Shalat adalah ibadah yang agung,
ibadah yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam, Dia adalah ibadah yang terpenting setelah
syahadatain, termasuk rukun Islam. Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma berkata:
Rasulullah Saw. bersabda:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima (landasan): persaksian
tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (H.R.
Al-Bukhari no. 7 dan Muslim no. 19)
Dalam hidup dan
kehidupan muslim ibadah shalat adalah hal penting, utama dan secara jelas
diperintahkan, sehingga merupakan kewajiban bagi setiap muslim senantiasa
memerintahkan pula kepada keluarganya atau kepada siapa saja yang dapat dia
perintah untuk mendirikan ibadah shalat tersebut. Perintah mendirikan ibadah
shalat tersebut, lebih tepat dan efektif jika yang memerintahkan terlebih
dahulu menunjukkan contoh yang dimaksud.
وَأْمُرْ
أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ
وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (١٣٢)
Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa. (Q.S. Thaha
(20): 132).
Menegakkan, menjunjung tinggi ibadah shalat wajib dan shalat sunnah, sehingga ibadah shalat berfungsi sebagai benteng atau pengaman baginya dari berbagai macam dosa dan kesalahan. Allah menegaskan harapan tersebut di atas dengan sikap yang sesuai syariah pada shalat yaitu ditunaikan dengan sebaik-baiknya secara sempurna termasuk thaharah meliputi: mandi wajib, wudhu dan tayyammum semuanya ditunaikan dengan: khusyu, dipelihara, dan secara terus-menerus.
الَّذِينَ
هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢)
(Yaitu) orang-orang yang khusyu' di dalam shalatnya, (Q.S. Al Mu’minun (23): 2).
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى
صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (٩)
Dan orang-orang yang memelihara
shalatnya. (Q.S. Al Mu’minun
(23): 9).
الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ
دَائِمُونَ (٢٣)
Yang
mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.
(Q.S. Al
Ma’aarij (70): 23).
Muslim
yakin bahwa dengan hal-hal prinsip di atas, insya Allah apa yang dijanjikan-Nya
tentang shalat pada pelakunya mesti terjadi, atau berfungsi dan keberuntungan yang mesti membahagiakan dunia
terlebih kelak secara abadi di akhirat.
اتْلُ
مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ (٤٥)
Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Qur’an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Al Ankabut
(29): 45).
Tetapi muslim harus waspada karena mungkin saja ada
yang mengaku Islam tetapi ternyata ia meninggalkan
shalat 5 waktu -atau salah satunya- dengan sengaja karena malas maka, mereka memperturutkan
hawa nafsunya, mereka termasuk kufur.
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (٥٩)إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئًا (٦٠)
59.
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,
60. Kecuali orang
yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan)
sedikitpun, (Q.S. Maryam (19): 59-60).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar