8. MEMBINA KESADARAN DIRI SENDIRI



Membina kesadaran diri sendiri sangat penting bagi setiap pribadi, lebih khusus bagi muslim, muslimah, untuk hal ini dikemukakan beberapa cara, proses  menuju pengamalan membina kesadaran diri sendiri sebagai berikut:

1.        Dzikir, mengingat Allah tidak terikat waktu, tempat, dapat dilakukan kapan saja, baik pagi, siang, sore, ataupun malam hari, inilah kelebihan dzikir dibandingkan dengan ibadah lain. Berdzikir efektif, tepat sebagai satu usaha membina kesadaran diri sendiri.
a)      Perbanyak, senantiasa berdzikir kepada Allah Swt. bahkan tidak perlu dibatasi dengan jumlah tertentu, pokoknya sebanyak-banyaknya sesuai kemampuan yang ada.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (٤١)
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. (Q.S. Al Ahzab (33): 41).
b)      Muslim berdzikir, mengingat Allah dalam semua keadaan yang ia sanggupi. Hal ini perlu dipahami bahwa ternyata berdzikir itu tidak hanya dalam bentuk ucapan saja.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran (3): 190-191).
c)      Muslim lebih memaksimalkan lagi amalan berdzikirnya saat menunaikan ibadah haji dan umrah, sehingga dapat dipahami jika mereka lebih maksimal dalam kemandirian ketakwaannya.  
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي
يَوْمَيْنِ (٢٠٣)
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang [128]. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, … (Q.S. Al Baqarah (2): 203). [128] Maksud dzikir di sini ialah membaca takbir, tasbih, tahmid, talbiah dan sebagainya. beberapa hari yang berbilang ialah tiga hari sesudah hari raya haji yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Hari-hari itu dinamakan hari-hari tasyriq.




Nabi Saw. bertalbiyah dengan tauhid, yaitu:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ. )رواه مسلم(
"Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan hanyalah kepunyaan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu". (HR Muslim).
2.  Sering mengadakan koreksi terhadap diri sendiri, kita periksa apa yang sedang kita rencanakan, apa sudah betul, atau masih perlu perbaikan, penyempurnaan, karena semua hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan ridha Allah Swt. agar bahagia dunia dan terlebih kelak abadi di akhirat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr (59): 18).
3.    Memahami, meyakini dan mengamalkan amalan saling menolong pada kebaikan, ketakwaan dan menjauhi saling menolong pada dosa, permusuhan. Amalan, ibadah tersebut merupakan pondasi membangun menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bahkan  menuju terwujudnya negara yang makmur penuh kasih sayang dan ampunan  Allah Swt.
         وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢)
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al Maidah (5): 2).
4.      Muslim bersegera mengadakan perbaikan, bertobat saat menyadari ada kesalahan, dosa yang ia telah lakukan, mungkin karena tidak sengaja atau memang  ia tidak ketahui adanya dosa itu dalam suatu usaha, apalagi jika usaha tersebut termasuk usaha bersama.
إِلا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
رَحِيمٌ (٨٩)
Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan [211]. karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ali Imran (3): 89). [211] Mengadakan perbaikan berarti berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan.

Semoga.


Komentar