Membina
kesadaran diri sendiri sangat penting bagi setiap pribadi, lebih khusus bagi
muslim, muslimah, untuk hal ini dikemukakan beberapa cara, proses menuju pengamalan membina kesadaran diri
sendiri sebagai berikut:
1.
Dzikir, mengingat Allah tidak
terikat waktu, tempat, dapat dilakukan kapan saja, baik pagi, siang, sore,
ataupun malam hari, inilah kelebihan dzikir dibandingkan dengan ibadah lain. Berdzikir
efektif, tepat sebagai satu usaha membina kesadaran diri sendiri.
a) Perbanyak, senantiasa berdzikir kepada
Allah Swt. bahkan tidak perlu dibatasi dengan jumlah tertentu, pokoknya sebanyak-banyaknya
sesuai kemampuan yang ada.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا
اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (٤١)
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. (Q.S. Al Ahzab
(33): 41).
b)
Muslim berdzikir, mengingat Allah dalam
semua keadaan yang ia sanggupi. Hal ini perlu dipahami bahwa ternyata berdzikir
itu tidak hanya dalam bentuk ucapan saja.
إِنَّ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي
الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا
بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
190.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran (3):
190-191).
c)
Muslim lebih memaksimalkan lagi
amalan berdzikirnya saat menunaikan ibadah haji dan umrah, sehingga dapat
dipahami jika mereka lebih maksimal dalam kemandirian ketakwaannya.
وَاذْكُرُوا
اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي
يَوْمَيْنِ
…(٢٠٣)
Dan berdzikirlah
(dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang [128].
Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, … (Q.S. Al
Baqarah (2): 203). [128] Maksud dzikir di sini ialah
membaca takbir, tasbih, tahmid, talbiah dan sebagainya. beberapa hari yang
berbilang ialah tiga hari sesudah hari raya haji yaitu tanggal 11, 12, dan 13
bulan Dzulhijjah. Hari-hari itu
dinamakan hari-hari tasyriq.
Nabi Saw. bertalbiyah dengan tauhid, yaitu:
لَبَّيْكَ
اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ
وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ. )رواه مسلم(
"Aku penuhi panggilan-Mu ya
Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, tiada sekutu
bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan
hanyalah kepunyaan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu". (HR Muslim).
2. Sering mengadakan koreksi terhadap diri
sendiri, kita periksa apa yang sedang kita rencanakan, apa sudah betul, atau
masih perlu perbaikan, penyempurnaan, karena semua hal tersebut bertujuan untuk
mendapatkan ridha Allah Swt. agar bahagia dunia dan terlebih kelak abadi di akhirat.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨)
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr (59): 18).
3. Memahami, meyakini dan mengamalkan amalan
saling menolong pada kebaikan, ketakwaan dan menjauhi saling menolong pada dosa,
permusuhan. Amalan, ibadah tersebut merupakan pondasi membangun menuju terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bahkan menuju terwujudnya negara yang makmur penuh
kasih sayang dan ampunan Allah Swt.
…وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢)
Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat
siksa-Nya. (Q.S. Al Maidah (5): 2).
4. Muslim bersegera mengadakan perbaikan, bertobat saat
menyadari ada kesalahan, dosa yang ia telah lakukan, mungkin karena tidak
sengaja atau memang ia tidak ketahui
adanya dosa itu dalam suatu usaha, apalagi jika usaha tersebut termasuk usaha
bersama.
إِلا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا
فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
رَحِيمٌ (٨٩)
Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu
dan mengadakan perbaikan [211]. karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Q.S. Ali
Imran (3): 89). [211] Mengadakan perbaikan berarti berbuat
pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dan
kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar