqarah (2): 257).
Orang yang terbawa oleh pengaruh kepemimpinan
thagut, syaitan dan semacamnya, sudah jelas merugi, mungkin di dunia, (mereka dapat
sembunyi dimata sesama manusia) dan yang pasti dia sendiri menyaksikan kerugiannya
adalah di akhirat, tempatnya neraka dan mereka kekal di
dalamnya. Petunjuk Allah sangat jelas tetapi karena nafsu ia melawan aturan
dengan sekuat tenaga yang dimiliki, kelemahan pimpinan mereka (thagut) dijelaskan Allah Swt.
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ
شَيْئًا لا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ (٧٣)
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka
dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain
Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka
bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah
dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (Q.S. Al Hajj (22): 73).
مَنْ
أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ
لَيْلَةً
Siapa yang
mendatangi tukang ramal (dukun) dan bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka
tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam. (H.R. Muslim)
مَنْ أَتَى
كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا
أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Siapa yang
mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang dikatakannya,
maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad. (H.R.
Ahmad dan Ashabus Sunan. Hadits ini dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahih
al-Targhib wa al-Tarhib, no. 3047 dan al-Irwa')
Semoga.
Komentar
Posting Komentar