Agama Islam sempurna, mencakup umum dan mudah
syariatnya. Kemudahan syariat Islam,
menghalalkan semua makanan dan minuman yang mengandung maslahat dan
manfaat bagi badan, jiwa maupun akhlak manusia. Sebaliknya, Allah mengharamkan
semua makanan dan minuman yang menimbulkan mudharat atau yang mengandung
mudharat lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini untuk menjaga kesucian dan
kebaikan hati, akal, dan jasad manusia.
1.
Muslim, makanan bukan sekedar
pengisi perut dan penyehat badan saja, sehingga diusahakan harus sehat dan
bergizi, tetapi di samping itu juga harus halal. Halal zat makanan itu, tidak
termasuk makanan yang diharamkan oleh Allah, halal cara, proses mendapatkannya
sesuai syariat Islam. Bukan dengan menipu atau menzhalimi, termasuk bukan
dengan cara memaksa dan lain sebagainya.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا
فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُبِينٌ (١٦٨)
Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al Baqarah (2): 168).
Pada ayat yang
lain Allah tegaskan dengan tambahan bersyukurlah yakni kita pahami baik-baik apa
kandungannya, bagaimana cara menyimpannya, dan memakannya yang sesuai takaran kesehatan
sehingga betul-betul membawa manfaat banyak pada yang bersangkutan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا
مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
(١٧٢)
Hai orang-orang
yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah. (Q.S. Al Baqarah (2): 172).
2. Muslim, berkewajiban senantiasa memperhatikan kehalalan dan
keharaman makanan dan minuman yang menjadi kewajiban pokok setiap hari. Dalam
keterangan berikut adalah yang menyangkut bahan pangan yang haram.
Bangkai, daging babi atau darah yang mengalir karena najis,
kotor, menjijikkan, dan dapat mengganggu kesehatan. Demikian juga darah yang
sudah membeku, dijadikan makanan dan diperjualbelikan. Adapun darah yang
melekat pada daging halal, boleh dimakan karena sulit dihindari, binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah, sembelihan yang
halal hanya empat macamnya yakni niat sembelih untuk: 1) lauk pauk, 2) akikah,
3) kurban, 4) dam, khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah termasuk perbuatan syaitan, jauhilah.
قُلْ لا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ
مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا
أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ
فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٤٥)
Katakanlah:
"tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepada-Ku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -karena sesungguhnya semua
itu kotor- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa
yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang". (Q.S. Al An’am (6): 145).
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ
الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلا
عَادٍ فَلا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٧٣)
Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. Tetapi barangsiapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Baqarah (2): 173). [108] Haram juga menurut ayat ini
daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut
pula nama selain Allah.
Tambahan
dalil haramnya tentang khamar, segala yang memabukkan, harus dijauhi.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ
وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
(٩٠)
Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [434], adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (Q.S. Al Maidah (5): 90). [434] Al Azlaam: anak panah yang belum pakai bulu. Orang
Arab jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah
mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya: mereka ambil tiga
buah anak panah yang belum pakai bulu. Setelah ditulis masing-masing yaitu
dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa,
diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Kakbah. Bila mereka hendak
melakukan sesuatu, maka mereka meminta supaya juru kunci Kakbah mengambil
sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. Kalau
yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulang sekali
lagi.
Keterangan
hadits tentang yang memabukkan, khamar dan wajib dijauhi.
كُلُّ
مُسْكِرٍ حَرَامٌ، وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ
Semua yang memabukkan adalah haram,
dan semua khamar adalah haram. (H. R. Muslim).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar