Jujur yang dilandasi
keikhlasan karena Allah Swt. membuahkan orang hidup bahagia, dunia dan akhirat.
Manfaat kejujuran dan bahaya kebohongan yang insya Allah akan dipetik di
dunia dan terlebih kelak di akhirat secara abadi antara lain:
1. Jujur mengantarkan pelakunya pada derajat tertinggi, bohong menurunkan
derajat.
2. Jujur melahirkan ketenangan,
bohong melahirkan kekacauan.
3. Jujur disukai semua manusia,
bohong dibenci semua manusia.
4. Jujur mengantarkan pada
keberkahan, bohong mengantarkan pada kerugian.
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (٤٥)
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat)
mata air-mata air (yang mengalir). (Q.S. Al Hijr (15): 45).
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ
أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٣٩)
Adapun
orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al Baqarah (2): 39).
Kejujuran wajib menjadi harapan, dambaan
setiap muslim. Jika kejujuran
mewarnai kehidupan setiap muslim, niscaya kebaikan akan menerangi dunia.
Muslimin, pelaku kejujuran adalah calon-calon penghuni surga, tempat
kebahagiaan abadi yang jauh lebih baik, lebih sempurna dari dunia. Pembohong,
munafiq adalah calon-calon penghuni neraka di akhirat yang jauh lebih
menyengsarakan daripada kesusahan di dunia.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا
مَعَ الصَّادِقِينَ (١١٩)
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar. (Q.S. At Taubah (9): 119).
Begitu
pentingnya kejujuran, kebenaran, keislaman, sehingga seakan Allah melarang
seseorang mati kecuali mereka telah yakin bahwa ia telah menyerahkan hidup dan
mati semata-mata kepada Allah Swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلا تَمُوتُنَّ
إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (Q.S. Ali Imran (3): 102).
Kejujuran
itu tuntutan setiap fitrah manusia. Sebaliknya, setiap fitrah pasti membenci
kedustaan dan perbuatan zhalim. Jika dusta dan kezhaliman mewabah, maka yang
terjadi adalah musibah, di dunia dan siksa di akhirat.
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ،
وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ(وفى
رواية لمسلم: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ( حَتَّى يَكُوْنَ صِدِّيْقًا. وَإِنَّ الْكَذِبَ
يَهْدِى إِلَى الْفُجُوْرِ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ
الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ(وفى رواية لمسلم: وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ)
حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً. رواه البخاري ومسلم
Sesungguhnya
kejujuran akan membimbing menuju kebaikan, dan kebaikan akan membimbing menuju
surga. Sesungguhnya seseorang akan bersungguh-sungguh berusaha untuk jujur,
sampai akhirnya ia menjadi orang yang benar-benar jujur. Dan sesungguhnya
kedustaan akan membimbing menuju kejahatan, dan kejahatan akan membimbing
menuju neraka. Sesungguhnya seseorang akan bersungguh-sungguh berusaha untuk
dusta, sampai akhirnya ia benar-benar tertetapkan di sisi Allah sebagai
pendusta. (H.R. Bukhari dan Muslim. Lafal di atas adalah lafal Bukhari).
Muslim punya
kewajiban tentang dakwah, panggilan menuju
kejujuran, kebaikan, tetapi jika yang didakwah tetap membangkang, muslim lepas tanggung
jawab atas kezhaliman mereka tersebut sebagaimana yang berlaku bagi Muhammad
Saw.
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلا
تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ
الْجَحِيمِ (١١٩)
Sesungguhnya
Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (Q.S. Al Baqarah (2):
119).
Di dalam
berbagai penjelasan -baik ayat Al-Qur’an maupun hadits-, selalu saja sifat kaum
munafiqun dikaitkan dengan kebiasaan berdusta. Berdusta merupakan sifat utama
kaum munafiqun.
إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا
نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ
يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ (١)
Apabila
orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya
kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang
munafik itu benar-benar orang pendusta. (Q.S. Al Munafiqun (63):1).
Semoga.
Komentar
Posting Komentar