Usaha mewujudkan
keindahan dunia dan akhirat sebagai balasan ridha Allah atas ketulusan menolong,
memberi sesuatu yang bermanfaat kepada yang membutuhkan sebagai berikut:
1. Semakin
tinggi nilai kualitas dan kuantitas pemberian yang dilandasi niat karena Allah,
demikian juga balasan ridha dari Allah Swt.
رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا
لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
(BUKHARI - 1) … Rasulullah Saw. bersabda:
Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung)
apa yang diniatkan …
2..Tangan memberi yakni orang yang menyerahkan sesuatu kepada
yang dipandang membutuhkannya, tangan atau orang yang diberi. Sesuatu atau
barang pemberian itu mesti mengandung nilai manfaat, kegunaan bagi yang diberi.
لَنْ
تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ
فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (٩٢)
Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q.S. Ali Imran (3): 92).
3. Muslim yakin mengamalkan kasih sayang, saling memberi
adalah sifat yang dipuji oleh Rasulullah Saw. disediakan balasan yang sangat
memuaskan oleh Allah Swt.
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى
وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ
(MUSLIM – 1715…Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang
di bawah. Tangan
di atas adalah tangan pemberi sementara tangan yang di bawah adalah tangan
peminta-minta.
4. Muslim yakin memberi sangat indah sehingga
jadi pokok bahwa bagaimana berusaha, bekerja sedemikian tekun, ulet dan penuh
kesabaran, ketahanan agar pribadi memiliki sesuatu yang dapat lebih dari yang
dibutuhkan akhirnya punya kelonggaran untuk memberi misalnya: infak, hibah, sedekah,
wasiat, zakat dan lain sebagainya.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥)إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ
يُسْرًا (٦)
5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al
Insyirah (94): 5-6).
5. Memberi merupakan
suatu sifat yang sangat menguntungkan dalam hidup sebagai makhluk sosial dan hamba Allah Swt. suatu kewajiban senantiasa diamalkan baik dalam hidup pribadi, keluarga, lingkungan
demikian juga dalam wilayah yang
lebih besar misalnya, yang dicontohkan antara kaum Anshar (umat Islam yang telah menetap di Madinah) dengan kaum Muhajirin (umat Islam yang telah menyertai Rasulullah
Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah).
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ
وَالإيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ
فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ
كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ (٩)
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman
(Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas
diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan
itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al Hasyr (59):9, )
6..Dengan kesabaran,
keuletan menyiapkan sesuatu yang halal dan baik untuk memenuhi kebutuhan
pribadi, keluarga serta membantu memenuhi kebutuhan saudara-saudara yang
membutuhkan pertolongan, pemberian, maka Allah Swt. menyediakan balasan yang
sangat memuaskan dunia dan akhirat. Sebagai akhir, bahwa sungguh luar biasa
balasan ridha Allah, atas muslim yang penuh tulus, ulet, sabar dalam
membelanjakan hartanya di jalan Allah dengan memberi.
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ
مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
(٢٦١)
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah [166] adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (Q.S. Al Baqarah (2): 261). [166]
Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan
jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan
lain-lain.
7. Keterangan
ayat yang lain, tentang balasan muslim yang ulet, sabar berusaha dan menolong, memberi
dengan barang yang berguna.
أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا
وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلامًا (٧٥)خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا
وَمُقَامًا (٧٦)
75.
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga)
karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan
selamat di dalamnya, 76. Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat
menetap dan tempat kediaman. (Q.S. Al Furqan (25): 75-76).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar